Hari pertandingan..
Ariska dan mereka yang ikut pertandingan hari ini sudah berada di SMP 1 Cendrawasih, mereka berangkat pada pukul 06.30 WIB.
Ariska sudah siap untuk bertanding melawan SMP 1 Cendrawasih, SMP 2 Cendrawasih dan lima SMP lainnya.
Hari ini gadis itu terlihat bersemangat—mungkin. Lawan mereka bisa dibilang tidak terlalu besar, tapi Bu Endang pernah bilang kalau kelincahan dan kekuatan itu tidak dilihat dari fisiknya. Bisa jadi seorang yang kecil itu tenaganya kuat dan sangat lincah, begitu pun sebaliknya belum tentu seorang yang badannya besar itu kuat.
Yang bertanding bukan hanya voli, tapi juga silat, tari, futsal, bulu tangkis, tenis meja, renang, dan sepak takraw.
Sekolah di sini sudah terlihat rapih. Sebelum memulai perlombaan mereka semua upacara untuk memberi tahu pentunjuk, perkenalan, dan tempat-tempat perlombaan.
Setelah itu mereka berdoa menurut agama dan kepercayaan masing masing. Kemudian pemanasan, dan lomba baru akan dimulai. Sebenarnya cukup lama pertandingan akan segera di mulai.Ariska menatap lingkungannya, kemudian tersenyum. "Semoga berhasil." gumamnya.
"Aduh deg deg-an gue." Alya menutup wajahnya.
Bu Endang menatap mereka, "Ayo, kalian pasti bisa." Mereka balas dengan anggukan mantap.
Sebelum giliran mereka yang dipanggil mereka mencari kelemahan lawan. Sebenarnya agak beruntung mendapat giliran di pertengahan. Beberapa ada yang tidak bisa servis dan ada juga yang tidak bisa passing atas dan bawah.
Ariska dkk tambah yakin kalau mereka bisa memenangkan perlombaan ini. Tidak ada hentinya berdoa untuk mendapatkan hasil yang baik.
"Selanjutnya SMP 4 Cenderawasih dan SMP 3 Cenderawasih." ucap panitia.
Pikiran mereka hanya tertuju bagaimana agar bisa mengalahkan lawan yang ada di hadapannya saat ini. Mereka sudah memasuki lapangan dengan ekspresi yang berbeda-beda. Shenna terlihat sangat gugup. Ariska tidak bisa berhenti tersenyum saat matanya tertuju kepada seorang yang berada di bawah pohon.
Peluit sudah berbunyi pertanda bahwa pertandingan akan dimulai.
Disisi lain Rycki menarik kaus kakinya yang perlahan mulai menurun. Memasang ancang-ancang untuk menerima kok dari lawan. Keringatnya meluncur bebas di dahi laki-laki itu. Pikiran Rycki sangat fokus, tidak seperti Rycki yang menjengkelkan. Dia harus menampilkan yang terbaik demi nama sekolahnya.
***
Pertandingan volly dimenangkan oleh SMP 4 Cenderawasih. Teriak bahagia terdengar di telinga Ariska, walaupun hanya melawan SMP tetangga tetapi gadis itu senang. Bahkan sangat senang.Mereka berpelukan di tengah lapangan sembari melompat-lompat. Kemudian Ariska dan yang lain duduk di depan kelas yang ada di SMP 1 Cendrawasih.
"Alhamdulillah." ucap Shenna yang tiada hentinya memamerkan giginya.
Ariska tidak kalah senang dengan Shenna. "Iyaa." ucapnya bahagia sambil mengusap keringat.
"Perjuangan gak sia-sia ya, walaupun panas-panasan kalau hasilnya begini mah gak rugi." kata Aliv–ikut bertanding.
"Iya lah, ini juga berkat kerja sama tim kita." Ariska menatap teman-temannya satu per-satu.
"Kompak terus ya!" ucap Shenna yang di balas anggukan oleh mereka.
Sekarang ini Ariska baru menyadari kalau mereka bisa seserius ini, mempunyai jiwa kekompakan dan yang terpenting tidak egois. Selanjutnya untuk mempersiapkan diri untuk 2 hari lagi menuju ke babak final, yang diadakan di SMA 1 Gotong Royong. Mungkin besok mereka akan lebih gugup. Tapi keyakinan tetap tidak akan berubah. "Kami harus menang. Harus merebut piala itu. Harus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faded Expectations
Fiksi RemajaAriska mengusap air mata yang masih tersisa diwajahnya. "Ryck," panggil Ariska. Rycki menoleh, mencoba menutupi rasa khawatir kepada gadis itu. "Ke-kenapa Anrez," Ariska menyeka air matanya yang hendak keluar lagi. "gak s-su-ka sama g-gue?" Suaranya...