Chapter 11

5.2K 506 23
                                    

"Ke-kerusakan.. jan-jantung?? Solma.."

Jungkook menutup matanya, mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Ini kali ketiga Jungkook mendengarnya. Meski sudah ketiga kalinya, tapi Jungkook selalu meneteskan air mata. Kenyataan yang terlalu pahit yang harus di lupakan. Seberapa keras pun Jungkook melupakannya, kenyataan itu pasti akan kembali terbuka.

"Kau pasti bercanda kan, Woonu hyung? Mana mungkin Jungkook mengalami itu. Dia pasti hanya kelelahan." Elak Mingyu.

"Yang di katakan Woonu hyung memang benar, Mingyu-ya." Jungkook akhirnya ikut berbicara. Mingyu menatap Jungkook tak percaya.

"Aniya. Woonu hyung, kau pasti salah melakukan pemeriksaan. Tolong periksa ulang, Woonu hyung." Minta Mingyu.

"Mingyu, geumanhae! Semua benar! Tidak ada yang salah! Pemeriksaan itu sudah di lakukan tiga bulan lalu, sesuai dengan prosedur. Dan aku memang sudah di diagnosis kalau jantungku mengalami kerusakan dan sudah parah." Jelas Jungkook dengan nafas terengah-engah, karena menahan emosinya.

Mingyu tak bisa berkata-kata lagi. Hilang seperti di telan bumi. Tanpa Mingyu sadari, air matanya sudah mengumpul di sudut matanya dan sudah jatuh bebas membasahi pipinya. Jungkook berusaha menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah didepan Mingyu dan Woonu. Ini sudah menjadi jalannya, jadi untuk apa ditangisi? Itu tak berguna.
.
.
.
Mingyu duduk termenung di sofa kamar Jungkook. Jungkook hanya menatap sendu Mingyu. Dua namja itu diselimuti kebisuan selama beberapa menit. Hingga lenguhan Jungkook membuat kesadaran Mingyu kembali.

"Emh.." tangan kanan Jungkook sudah memegang dada kirinya. Ia memejamkan matanya ketika rasa sakit di dadanya mulai terasa. Rasa sakitnya sudah tidak separah waktu itu, tapi bisa membuat Jungkook mengkerutkan keningnya.

"Jungkook-ah, neo gwenchana?" Mingyu menghampiri Jungkook. Tatapan yang awalnya kosong kini menjadi cemas.

"Gwenchana. Hanya sedikit sakit saja." Ucap Jungkook, dengan menampilkan senyumnya.

"Ah, aku akan panggilkan Woonu hyung."

"Aniya. Nan gwenchana. Aku ingin kau disini saja." Ucap Jungkook sambil menahan tangan Mingyu yang hendak pergi. Mingyu kembali mendudukkan dirinya, kini di kursi dekat ranjang Jungkook. Mingyu masih menatap cemas Jungkook.

"Aish, jangan menatapku seperti itu. Aku akan terlihat menyedihkan dimatamu." Ucap Jungkook, dengan nada mengejek.

"Kenapa kau menyembunyikannya?" Tanya Mingyu, yang otomatis membuat Jungkook menatap bingung.

"Kenapa kau menyembunyikan sakitmu? Apa ada yang mengetahuinya selain diriku dan Woonu hyung?" Tanya Mingyu, lagi.

"Namjoon hyung. Dia juga mengetahuinya. Tapi, dia tidak tau kalau aku berada di rumah sakit sekarang. Dan sebaiknya dia tak perlu tau." Ucap Jungkook dengan menampakkan senyumnya.

"Wae? Bukankah lebih baik dia mengetahuinya?" Mingyu menatap Jungkook penuh tanya.

"Dia sedang ada di Jepang untuk karantina perlombaan basket yang mewakili Korea Selatan. Aku tak ingin membuatnya cemas karena aku masuk rumah sakit. Bisa-bisa latihan Namjoon hyung terganggu karena memikirkan diriku." Jelas Jungkook.

Mingyu menatap tak percaya sosok namja di hadapannya ini. Meski tubuhnya tengah sekarat, ia masih memikirkan orang lain. Berpura-pura baik didepan orang lain, agar mereka tak cemas. Mingyu menjadi kagum dengan sosok Jungkook yang tak ingin membuat orang lain susah.

"Sebenarnya, aku juga tak ingin kau mengetahuinya. Tapi aku tau, kau tipikal orang yang keras kepala. Kau tidak akan menyerah jika belum mendapatkan apa yang kau inginkan. Dan aku harap kau menyembunyikan kondisi ku dari siapapun, terutama Taetae hyung." Ucap Jungkook yang membuat Mingyu sedikit tersentak.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang