Pagi ini tidak seperti biasa nya bagi Adrian, Biasanya setiap ia membuka matanya ia pasti sudah mencium aroma masakan dari arah dapur , karna Nadira perempuan itu pasti bangun terlebih dahulu dari nya, namun pagi ini tidak ada aroma yang menusuk penciuman Adrian
Adrian hendak menyikap selimut nya, namun diurungkan nya karna ia merasa ada sebuah tangan yang memeluk pinggang nya , dan dilihatnya lah bahwa Nadira yang memeluk pinggang nya, ia melupkan fakta bahwa tadi malam Nadira meminta tidur di kamarnya
Adrian menatap Nadira lekat-lekat dan tangan nya mulai bergerak merapikan rambut Nadira yang sedikit menutupi wajah perempuan itu
"kalo lagi anteng gini lo cantik , cantik banget malahan ""gue tau kok, Yan "guman Nadira tiba-tiba dengan mata yang masih tertutup lalu menarik selimut dan berbalik membelakangi Adrian
Adrian terkejut melihat Nadira yang masih bisa saja mendengar suaranya
Adrian tersadar , dilihat nya jam yang berada di atas nakas, yang sekarang jarum jam nya sudah berada di angka tujuh
"Ra,bangun ntar telat ini udah jam tujuh lo "ujar Adrian sambil mencoba membalikan badan Nadira
"gue males sekolah "jawab Nadira lalu meringkuk kan badan nya dalam selimut
"lah kenapa tumben males-malesan gini sih "gumam Adrian lalu bangkit dari ranjang nya ingin mengambil handuk yang tersampir di dekat pintu kamar mandi, baru saja Adrian ingin membuka knop pintu kamar mandi namun ia kalah cepat Nadira mendahului nya masuk ke dalam kamar mandi
'huek... huek...huek'
Dari luar Adrian bisa mendengar Nadira yang muntah-muntah di dalam sana "Ra , lo kenapa? "Adrian yang meneriaki Nadira dari luar kamar mandi
Nadira membalas teriakan Adrian "gue ngga papa Adri--huek"
"lo bener-bener ngga papa Ra? " teriak Adrian sambil mencoba membuka knop pintu kamar mandi namun nilil kamar mandi Nadira kunci dari dalam
"iya gue ngga papa, dari pada lo teriak-teriakan kaya ema-ema disitu mending lo bikinin gue makanan gue laper "cerocos Nadira
"gue masak apa, gue ngga bisa masak Ra "
"teserah lo, pokonya gue mau makan, gue laper "
**
Sekarang Adrian terlalu sibuk memasak bubur di atas pantry, ya Adrian hanya bisa memasak bubur, itu pun dulu sekali, saat ia SMP saat ibu dan ayahnya terlalu sibuk bekerja dan Asisten rumah tangga nya waktu itu sedang libur pulang kampung
Nadira tersenyum melihat Adrian yang sekarang sibuk memasak di atas pantry,bisa-bisa nya ia menyuruh seorang badboy memasak, Nadira berjalan mendekat ke arah Adrian lalu memeluk pinggang Adrian dari belakang
"gue ngga suka bubur Yan "
"tumben banget lo meluk-meluk gue gini "kata Adrian berbalik menghadap ke Nadira
"gue suka meluk lo ,meluk lo itu kaya meluk teddy bear di kamar gue "Nadira mengeratkan pelukan nya
"kalo lo, kekencengan meluk, gue ngga bisa nafas lo ra "gumam Adrian mencoba melonggar kan pelukan Nadira
Bukan nya ikut melonggarkan pelukan nya, Nadira malah mempererat pelukan nya,
"well anything for you " pasrah Adrian
Ia tidak tau lagi bagaimana ia bernafas setelah ini namun belum terhitung beberapa menit Nadira melepas kasar pelakukan nya dan kembali berlari menuju kamar mandiDari dapur Adrian bisa mendengar teriakan Nadira yang muntah kembali
'huek...huek...huek"
Adrian sangat mencemaskan Nadira setelah meletakan bubur yang sudah ia masak tadi di atas meja Adrian lalu pergi menyusul Nadira , saat sudah berada di depan pintu kamar mandi Adrian melihat Nadira yang keluar dengan langkah lemah dan dengan wajah yang pucat
"astaga Ra, muka lo pucat banget kita ke dokter ya "cemas Adrian sambil memegang bahu Nadira
Nadira menarik nafas nya pelan "gue ngga mau Yan, gue ngga papa kok, paling cuma masuk angin biasa besok pasti udah sembuh "
"gue ngga mau tau ,poko kita harus ke dokter, gue khwatir tau ngga "Adrian yang tetap keras pada pendirian nya
***
"Anda siapa nya Ibu Nadira? " tanya dokter bernametag Ryan itu kepada Adrian yang sedang duduk di kursi penunggu yang disediakan di depan ruangan
Adriam segera berdiri dihadapan dokter Ryan " Saya suaminya dok "
Dokter terdiam sebentar mencoba mencerna jawaban Adrian tadi
"dok kenapa ngelamun " kata Adrian sambil menjentikan jarinya di depan wajah dokter ryan
Dokter Ryan tersentak "eh----jadi kamu betul Suami Ibu Nadira ?"
Adrian menarik nafasnya "saya beneran suami nya dok, dokter kira saya supirnya apa"
"maaf saya hanya kaget sebab kalian masih muda ,jadi begini Ibu Nadira sekarang sedang hamil,kandungannya diperkirakan berumur 3minggu, jadi tolong di jaga pak, jangan melakukan pekerjaan yang berat-berat " jelas dokter Ryan
Adrian tersenyum lebar "Nadira hamil ya dok ,makasih ya dok saya bakal jaga Nadira ko dok "
Dokter Ryan berjabat tangan dengan Adrian "Selamat ya pak, sebentar lagi anda akan menjadi seorang ayah "
***
"gue ngga nyangka Ra, gue bakal punya anak "
"Anak kita nanti cowo atau cewek ya Ra? "
"atau mungkin juga twin "
"aaa gue ngga bisa bayangin gimana nanti kalo gue punya anak "
Adrian sedari tadi tidak berhenti menyunggingkan senyumnya, dan selalu mengoceh tentang anaknya, sedangkan Nadira hanya diam melihat keluar jendela dengan pandangan kosong
"Ra kenapa sih lo, kaya ngga seneng gitu kita punya anak " kata Adrian yang sedari tadi sudah mencuri - curi pandang ke arah Nadira
"gue takut aja "jawab Nadira tanpa mengalihkan pandangannya dari luar jendela
Kening Adrian berkerut " takut? why? "
Nadira menghela nafasnya dan menyandarkan kepala nya di sandaran yang berada di kursi penumpang "gue takut setelah anak ini lahir, lo bakal ambil anak ini terus cerai-n gue"
Adrian menepekan mobilnya setelah menepikan mobilnya Adrian memegang bahu Nadira "denger ya Ra, gue tau pernikahan kita ngga didasari sama cinta, tapi dengan berjalanan nya waktu gue yakin cinta itu bakal hadir di tengah-tengah kita, dan yang harus lo tau gue ngga akan pernah cerain lo karna gue ngga mau anak kita kaya gue yang ngga dapet kasih sayang dari orang tua nya, yang harus rela orang tua nya cerai gue ngga mau ,gue ngga mau hal yang pernah gue alamin bakal anak gue alamin juga nanti nya, udab cukup gue aja yang ngalamin hal kayak gini, anak gue ngga usah "
Mendengar apa yang Adrian ungkapkan Nadira langsung memeluk Adrian "gue harap lo tepatin janji lo Yan "
***
Nadyayudi
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionIni bukan seperti kisah percintaan anak remaja di teenfic lainya, tapi ini tentang dua anak remaja yang terjebak dalam satu kejadian yang membuat satu nyawa hadir dalam hidup mereka Highest rank : 58 in teenfiction(30-04-2017) ...