.Delapanbelas.

20.7K 881 172
                                    

Lima Hari kepergian Adrian ke luar Negeri untuk urusan pekerjaan sangat menyusahkan Nadira, karena tiap malam ia selalu gelisah saat jika ingin tidur, karna biasanya Adrian lah yang dijadikan nya guling yang ia peluk setiap malamnya, Adrian adalah objek ternyaman yang dapat di jadikan guling selain Abangnya, dan jika sudah seperti ini Nadira akan mengalami gejala susah tidur karna objek seorang laki-laki yang menjadi guling nya, sedang tidak berada di tempat.

Dan Untung nya ini adalah hari yang keempat dan besok Adrian sudah dipastikan berada di Jakarta. tidak ada satu hari pun yang di lewatkan oleh Adrian untuk Vidio call atau sekedar menelpon Nadira. Seperti saat ini saja Adrian tengah berada di depan Menara Pisa di kota Roma, Menara Pisa tidak berada jauh dari hotel yang di tempati Adrian selama berada di Roma. Sambungan Vidio call Adrian ke Nadira saat tidak membutuhkan waktu lama karena Nadira langsung menjawab panggilan Vidio tersebut, hingga terlihat lah wajah Nadira dengan kantung mata yang terlihat jelas di layar handphone Adrian.

"Ngga bisa tidur lagi?" Tanya Adrian yang sedikit prihatin dengan apa yang terjadi pada mata Nadira.

Dari seberang sana Nadira kelihatan mengganggu dengan wajah masamnya "Makanya cepet pulang sih."

"Besok udah dipastiin sampe Jakarta, Jemput ya di Bandara, btw liat deh."

Lalu Adrian memutar handphone nya memperlihatkan apa yang ada di sekeliling nya.

Nadira hanya melongo melihat Adrian yang bisa-bisa nya memamerkan bahwa ia sedang berada pada salah satu keajaiban dunia tersebut.

"Pisa? Kamu di Roma?"

Adrian menyengrai lebar.

"Yes mom, Daddy here."

"Aghhhh pamer fix."

Adrian tertawa melihat Nadira yang sedang merajuk seperti itu, setahu Adrian selain memimpikan London tempat dimana band kebanggan nya di lahirkan yaitu One Direction, Nadira juga memimpikan Roma, kota yang memiliki menara miring, namun tidak pernah runtuh sampai saat ini.

"Udah ya, aku cuma mau pamer aja kok, jangan lupa makan, tidur nya jangan malem  - malem , susu juga jangan lupa diminum ntar si kembar ga punya nutrisi. Miss you mommy."  Sembari melambaikan tangan nya di hadapan layar handphone nyaTutup Adrian pada sambungan Vidio call nya, saat itu juga wajah Nadira menghilang pada layar handphone Adrian.

***

Kini suara rintik hujan di luar sana beradu di telinga Nadira dengan suara musik klasik di dalam cafe yang di kunjungi Nadira. Nadira duduk meja yang bertuliskan angka empat di pojok kanan kafe tatapan nya sepenuhnya ia tujukan pada lapangan udara yang ada di seberang jalan sana. Hari ini adalah hari dimana Adrian pulang ke Jakarta. Nadira datang satu jam lebih awal dari jadwal kedatangan yang di beritahu Adrian, Ia sengaja karna ia ingin nongkrong sebentar di kafe yang saat ini di kunjungi nya, kafe itu terletak di seberang jalan dari lapangan udara kota Jakarta. Dulu Nadira sering mengunjungi kafe itu ketika menuggu Ayahnya pulang dari Dinas. Nadira menyukai kafe itu karna dari sini ia bisa melihat betapa sibuknya bandara, pesawat yang datang lalu pergi lagi Nadira menyukai itu, dulu ketika ia masih kelas 4 Sekolah Dasar Nadira pernah membayangkan betapa hebatnya jika ia menerbangkan pesawat itu lalu pergi keliling Nusantara dengan biaya gratis atau malah di gajih, Nadira menyukai itu, sejak itu Nadira kecil pernah bercita cita menjadi seorang pilot.

"Selamat Siang, Bu"

Nadira rasanya mengenal perempuan ini, namun Nadira lupa bertemu perempuan ini dimana.

Tanpa di persilahkan Nadira, Perempuan berambut sebahu ini menarik kursi yang ada dihadapan nya, lalu duduk di hadapan Nadira.

"Mmhhm," Nadira menatap perempuan dihadapan nya dengan heran. "Kamu siapa ya kok saya ga asing gitu liat muka kamu?"

"Saya cuma mau ngasih ini sama ibu." lalu tangan kanan Perempuan berambut sebahu yang menggunakan kacamata hitam itu menyodorkan amplop coklat yng sedari tada berada di tangan nya.

Nadira mengerutkan kening nya ia bingung kenapa Perempuan ini tiba-tiba memberi amplop yang tidak diketahui Nadira isinya "Ini apa?"

"Ibu buka saja sendiri, nanti Ibu akan tahu juga, saya cuma mau bilang sama Ibu jangan terlalu percaya  dengan suami Ibu, Ibu gatau kan apa yang dia lakuin di luar rumah atau apa yang dia lakuin dibelakang Ibu." Tutup Perempuan berkacamata hitam itu lalu meninggal kan Nadira di kafe itu.

Sepeninggal Perempuan itu Nadira masih membeku di tempatnya, bingung Apa maksud dari semua ini, Tanpa membuang waktu tangan nya pun langsung bergerak membuka amplop yang berada dihadapan nya ini.

Tidak ada surat seperti apa yang Nadira ekspektasi kan sebelum nya, di dalam amplop itu hanya terdapat beberapa lembar  foto untuk beberapa saat Nadira masih mengamati foto itu, dan di foto itu ada Adrian yang sedang membopong seorang perempuan, dan di foto itu sang perempuan terlihat tersenyum lebar.

Perkataan perempuan berkacamata yang tadi menghampiri nya terngiang di kepala Nadira "Ibu buka saja sendiri, nanti Ibu akan tahu juga, saya cuma mau bilang sama Ibu jangan terlalu percaya  dengan suami Ibu, Ibu gatau kan apa yang dia lakuin di luar rumah atau apa yang dia lakuin dibelakang Ibu." Lalu Pandangan Nadira mulai mengabur air mata nya tak terasa berjatuhan di kedua belah pipinya, dan saat itu juga Nadira kehilangan kesadaran nya.

***

Priska menyeret kopernya masuk kedalam mini market yang berada di sekitaran bandara, dia membeli beberapa snack dan minuman disana setelah membayar semua belanjaan nya Priska duduk di kursi yang disediakan di depan minimarket itu.

Priska melepaskan kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di atas hidung nya, agar Nadira tidak mengenali nya, Karna Nadira dan Priska sempat bertemu sekali di kantor Adrian, Yap, perempuan yang menemui Nadira di kafe seberang sana adalah Priska. "Gue yakin kalian abis setelah ini."

Priska, wanita itu sengaja memberikan foto kepada Nadira ketika Adrian sedang membopong seorang perempuan pada saat pesta perayaan kemenangan tender kerja sama nya dengan perusahaan yang ada di Italy. 

Priska tahu setelah ini pasti Adrian dan Nadira akan bertengkar hebat dan Priska tau Adrian akan terpuruk akan hal itu, disitulah nanti Priska akan mengambil peran nya menjadi seseorang yang memberikan perhatian lebih kepada Adrian.

***
Kaget ya?, Tau kok ini udah mau setahun ga update tapi percayalah selama setahun saya malas untuk menulis dan sekarang saya lagi berjuang untuk melawan rasa malas saya.

salam sayang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang