Semua wanita hamil pasti memiliki sebuah hasrat ingin memakan sesuatu, atau menyuruh orang-orang disekitarnya melakukan hal-hal aneh yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, mungkin lebih nyaman menyebutnya dengan kata ngidam, dan hal yang disebut ngidam itu tidak luput dari kehamilan Nadira.
"Adrian!"Merasa nama nya dipanggil Adrian pun menolehkan kepala ke arah orang yang memanggilnya
"Apa?"
"gue pengen ke pasar malam."
"di deket sini ngga ada pasar."
"Dideket rumah gue dulu ada pasar malam Yan, kalo abang rifqi ada waktu luang gue sering diajak kesana."
"udah malem ah, lu ngga baek keluar malem."
"yah! Lu mah gitu ngga asik banget jadi cowo, untung aja gue ngajak lu kepasar malam, bukan ke mall atau cafe-cafe kek anak jaman sekarang itu, duit lu ngga bakal abis juga ko buat beli jajanan di pasar malam."
Oke, Adrian menyerah pada bujuk rayu gadis ini, entah kenapa Adrian selalu tidak tega untuk tidak mengabulkan permintaan gadis ini,
Bagi Adrian mengabulkan permitaan gadis ini adalah suatu keharusan, Karna itu juga kemungkinan keinginan calon anaknya yang berada di rahim Nadira
"Yaudah, Ambil sana jaket lo jangan pake baju ama celana pendek masuk angin tau rasa lo, gue juga ntar yang repot."
Dengan gerakan cepat Nadira berlari ke kamar nya untuk mengganti pakaian nya,
Nadira memakai setelan baju tidur bermotif panda berwarna biru malam dengan baju tangan hingga siku dan celana panjang hingga mata kaki, yang dilapisi dengan jaket hitam-putih nya, cukuplah untuk Nadira ,Toh hanya kepasar malam saja Nadira tidak perlu repot untuk memilih baju,Sedangkan Adrian hanya memakai celana pendek berwarna hitam serta kaus polos berwarna putih.
"Lama banget sumpah." kata Adrian yang sudah berkacak pinggang di depan pintu Apartement
Nadira hanya menyengir dan mendahului Adrian berjalan di koridor Apartemen
"cewe emang ngga pernah punya rasa bersalah ya ?"
Adrian hanya menghembuskan nafas nya lalu mengunci pintu Apartement nya dan segera menyusul Nadira yang sudah berjalan mendahuluinya.***
"Lama banget ngga kesini." jerit Nadira histeris
"iye lama banget kayanya, sampe lo jerit-jerit kaya orang gila gitu, ngga nyadar orang-orang pada ngeliatin lo."
"Biarin aja ngga peduli gue, yang jelas gue laper pengen makan bakso nya bang mamat."Kata Nadira menarik paksa Adrian untuk menuju lapak bang mamat berjualan
Sekarang Adrian tau bahwa Nadira bukan lah gadis yang peduli akan apa yang dikatakan orang lain terhadapnya.
"Bang 2 porsi kek biasa ya!"kata Nadira kepada tukang bakso yang bernama mamat itu
"siap neng!"
"sini Yan, duduk sini!"kata Nadira sambil menepuk-nepuk bangku di sebelah nya
"Lu sering ya kesini ?"
"dulu waktu gue ama abang rifqi masih kecil-kecil ampir tiap hari kesini berdua doang lagi, Ayah gue sibuk banget kerja dan itu si Bunda tiri ngga pernah mikirin gimana kita, dari pada di rumah di kacangin gue ama abang setiap malem kesini, trus waktu abang udah mulai sibuk ama tugas sekolah jarang banget mentok-mentok seminggu sekali kesini."
Adrian hanya mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti dengan apa yang diucapkan Nadira.
"lama banget neng ngga kesini biasanya sering-sering aja kesini" kata bang mamat sambil menyodorkan dua buah mangkok bakso.
Adrian mengaduk-aduk kuah bakso nya dengan wajah sok polos dan santainya "dia keknya ngidam bang, udah dibilangin ngga baik juga masih aja ngeyel."
Bang mamat mengerutkan keningnya tanda heran "emang neng Nadira ya, Den? " tanya nya kepada Adrian
"iya bang kalo orang hamil minta-minta ampe melas-melas apalagi kalo bukan ngidam, dan untung aja saya ini suami yang pengertian jadi saya iya-in aja "
"Ema lu ngidam makan ember ya, jadi nih mulut anaknya mirip banget ama ember."
"Lah terus, apa kabar ama Ema lu yang ngidam batu jadi anak nya kerasan kepala banget kaya batu."
"Bacot monyet."
"Lu upilnya."
"Lu eeq nya."
"Jorok..ih sumpah."
***
Nadira menyengrit bingung saat Adrian memberhentikan mobilnya pada parkiran supermarket yang berdekatan dengan pasar malam tadi "Loh ko berenti di sini yan?""Masuk aja dulu, gue mau beli sesuatu." jawab Adrian sambil membuka pintu mobil
Nadira hanya diam tidak mengikuti Adrian ke luar dari mobil
"Oi Ra, ngapain lo masih diem disitu?"
"Lo yang mau beli kan, yaudah sana lo aja sendiri, gue malas banget turun."
Bukan nya Nadira malas hanya saja Ia mempunyai perasaan yang tidak enak untuk masuk ke dalam supermarket itu.
"Ngga ada males-malesan deh Ra, gue bukan cowo romantis yang bukain pintu mobil buat cewenya."
"Najis ergh..siapa juga mau lo bukain pintu."
"Yaudah, makanya elo turun juga dong."
Nadira mendengus kuat sambil membuka pintu mobil, Nadira bisa digolongkan perempuan cuek dan keras kepala, Nadira sangat tidak perduli dengan siapapun atau apapun disekitarnya namun jika Ia sudah peduli sangat sulit untuk membuatnya berpaling dan Nadira juga tidak pernah mau melakukan hal yang tidak diinginkannya,
Dulu waktu Nadira menjalani Masa Orientasi Siswa ketika baru masuk SMA pun ia pernah menjambak rambut kaka kelas yang saat itu mendapingi kelasnya, karna sang kaka kelas yang seingatnya bernama Ratu itu menyuruh nya menyanyi di depan kelas dengan alasan yang tidak logis yaitu karna Nadira mempunyai wajah yang mirip dengan Penyanyi Idola Ratu yang Nadira pun tidak tau namanya.
Namun berbeda sekarang entah apa, kenapa, dan mengapa Nadira pasti selalu menuruti apa yang Adrian katakan.
Adrian berhenti ketika matanya tak sengaja menangkap sebuah rak yang berisi jejeran kotak susu untuk Ibu hamil "Kayaknya anak gue harus dapat asupan gizi yang cukup deh."
"Vanila? Coklat? Stoberi?" tanya Adrian pada Nadira
"Vanila aja."
"Eh, tapi mau coklat juga gue."
"Yaudah, Ambil aj----."
"Nadira!"
Belum sempat Adrian melanjutkan ucapan nya karna Adrian mendengar suara berat dari arah belakang nya dan Nadira.
Nadyayudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionIni bukan seperti kisah percintaan anak remaja di teenfic lainya, tapi ini tentang dua anak remaja yang terjebak dalam satu kejadian yang membuat satu nyawa hadir dalam hidup mereka Highest rank : 58 in teenfiction(30-04-2017) ...