Nine

21 4 0
                                    

Aku meremas jari-jari tanganku karena gugup saat memasuki sebuah gerbang batu besar yang merupakan pintu masuk utama dari New York State of University. Aku sangat kaku dan gerogi melihat lingkungan kampus yang sudah lama kuidam-idamkan ini. Banyak para mahasiswa dan siswi yang berlalu lalang. Beberapa dari mereka ada yang menyadari keberadaanku dan yang lainnya sama sekali tidak sadar akan keberadaanku. Aku berjalan lurus mencari-cari ruangan yang tertera pada formulir pendaftaran dimana aku harus menemui Mr. Brian O'Sean yang bertanggung jawab atas pendaftaran ini.

Menarik nafas panjang dan perlahan kuhembuskan lewat mulut. Aku masih terbayang wajah Ayah tadi yang baru saja kuantar kebandara bersamaan dengan Bibi dan Pamanku. Rasanya, mataku ini masih basah sebab air mata yang kuteteskan ribuan kali bahkan semalam aku tidur didalam pelukan Ayah malahan kami sibuk mengobrol daripada tertidur.

Terlepas dari Ayah. Aku berpapasan dengan seorang wanita dewasa yang memakai pakian blazer abu-abu dan rambutnya yang ditata rapih keatas dan kutebak wanita ini adalah salah satu staff atau mungkin dosen disini. Jadi, dengan segala hormat aku akan bertanya kepadanya.

"Permisi, boleh aku minta bantuan?"

Wanita itu menghentikan langkahnya. Wajahnya datar tanpa ekspresi hingga membuatku kebingungan. "Apa yang bisa kubantu, nona?"

"Aku ingin bertemu dengan Mr. Brian O'Sean dan memberikan formulir ini." Ucapku sembari menyodorkan formulir miliku.

Wanita tanpa ekspresi itu mengambil formulirku dan melihatnya secara sekilas. "Baiklah. Formulirmu kusimpan dan ikut denganku menemui Mr. O'Sean." Aku mengangguk paham dan berjalan mengekor kepadanya melintas disepanjang koridor NYSU yang padat oleh para mahasiswa dan siswi.

Dari keramaian aku melihat sosok yang tidaklah asing bagiku. Aku menyipitkan kedua mataku untuk memastikan apa benat aku mengenal orang itu namun sebelum aku melihat orang itu dengan jelas wanita itu malah berbelok masuk kedalam suatu ruangan. Sial, aku sangat penasaran dengan orang itu.

"Silahkan masuk kedalam." Menurut, aku masuk kedalam ruangan berpintu kaca itu dan menjumpai seorang pria yang tidak terlalu tua sedang membaca berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya dengan kacamat bergaris hitam yang tersemat dimatanya itu.

Aku berdeham. "Selamat pagi."

Pria itu menoleh dan tersenyum padaku dan dari sini aku bisa menilai bahwa pria ini ramah. "Ah, Selamat pagi. Silahkan duduk." Aku menarik kursi dan mendaratkan bokongku disana. "Bagaimana kabarmu? Um, Selena? Bagaimana kabarmu, Selena?"

Aku tersenyum canggung pada pria didepanku itu. "Baik. Kau bisa panggil aku dengan nama Sally, Pak."

Pria itu tertawa kecil. "Baiklah. Aku suka nama panggilan, itu membuat kita terdengar lebih akrab. Jadi, Sally. Jurusan apa yang kau inginkan?"

Jujur saja pria ini agak aneh. Aku berusaha bersikap normal. "Kurasa aku tertarik pada jurusan pisikologi."

Mr. Brian O'Sean mengerucutkan bibir dan menganggukan kepalanya. "Boleh aku ketahui mengapa kau memilih jurusan itu?"

Aku berdeham. "Aku suka mempelajari karakteristik orang lain dan aku suka mendengarkan cerita orang lain dan membaca kepribadian dari orang itu sendiri."

Pria itu kembali mengangguk. "Baiklah. Jadi, kau akan memilih pisikologi." Aku mengangguk. "Baiklah. Melihat dari nilai akhirmu disekolahmu kurasa kau berhak masuk jurusan ini. Sally, kau bisa memulai kuliahmu besok dan kau bisa mengambil jadwalmu dari Tyanna, wanita tanpa ekspresi didepan itu." Aku hampir melepaskan tawaku saat Mr. O'Sean menyebut Tyanna sang wanita itu dengan sebutan yang sama sepetiku.

Berdiri dari kursiku. "Terima kasih atas bantuan anda, Pak."

**

KNOCKED | ON HOLD📌Where stories live. Discover now