Namjoon sedari tadi hanya berdiri dan berjalan mondar-mandir di depan ruang ICU. Ia terlihat sangat tidak tenang. Pikirannya terus memikirkan namja kelinci yang saat ini tengah berada di dalam ruang mengerikan dihadapannya itu.
"Namjoon-ah, tenanglah. Duduklah sebentar, sedari tadi kau hanya berjalan mondar-mandir kesana kemari." Seokjin berkata, melihat Namjoon sedari tadi berjalan tak jelas.
"Aku mencemaskan Jungkook, Seokjin hyung. Ini sudah sangat lama. Hampir tiga jam kita disini, tapi Woonu hyung belum juga keluar." Ucap Namjoon dengan nada cemas. Ia masih berjalan mondar-mandir.
"Tenanglah, aku yakin Jungkook akan baik-baik saja. Dia pasti tak apa-apa." Ucap Seokjin, mencoba menenangkan Namjoon. Namjoon hanya menghela nafas rendah, mendengar perkataan Seokjin.
Dia tak baik-baik saja, Seokjin hyung. Dan dia tidak akan pernah baik-baik saja.
Cklek!
"Hah.." Woonu keluar dari ICU dengan menghela nafas rendah. Terlihat dengan jelas wajahnya yang begitu lelah. Namjoon segera menghampiri Woonu.
"Bagaimana keadaan Jungkook, hyung?" Tanya Namjoon dengan nada cemas.
"Hah.. kami bisa menanganinya. Jantungnya tidak terlalu parah seperti waktu itu. Hanya lambungnya yang bermasalah." Jelas Woonu. Namjoon menghela nafas lega, karena tak ada yang perlu di cemaskan sekarang.
"Tapi, hyung bilang, tidak seperti waktu itu, memangnya ada apa dengan Jungkook waktu itu?" Tanya Namjoon, bingung.
"Apa Mingyu tidak memberitaumu?" Tanya Woonu, ikut bingung.
"Ani. Mingyu tak mengabari apapun padaku waktu aku di Jepang." Ucap Namjoon.
"Anak itu benar-benar! Hah.. waktu kau berada di Jepang, Mingyu menghubungiku. Dia berkata kalau Jungkook tengah sekarat. Kami segera membawanya ke rumah sakit." Jelas Woonu. Namjoon memperhatikan secara seksama apa yang dikatakan Woonu.
"Keadaan Jungkook waktu itu, membuat semua dokter di sini menjadi panik. Jungkook sempat kehilangan detak jantungnya beberapa detik. Untung saja kami berhasil membuat jantungnya kembali berdetak. Jika telat sedikit, maka Jungkook tidak bisa di selamatkan." Woonu mengakhiri penjelasannya.
Tubuh Namjoon merosot setelah mendengar penjelasan dari Woonu. Ia tak mengira jika keadaan begitu buruk ketika ia berada jauh darinya. Jika tau akan seperti itu, Namjoon akan memilih untuk tetap di Seoul menjaga Jungkook.
Woonu menepuk pundak Namjoon, mencoba membuat namja itu tenang. Woonu mengundurkan diri dari hadapan Namjoon dan teman-temannya.
Seokjin, Jimin dan Yoongi menenangkan Namjoon yang sudah menangis. Ini kali kedua Namjoon menangis karena Jungkook. Dan ini pertama kalinya Namjoon menangis didepan teman-temannya.
Taehyung.. dia semakin membatu di tempatnya. Pikiranya berjalan dengan sangat lamban. Mendengar semua pembicaraan Namjoon dan dokter itu, membuat jalan pikiran Taehyung menjadi sangat lamban. Berbagai pertanyaan berputar-putar, membuat Taehyung bingung hendak mengatakan apa. Pertanyaan yang ada di benaknya, kini susah untuk di katakan.
.
.
.
Hari sudah malam, Seokjin, Jimin dan Yoongi memutuskan untuk pulang. Namjoon dan Taehyung masih duduk di depan ruang ICU. Tak ada yang membuka suara diantara dua mahluk itu. Namjoon masih bergelut dengan pikirannya. Sedangkan Taehyung, ia masih bingung dengan kondisi saat ini."Apa yang sebenarnya terjadi, hyung?" Tanya Taehyung, kemudian. Taehyung memecah keheningan antara dirinya dan Namjoon.
"Apa pedulimu?" Tanya Namjoon, balik. Nada bicara Namjoon menjadi lebih dingin.
"Katakan, hyung. Apa yang sebenarnya terjadi pada Jungkook?" Tanya Taehyung lagi.
"Apa pedulimu terhadap Jungkook? Bukankah kau selalu tak peduli dengannya?" Ucap Namjoon dengan dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/90090008-288-k57387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayonara, Hyungie [END]
Teen FictionHidup hanya sebentar, kita hidup hanya satu kali. Kita tak bisa mengulang waktu yang sudah berlalu. Untuk itu, jangan pernah menyia-nyiakan waktu yang kau miliki. Tak semua orang dapat mendapatkan kesempatan kedua untuk menikmati hidup. Seperti ha...