Chapter 9

4.9K 499 12
                                        

Jungkook berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan jalan yang terburu-buru. Pertemuan yang tak sengaja dengan Mingyu, membuat Jungkook harus menghindar dari Mingyu. Jungkook tak ingin Mingyu mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya. Jungkook tau jika Mingyu adalah adik sepupu dari Woonu. Jungkook berharap Woonu akan bungkam dari Mingyu.

Jungkook berjalan keluar dari rumah sakit. Ia hendak pulang kerumah, mengingat hari sudah sore dan dirinya belum memasak makanan dirumah.

Sret!

Tangan Jungkook ditarik oleh seseorang dan di bawa ke sebuah tempat yang sepi. Masih di rumah sakit, Jungkook dibawa ke sebuah tempat yang sedikit sepi. Sosok itu melepaskan tangan Jungkook dan menatap Jungkook penuh tanya.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau sakit?" Tanya sosok pelaku penarikan Jungkook, yang ternyata Mingyu.

"A-aniya. Aku hanya ingin bertemu dengan Woonu hyung, itu saja." Ucap Jungkook, berbohong. Jungkook hanya berharap Mingyu tidak menanyakan yang lebih dalam lagi.

"Untuk apa bertemu dengan hyung sepupuku? Hanya orang sakit yang menemuinya." Ucap Mingyu. Jungkook hanya terdiam mendengar perkataan Mingyu. Memang benar, hanya orang sakit yang menemui Woonu. Dan Jungkook merupakan orang sakit itu.

"Mian, Mingyu-ya. Aku harus segera pulang, hyungku dirumah sedang menungguku." Ucap Jungkook kemudian berlari meninggalkan Mingyu. Jungkook tak peduli dengan Mingyu yang terus berteriak memanggil namanya.
.
.
.
Cklek!

Jungkook menghela nafas lega setelah masuk kedalam rumahnya. Diluar sedang hujan, dan terpaksa Jungkook harus basah kuyup karena menerobos hujan. Ia tak mungkin harus berteduh sedangkan hari sudah beranjak gelap. Keadaan rumah sangat sepi ketika Jungkook pulang. Taehyung tak terlihat keberadaanya di rumah.

"Apa Taetae hyung belum pulang?" Tanya Jungkook entah pada siapa.

Jungkook merogoh ponselnya, mencari kontak yang hendak di hubunginya. Setelah menemukannya, Jungkook menempelkan benda balok itu ketelinganya.

"Yeoboseyo, Namjoon hyung.." Ucap Jungkook setelah panggilannya diangkat oleh di penerima.

"Yeoboseyo, Jungkook-ah. Waeyo?"

"Ah, aku ingin bertanya hyung. Apa Taetae hyung ada bersamamu?"

"Oh, si Taetae.. dia ada disini bersamaku dan yang lainnya. Wae? Apa dia tidak memberitaumu kalau dia ada acara di rumah Seokjin hyung?"

"Ah, mungkin dia lupa hyung. Ya sudah hyung, aku hanya menanyakannya karena dirumah sangat sepi ketika aku pulang."

"Ah, begitu. Oh ne, kalau kau lapar masaklah ramyeon yang ada di lemari atas. Tadi aku membelikan cukup banyak untuk kalian berdua."

"Ah, gomawo hyung. Ya sudah aku tutup telponnya."

Pip!

Jungkook mengakhiri panggilannya dan merebahkan diri di sofa. Ah.. begitu nyaman. Tubuh Jungkook rasanya sangat lelah. Padahal ia hanya ke rumah sakit dan itu naik bus, tapi badannya lelah sekali. Sepertinya tidur merupakan pilihan yang terbaik. Tapi, sebelum itu, Jungkook harus mengisi perutnya yang sudah demo minta diisi.

Jungkook berjalan kedapur. Ia mengambil ramyeon di lemari, seperti perkataan Namjoon tadi. Jungkook mulai berkutik dengan alat masaknya.
.
.
.
Pagi hari yang cerah menyambut namja kelinci yang tengah berjalan di koridor sekolah. Hari ini Jungkook berangkat pagi, karena ingin berkunjung terlebih dahulu di ruang musik. Ia ingin memainkan gitar lagi. Padahal baru kemarin ia memainkannya, dan sekarang Jungkook ingin memainkannya lagi.

Cklek!

Jungkook membuka pintu ruang musik. Mata Jungkook menatap Irene yang berada disana. Duduk di depan piano. Sepertinya ia tengah memainkan piano.

Sayonara, Hyungie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang