HAPPY READING
Sorry ngikutin kamu Ra, kamu sekarang tinggal di apartement ya Ra, Coklatnya buat kamu aja, Aku harap kita bakal ketemu lagi setelah ini dan coba buat ngebaikin hubungan kita kaya dulu, I love you Nadira Adriani
Zidani Akbar
"Eh, apa-apaan nih?" Adrian bergumam setelah membaca surat yang tergeletak di depan apartement nya,
"Zidani Akbar?" Adrian menyengrit, tidak pernah ia mendengar nama itu sebelumnya, Nadira pun tidak pernah menceritakan apa-apa tentang si Zidan ini,
Adrian ingin membuka pintu apartement nya namun terkunci, lalu Adrian merogoh tas sekolahnya mencari kunci serep yang ia punya, setelah mendapatkan kunci Adrian membuka pintu namun nihil. Tidak ada siapa-siapa di ruang tamu, hanya suara tv yang sedang menyala terdengar saat memasuki ruang tengah Adrian mendapati Nadira yang sedang terlelap di atas karpet bulu yang berada di depan tv, Tangan Adrian tergerak mengalihkan anak rambut yang menghalangi sebagian wajah Nadira, sekarang Adrian melihat banyak perubahan dari Nadira, sekarang badan Nadira lebih kurus, matanya berkantung mungkin karna Nadira terlalu kelelahan, mengerjakan pekerjaan rumah, dan terlebih lagi Nadira mengandung dua anak sekaligus,
Tadinya Adrian ingin menanyakan tentang coklat dan sepucuk surat yang ia temukan tergeletak di depan pintu tadi, namun lebih baik ia mengurungkan niatnya itu, karna sudah pasti nanti ia akan berdebat dengan Nadira, mengingat kondisi Nadira yang seperti ini sekarang dan Adrian bukan lah lelaki impian yang dapat bersikap dewasa yang mampu mengontrol emosinya, emosi Adrian bisa saja meledak pada waktu yang tidak tepat dan Adrian tak akan mampu untuk menghalaunya, Adrian sadar akan hal itu jadi mungkin lebih baik ia simpan saja dulu rasa penasaran nya.
"Adrian udah pulang?" Adrian menghentikan kegiatan nya mengamati wajah Nadira, karna Nadira sekarang terbangun.
"Sorry Ra, Ganggu kamu tidur ya. Tidur lagi deh."
"Eh sejak kapan ngomongnya pake kamu ?" Nadira bingung karna biasanya Nadira dan Adrian berbicara pakai lo-gue tapi sekarang malah pakai aku-kamu
"Udah ah lupain aja."
"Yaudah, pasti lo cape kan, lebih baik mandi deh, trus makan gue udah buatin telur balado."
Ingin rasanya Adrian mengubah cara berbicara nya pada Nadira tapi sekarang bukan waktunya. Adrian akan menemukan waktu yang pas nanti . Ini hanya masalah waktu untuk keduanya menyesuaikan diri
***
Semua manusia di muka bumi ini pasti mempunyai massa lalu, baik itu yang buruk atau yang baik sekalipun, tak terpungkiri juga Nadira ia juga mempunyai masa lalu yang jujur, belum bisa ia lupakan sekarang ini. Kini masa lalu itu kembali, seseorang dimasa lalu nya kembali, seseorang yang dulu ia pernah tertambat di hatinya, seseorang yang siap memasang badan hanya jika dulu ada yang berani menyakiti nya, seseorang yang siap memberikan pundak ketika ia butuh sandaran, seseorang yang rela menyumbangkan telinga ketika ia butuh didengarkan. Seseorang itu kembali lagi sekarang.
Suara dentingan sendok dan garpu mendominasi ruang dapur apartement Adrian tidak ada percakapan yang di buka oleh Nadira maupun Adrian. Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Yan."
"Apa?
"Gak jadi." jawab Nadira singkat.
Aduh, Nadira bego bego banget sih, bilang aja kalo lo tadih ketemu mantan di mini market apa susahnya sih. Batin Nadira mengumpat kesal meruntuki dirinya sendiri. Sulit sekali rasanya bagi Nadira untuk memberitahu Adrian kalau ia bertemu dengan zidan di minimarket tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents
Teen FictionIni bukan seperti kisah percintaan anak remaja di teenfic lainya, tapi ini tentang dua anak remaja yang terjebak dalam satu kejadian yang membuat satu nyawa hadir dalam hidup mereka Highest rank : 58 in teenfiction(30-04-2017) ...