FE - 6

484 161 39
                                    

Tiga bulan kemudian...

Ariska dan teman-temannya sekarang berpisah karena Ariska sekolah di SMA  Majah Pahit bersama Shenna, tetapi beda kelas. Mereka jarang bermain, mungkin sibuk adalah salah satu alasannya.

Salma dan Selma memilih mondok, dan Melody memilih sekolah swasta. Ariska sangat merindukan mereka, sungguh.

Gadis itu ingin bermain dengan mereka lagi, bercanda tawa bersama. Tapi sangat susah untuk kumpul lagi tidak seperti dulu. Memang benar, sulit untuk kita menghargai waktu yang ada.

Bahas soal Rycki, gadis itu tidak mengetahuinya. Tapi dengar-dengar, Rycki pindah sekolah sekaligus pindah rumah, ikut Papanya.

Sebelum Ariska tidak melihat cowok itu lagi, Rycki menelponnya. Sama seperti waktu itu, nomernya di privasi. Ariska mendengar suaranya dari seberang sana di terpa angin malam.
"I will come back." Ariska sempat mendengar hembusan nafas Rycki sangat kasar sebelum mengatakan itu.

Ariska hanya diam pada saat itu, tidak tahu harus bicara apa dengannya.
Mungkin setelah Rycki yakin tidak ada jawaban apapun dari Ariska, cowok itu kembali bicara.
"Take care of health." lalu Rycki memutuskan sambungannya.

Pikiran Ariska benar-benar kosong, dengan cepat gadis itu menggelengkan kepala lalu berjalan menuju kamar mandi. Ariska mencuci muka dan memperhatikan wajahnya lekat-lekat di kaca.

"Gue gak ngelakuin hal yang salah."

***

Hari ini hari terakhir Ariska menjalani MOS. Bel istirahat telah berbunyi tiga menit yang lalu. Ia enggan untuk memulai bicara kepada siswa-siswi di kelas ini. Itu lah Ariska, seseorang yang tidak ingin memulai terlebih dahulu. Gadis itu memilih di dalam kelas saja bersama buku kosong untuk dicoret-coret, menggambar pemandangan yang sangat tidak jelas. Lagi pula Ariska tidak memiliki teman–belum akrab ke teman-teman baru.

Murid di kelas Ariska sangat nakal, baru kelas 10 sudah berani merokok di dalam kelas. Jangan salahkan jika gadis itu merasa risih dengan keadaan seperti ini, sejak kecil ia tidak pernah bermain dengan segerombolan bad boy seperti di novel-novel.

Ariska sangat penat berada di kelas ini. Ia beralih melihat ke arah jendela ramai anak kelas 11 dan 12, mungkin mereka ingin melihat-lihat anak kelas 10 yang baru. Itu yang ia lihat sekarang.

Lalu Ariska mengambil ponsel untuk-sebenarnya hanya memencet tombol menu saja berkali-kali. Tidak ada notif dari siapapun. Memang dari dulu seperti itu kondisi ponselnya. Tidak bernyawa atau gimana?

Ariska membuang nafas dengan kasar, matanya tertuju pada cowok yang sedang mengintip di jendela kelasnya, Ariska rasa dia sedang mencari temannya.

Tunggu.

Dia orang yang dulu bertemu dengannya di SMP 1 Cendrawasih.

Cowok itu memakai seragam pramuka.

Ariska bisa melihat mata cowok itu yang menurutnya sangat indah. Entah perasaan apa ini, Ariska sangat senang sekali bertemu dengannya. Walaupun gadis itu tahu dia tidak mungkin mengenalinya.

Ariska langsung membuka diarynya dan menulis :

Hari ini kedua kalinya aku ketemu dia.

Lengkungan dibibir Ariska tertera jelas setelah ia menulis kalimat itu. Ketika Ariska menoleh ke arah cowok tadi, dia sudah tidak ada diluar sana.

"Mata gue salah ngeliat gak sih?"
Ariska sangat berharap semoga yang tadi dirinya lihat khayalan semata.

Faded ExpectationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang