FE - 14

21 3 2
                                    

Sudah 15 menit Rangga menunggu Ariska di kantin. Hanya ingin perkenalkan mereka lebih jauh–itu yang diucapkan Rangga.

Rangga menopang dagunya, tatap matanya tidak lepas dari jam tangan.

Ancang-ancang menghilangkan kegugupan, cowok itu meregangkan tangannya.

"Hei!"

Rangga tersentak dan langsung menoleh, "H-hei." ucapnya ragu.

"Udah lama ya? Sorry, tadi banyak banget tugasnya." keluh Ariska.

Rangga menggeleng dengan cepat dan dibantu dengan kedua tangan seperti menolak. "Nggak kok, gue juga baru dateng." sanggahnya.

Ariska hanya tersenyum dan mengangguk.

"Lo belum makan?"

"Udah," jawab Rangga singkat.
"Kemarin." lanjutnya.

Lalu diisi dengan kekehan mereka berdua.

"Gimana kalo soto?" Ariska menawarkan.

"Boleh,"
"Gue pesen dulu, ya?" lanjutnya.

"Gue aja." sanggah Ariska.

Tanpa kata-kata lagi Rangga langsung memesan 2 mangkuk soto dan 2 botol air mineral.

Tak perlu menunggu lama, cowok itu datang dengan sebuah nampan di tangannya yang diatasnya terdapat pesanan mereka.

Ariska membantu menurunkan soto dari nampan itu dan air mineral.
"Cocok lo jadi pelayan." Ariska terkekeh.

Rangga hanya terkekeh, tidak tahu harus merespon seperti apa.

Setelah itu keduanya mulai menyantap makanan masing-masing, sesekali Ariska melemparkan sebuah lelucon.

Disela-sela percakapan itu, Erica dan Fany datang.

"Wuih, udah ganti pasangan." ejek Fany.

Rangga menoleh ke arah Fany, namun bukan Fany yang Rangga lihat, melainkan Erica.

Rangga menghembuskan nafas.

"Gue gabung ya?" pinta Fany.

Erica berdeham untuk mencairkan suasana agar tidak terlalu kaku.

Ariska menggeserkan tubuhnya, "Boleh lah, kenapa nggak." balasnya.

"Ah, jutek banget mukanya." batin Ariska sambil menatap Erica.

Fany menatap Erica, "Ric, kok diem ah elah gak asik." gerutunya.

"Gue laper, jadi gak mood." balas Erica seadanya.

Fany membelakkan mata, "Tadi lo udah makan somay, cireng, cimol, roti, sama bekal anak cupu itu dan lo masih bilang laper?!" fitnah Fany.

"Fan, lo–"

"Wah gila lo lama-lama Ric, dasar perut karet!"

Erica berdecak, "Elo yang gila." ucapnya sambil menatap Rangga.

Rangga hanya fokus pada makanan di hadapannya.

Erica memejamkan matanya lalu membuang nafas.

"Oiya, tadi Erica punya tebak-tebakan!" ucap Fany semangat kepada Ariska dan Rangga.

Keduanya hanya memiringkan kepala dan menaikkan kedua alis.

"Roy Kiyoshi kalo gak percaya jadi apa?" tanyanya.

Ariska mengerutkan dahi sambil terkekeh.
"Roy Kiyoshi temen sekelas lo?" tanyanya polos.

"Ah elah, lo gak tau? Yang sering ada di tv itu, anak indigo." jelasnya.

Faded ExpectationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang