.Enambelas.

24.8K 1.3K 79
                                    

Bosan. Itulah mungkin yang dirasakan Nadira, menunggu bukan perkara mudah baginya, Ia sudah berpindah ke sana sini, namun tetap saja bosan, belum lagi dengan tenggorokannya yang terasa kering sekarang, Ia ingin memanggil salah satu ob atau og disini, tapi Nadira tidak ingin di bilang sok-bos disini, jadi Nadira memutuskan untuk ke dapur kantor ini, mencari air minum untuk membasahi tenggorokanya, lagipula ini jam kerja bukan jam istirahat jadi mungkin di dapur sepi atau bahkan tidak ada orang.

Kaki Nadira terus saja bergerak di lantai kantor milik Adrian, berjalan ke arah selatan kantor untuk menuju dapur, setelah melihat pintu berwarna coklat yang bertuliskan kitchen, tangannya membuka pelan knop pintu agar tidak menggagu pegawai-pegawai disini, Benar saja apa yang Nadira pikirkan ruang dapur kantor ini kosong mungkin orang-orang di kantor ini sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing, Nadira membuka kulkas yang berada di sudut ruang yang berdempet langsung dengan meja yang tersusun gelas di atasnya. Didapati nya beraneka macam minuman disana, Nadira mengambil satu kotak minuman guava yang merupakan minuman kesukaan nya ketika ia sekolah dulu, diteguknya hingga minuman itu tersisa setengah nya saja.

"Bu?"

Nadira berbalik ketika ia mendengar suara seseorang terdengar di ruangan ini.

"Ibu yang tadi bersama Pak Adrian kan?"

"Iya." jawab Nadira singkat, Nadira tidak akan repot-repot menceritakan siapa dia, karna pegawai perempuan ini tidak bertanya, tapi Nadira yakin pegawai ini lambat laun akan bertanya, karna terlihat bahwa pegawai perempuan ini mempunyai nilai penasaran yang tinggi.

"Kalau boleh tau, Ibu siapa nya Pak Adrian ya?"

Nah kan benar saja, tebakan Nadira memang benar pegawai perempuan ini memang mempunyai rasa penasaran tinggi, pertanyaan nya pun sama dengan apa yang dipikirkannya tadi,

"Saya tulang rusuknya, eh istrinya maksudnya, ah ya, jangan panggil saya Ibu ya, saya memang mau jadi ibu, tapi saya yakin umur saya lebih muda dari kamu." jawab Nadira lalu meninggalkan pegawai perempuan itu yang membeku seketika di tempat.

***

"Kamu dari mana aja sih, aku pikir kamu pulang tau gak?" Adrian berucap ketika mata nya menangkap Nadira membuka pintu dengan satu kotak minuman guava di tangan nya.

"Aku dari dapur tadi ngambil minuman, aus aku." jawab Nadira sembari menunjukkan minuman guava di tangannya.

"Aku kan udah bilang kalo perlu sesuatu tinggal paggil ob atau og, kamu ga perlu jalan-jalan gitu."

"Kamu tuh bawel tau gak," Geram Nadira, tangannya menarik hidung Adrian hingga menyisakan bekas merah disana.

Nadira yang merasa penat pun, mendudukan dirinya di sofa yang berada di bawah jendela yang ada di ruangan Adrian, begitu juga Adrian laki-laki itu mengikuti Nadira menuju sofa, tapi bukan duduk disebelah Nadira, Adrian malah merebahkan kepalanya di atas paha Nadira dengan wajah yang dihadapkan langsung ke permukaan perut buncit Nadira sedang Nadira wanita itu mengusap-usap pelan puncak kepala Adrian penuh sayang, ini kegiatan favorit Adrian, bahkan kesukaan nya terhadap Sepakbola dan Basket pun terkepinggirkan oleh ini. Berbaring dengan paha Nadira dijadikan sebagai bantal, memberikan gelitik-gelitik halus dari hidungnya ke permukaan perut Nadira, menandakan bahwa Ia sedang bermain dengan satu kehidupan di dalam sana.

"Gimana tadi sama si Mr. Sam deal ga proyeknya?"

"Aku belum tau, besok baru di kasih tau, semoga aja deal ini bisa jadi langkah awal aku buat ngembangin perusahaan ini di international, tapi kalo deal aku bakal pergi ke Roma selama tiga hari sampai satu mingguan disana,"

"Bakal kangen aku sama kamu." Sembari mengusap pipi Nadira."Sama anak ayah juga." kemudian menciumi perut buncit Nadira.

"Tapi aku ga kangen loh." Nadira memperlihatkan wajah polosnya.

"Oh gitu, yaudah aku pergi aja sekarang." jawab Adrian bangkit dari tiduranya dengan wajah sok marah.

Nadira menahan Adrian agar tetap berada pada posisi seluma. "Eh jangan dong, emang bener ko aku ga kengen tapi nanti rindu."

"Gombal kamu receh tau nggak."

"Aku kan bukan kamu, yang suka gombal."

"Mana pernah aku gombal, aku serius semua mah."

"Permisi Pak."

Suara dari arah pintu menghentikan kegiatan Adrian dan Nadira yang sedang bersenda gurau.

"Ada apa lagi Priska?" balas Adrian dengan nada yang tidak enak didengar bagi Priska.

Oh Priska namanya gue kira dijah yellow tadi . Batin Nadira

"Ini pa ada beberapa lagi berkas ketinggalan yang belum bapa tandatanganin." jawab Priska sembari menyodorkan map hijau berisi beberapa dokumen di dalamnya.

"Ini gak beberapa Pris ini banyak banget."

Tidak membuang waktu Adrian pun mengambil pulpennya yang ditaruhnya di dalam laci. Nadira memperhatikan semuanya termasuk kepada Priska, yang dikira nya dijah yellow tadi sebelumnya, sebab Priska ini memakai meke up yang berlebihan, itu bukan membuat Priska tambah cantik melainkan malah membuat ia mirip dengan dijah yellow, jujur Nadira sangat jiji melihat melihat tipe- tipe perempuan seperti Priska ini, ditambah lagi Priska yang sedang memandang Adrian dengan tatapan memuja nya mgembuat Nadira sangat muak.

"Biasa aja sih liatin suami orang tuh." celetukan Nadira yang berhasil menghentikan dua kegiatan , yang pertama yaitu kegiatan Adrian yang sedang menandatangani berkas-berkas yang di bawa Priska, dan yang kedua yaitu kegiatan Priska yang memandangi wajah Adrian.

"Ra?"

Teguran Adrian membuat Nadira merengut seketika. Bukan nya malah memarahi Priska yang telah mencuri-curi pandangan atas nya, Adrian malah menegur Nadira.

"Udah deh, aku ga negur kamu juga aku negur dia."

Adrian tak menggubris Nadira, Ia melanjutkan beberapa berkas yang harus ditandatangani nya lagi. Sedang Priska dia memberikan pandangan tidak suka terhadap Nadira, tapi bukan Nadira namanya jika tidak membalasnya, Nadira membalas tatapan Priska dengan tatapan tajam nya seakan berkata berani lo ambil Adrian, gue tabok muka lo yang mirip dijjah yellow itu.

"Udah, Priska sekarang kamu boleh keluar." Adrian menyodorkan map yang berisi beberapa berkas yang sudah ia tanda tangani.

Sebelum keluar tak sengaja pandangan Priska jatuh pada Nadira, Nadira merasa itu, lalu menjulurkan lidah tanda mengejek kepada Priska.

Priska yang mungkin merasa kesal langsung keluar dari ruangan.

"Ihh, lo ko ga belain gw sih," kata Nadira menatap kearah Adrian yang sedang mengambil posisi duduk di sebelahnya.

"Posesif banget sih Bun, cuma liat aja dia ga lebih." Goda Adrian sambil mecolek dagu Nadira.

"Gausah colek-colek gue, jangan bilang lo suka di pandangin ama si dijjah yellow."

"Ya engga lah, lebih suka di pandangin ama kamu."

Lalu

Cup.

Satu kecupan di hadiahkan Adrian kepada Nadira.

Nadira membeku seketika ditempat.

Setelah kejadian malam itu ini pertama kalinya Adrian mendaratkan kecupan di bibir mungil Nadira. Nadira terkejut? Jelas, detak jantung nya tak karuan sekarang.

Sedang Adrian Pria itu sudah berdiri di Pintu.

"Ra, ngapain masih disitu ayo pulang, mau nginep disini kamu?"

Lamunan Nadira buyar seketika melihat Adrian yang sudah berada di depan pintu.

"Ya, engga lah, Ayo pulang."

*****

Author Unbk gaes, setelah bertarung hebat dengan soal-soal sekarang harus bertarung sama Nadira dan Adrian, sorry lah kalau ancurr. Ini ngerjain nya kebut semalem. Jam 11 tadi malan dan sekarang baru selesai. Tolong jangan hukum author yang sangat ngeret ini, Dahal besok masih unbk tapi Author relain begadang di tadi malem buat kalian. Jadi tolong hargain pejuanga author ya.

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang