HAPPY READING
"Kayaknya gue harus kerja deh."
Ucap Adrian mantapYa, Adrian harus bekerja, karna memang sepatutnya seperti itu kan?
Biaya hidup selama kurang lebih empat bulan bersama Nadira cukup menguras tabungannya, Biaya konsultasi ke dokter kandungan beserta beberapa vitamin yang harus ditebusnya di apotik, untuk memenuhi kebutuhan dapurnya dan Nadira, dan untuk uang saku dan untuk mengisi bahan bakar minyak, dan segala keperluan lainya semua itu menguras tabungan Adrian, dan Adrian tidak bisa terus-menerus mengandalkan tabungannya karna sudah pasti nanti akan habis, karna tabungan Adrian hanya tabungan anak sekolah yang pas-pas-an saja, Sedangkan Papanya? Adrian bisa saja meminta uang kepada Ayahnya, but now, tidak mungkin lagi Adrian meminta kepada Papanya karna ia mempunyai sudah mempunyai tanggung jawab sendiri sekarang dan kewajibannya juga kan menafkahi Nadira yang Notabennya sekarang Istrinya."Hah?, Gue gak salah denger kan?" tanya Nadira cepat
"Gak kok, lo ngg a salah denger gue beneran mau kerja."
"Kalo lo ngga ada uang buat keperluan kita sehari-hari, gue bisa aja minta ama Ayah, lo fokus aja ke sekolah."
"Ngga ada, ngga ada. Gak boleh minta ama ayah atau siapa-pun." kata Adrian lalu menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya "Gue emang harus kerja, karna gue kepala keluarga disini dan membiayai kehidupan lo adalah kewajiban gue bukan lagi kewajiban ayah, gue bakal cari kerjaan sampingan setelah pulang sekolah."
"Tapi lebih baik lo gausah kerja deh, ntar kecapean Yan, nanti sakit."
"Kan ada lo yang ngerawat." Balas Adrian sambil senyum-senyum
"Males." desis Nadira
"Pulang yuk Ra." Kata Adrian lalu berdiri
***
Sepeninggal Adrian yang pergi Sekolah Nadira memutuskan untuk berjalan keluar dari apartement Nadira akan pergi ke supermarket yang berada di sebelah apartement untuk memenuhi kebutuhan dapurnya yang sedah mulai habis.
Setelah berjalan menyusuri koridor apartement dan menuju lantai bawah menggunakan lift, Nadira segera melangkahkan kakinya keluar dari gedung apartement untuk mendatangi supermarket, Sesampainya di supermarket langsung saja Nadira mendorong pintu supermarket, ia langsung mencari keperluan-keperluan yang ia butuhkan, Nadira mengambil beberapa butir telur ayam, 5 bungkus mie instant, lalu Mengambil satu botol pengharum ruangan tidak lupa juga Nadira membeli satu kotak susu coklat untuk Ibu hamil karna persediaan susu dirumahnya sudah kosong, Setelah yang Nadira butuhkan sudah ada didalam keranjang belanjaan nya, Nadira segala berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya, tak sengaja matanya melihat satu coklat mini yang hanya tersisa satu di atas tumpukan coklat batang yang menarik minatnya.
"Eh," Nadira terkejut saat ada tangan lain yang juga memegang coklat yang sedang diambilnya "Buat lo aja."
Cowo berambut pirang itu menggeleng "Ngga buat lo aja, eh btw lo Nadira kan?
Tunggu, Nadira pun mengenal cowo yang berdiri dihadannya sekarang, but she don't know his name.
"Siap---" belum sempat Nadira menyelesaikan ucapan nya, cowo dihadapanya telah lebih dulu memotong ucapannya
"Zidan."
Ah ya, Nadira ingat sekarang dia itu Zidan mantan pacar nya waktu SMP dulu, Nadira berpacaran hampir 2 tahun dengan Zidan tapi saat mereka lulus, Zidan ikut Orang tua nya pindah ke Aussie, saat itu Zidan memutuskan hubungan sepihak dengannya hanya lewat chat saja pula, sejak itu Nadira benar-benar lost contact dan sejak saat itu juga Nadira membenci anak laki-laki bernama Zidani Akbar
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionIni bukan seperti kisah percintaan anak remaja di teenfic lainya, tapi ini tentang dua anak remaja yang terjebak dalam satu kejadian yang membuat satu nyawa hadir dalam hidup mereka Highest rank : 58 in teenfiction(30-04-2017) ...