Chapter 13

355 51 11
                                    

Malam ini sangat dingin. Benar saja, sekarang Seoul sedang turun hujan. Sujeong sedang berada di sofa ruang tamu, apalagi kalau bukan membaca majalah langganan Taehyung yang dia sendiri juga tidak tahu isinya apa.

Sedangkan, Taehyung, Ia tengah duduk di kursi depan rumahnya. Melamun dan mengamati setiap titik air yang jatuh.

Entah kenapa suasana jadi canggung beberapa hari ini. Mungkin karena sikap Taehyung yang sedikit berbeda.

Sujeong sebenarnya tak terlalu minat membaca majalah otomotif ini. Dia lebih minat mengamati Taehyung dari posisinya dan sesekali terkekeh melihat ekspresi Taehyung yang menurutnya menggemaskan.

Sujeong baru saja menutupi sebagian wajahnya ketika Taehyung tiba-tiba menoleh menatapnya. Sujeong mengintip sedikit dari balik buku dan Taehyung masih menatapnya.

Pipi Sujeong mulai memanas.

Taehyung masuk ke ruang tamu dan menghampiri Sujeong. Duduk di sofa yang sama dengan Sujeong, namun Ia memberi jarak sedikit dari Sujeong.

Jantung Sujeong berdetak lebih kencang, darahnya juga mengalir lebih cepat.

Ada apa ini? Kenapa rasanya jadi aneh Sujeong merutuki dirinya.

Hening.

Itu yang mereka rasakan. Tak ada topik obrolan apapun yang mereka bicarakan. Sujeong menyibukkan diri untuk pura-pura membaca majalah dan Taehyung menatap hujan.

"Ekhem" Sujeong berdeham dan seketika Taehyung menoleh, membuat Sujeong semakin gugup.

"Di sini dingin.. " Sujeong berusaha melanjutkan kata-katanya lagi tetapi terhenti karena Taehyung melihatnya, Sujeong jadi salah tingkah.

"Em.. Kau.. Mau kuambilkan selimut? Dan kubuatkan cokelat panas?" Tanya Sujeong akhirnya.

Taehyung hanya mengangguk memberi jawaban 'iya', setelah itu Sujeong bangkit dari posisi duduknya dan meletakkan majalah Taehyung di atas meja.

Pertama, Sujeong memasuki kamar Taehyung, mengambil selimut di lemari dan merebahkan selimut -yang tidak cukup besar- itu ke tubuhnya yang ramping. Alhasil, Sujeong seperti bayi dalam balutan selimut.

Selanjutnya Sujeong ke dapur, membuatkan cokelat panas, untuk nya dan Taehyung tentu saja.

"Kenapa berkata itu saja susah sekali" gumam Sujeong sambil mengaduk cokelat panas di cangkir.

Sujeong meletakkan 2 cangkir cokelat panas di atas meja. Taehyung menatapi Sujeong heran.

"Oh, maaf" Sujeong baru mengerti tatapan Taehyung. Ia melepaskan balutan selimut dari tubuhnya lalu meletakkannya asal di sofa.

Taehyung tidak menggubris permintaan maaf Sujeong. Ia meraih selimutnya dan merebahkan selimutnya di tubuhnya sambil meminum cokelat panasnya.

Harusnya aku tak perlu minta maaf Sujeong mencibir, merasa diacuhkan, Ia duduk di sebelah Taehyung dan ikut meminum cokelat panasnya.

Sujeong tanpa sadar mendekati tubuh Taehyung. Berusaha mencari kehangatan. Kakinya yang semula menginjak lantai, sekarang berada diatas sofa. Ia berulang kali mengusapkan kedua telapak tangannya dan menghembuskan nafasnya di telapak tangannya agar menjadi hangat.

Taehyung mengamati Sujeong diam-diam, Ia tahu gadis itu kedinginan. Tiba-tiba Ia melingkarkan sebagian selimutnya untuk menutupi tubuh Sujeong.

Tangan Taehyung yang besar, meraih pundak Sujeong agar lebih dekat dengan tubuhnya.

Oh gawat! jantung Sujeong berdetak 2 kali lebih cepat dari sebelumnya. Ia berusaha mengendalikan perasaannya yang mulai tak karuan.

Sujeong kembali menyeruput cokelat panasnya, untuk mengalihkan perasaannya dan pipinya yang mulai merah karena Taehyung.

"Sudah tau disini dingin, kenapa tidak di dalam kamar saja, bodoh" Tanya Taehyung dengan nada dingin nya.

"Eoh? Hm.." Jawab Sujeong kikuk sambil menyeruput cokelat panasnya perlahan. Ia tak berani melihat mata Taehyung dalam jarak sedekat ini.

"Sujeong"

"Ya?" Sujeong menoleh dan tiba-tiba saja bibir Taehyung sudah menempel di bibir Sujeong. Sujeong kaget bukan main.

Semoga saja Taehyung tidak dengar detak jantung Sujeong saat ini.

Jantung Sujeong hampir melompat keluar.

Taehyung melumat pelan bibir atas dan bibir bawah Sujeong bergantian, tak menuntut. Menyapu semua sisa cokelat yang ada di bibir gadis itu. Merasakan manisnya bibir gadis itu. Taehyung tak mengelak bahwa Ia tak ingin kehilangan gadis ini.

Sujeong tak melawan, ia malah mengikuti ciuman itu. Ia memejamkan matanya, merasakan kehangatan dari setiap ciuman yang Taehyung berikan.

Taehyung menarik pinggang Sujeong tanpa melepaskan pertautannya.

Ia menyentuh pipi Sujeong yang merah dan mengelusnya lembut berulang kali.

Taehyung tak ingin lebih jauh dari ini. Ia menghentikan ciuman itu, melepaskan bibirnya dengan Sujeong, namun hidung dan kening mereka masih menempel. Sujeong membuka matanya perlahan.

Dapat Sujeong rasakan hembusan nafas Taehyung yang berulang kali menerpa wajahnya.

"Maaf" ibu jari Taehyung menyentuh bibir bawah Sujeong dan mengusapnya pelan. Menghapus sisa cokelat yang ada di bibirnya. Sujeong hanya tersenyum.

Taehyung menarik tubuh Sujeong kedalam pelukannya. Lagi. Tetapi, kali ini Taehyung memeluk erat Sujeong seakan takut membiarkan Sujeong pergi.

"Jangan pergi" lirih Taehyung mencengkram selimut yang membungkus dirinya dan Sujeong.

"Kumohon.." air mata Taehyung jatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Wajahnya Ia tenggelamkan di bahu mungil Sujeong. Baru kali ini Ia menangis untuk wanita selain Ibunya.

Sujeong membalas pelukan Taehyung. Ia menepuk-nepuk punggung Taehyung berusaha menenangkan.

"Tak akan"

Tbc..

Yeaaay author lagee ya ampun udah lama banget nih ff gak di lanjut.. Maafin yaa author gak sempet.. Tugas sekolah numpuk.. Belom praktek sama besok ulangan :( tapi gapapaa semangat.. Terimakasih dukungan kaliaaann muaahh :*

Fallin' In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang