Author POV
Seorang namja yang membawa plastik buah tengah melihat jalan beraspal. Lebih tepatnya ia tengah melihat taksi yang terus berjalan hingga tak terlihat lagi. Ia menatap kosong arah taksi yang sudah hilang itu. Tanpa bergerak sedikitpun. Jungkook, terlihat sedang berpikir.
kau benar Ryu Sujeong, aku selama ini menyukaimu diam-diam, ah tidak, aku mencintaimu diam-diam batin Jungkook.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sujeong POVAkhirnya aku sampai di sebuah rumah yang tak terlalu mewah. Bangunan rumah ini tetap tak berubah seperti satu tahun yang lalu. Bahkan bunga lily yang aku tanam tak berubah dan tumbuh dengan sangat subur. Aku sangat merindukan rumah ini dan seisinya!.
Perlahan aku berjalan masuk ke rumah ini, tercium aroma wangi khas bunga lily. hmm.. bahkan selama aku di Busan aku tak pernah teringat tentang bunga ini, apa ada orang yang merawatnya? entahlah yang jelas aku sangat berterimakasih jika ada yang mau merawat bunga ku.
Aku membuka pintu kayu berwarna cokelat tua ini.
kreeeekk..
bahkan suara pintu ini tak berubah. Tetap nyaring saja di telingaku.
Ku lihat keadaan sekitar lebih tepatnya Ruang tamu. Sepi? kemana Eomma dan Oppa?. Oh mungkin aku harus berteriak dulu baru mereka akan datang. Baiklah.
"EOMMA.. OPPA... AKU PULANG!!!" Aku berteriak dengan sangat-sangat kencang.
pletak
"Auuu.. Appo.." Aku meringis sambil mengelus puncak kepalaku. Ku tolehkan kepalaku mencari siapa pelaku yang menjitak kepala ku ini. Benarkan? Jimin-ssi atau Oppa yang melakukannya!
"Pabbo-ya, aku sudah tahu kau akan datang. Tak usah berteriak segala. Berisik!" Kata Jimin Oppa dengan nada ketus.
"Jinjja?!. Tadi kulihat rumah sepi makanya aku teriak. hmm.. mianhae" Ucapku tak kalah ketus. Ku lihat dia menyeringai.
"Kau bahkan tak berterimakasih pada ku karena telah merawat bunga lily-mu itu, jika mati kau pasti menangis dan merengek minta dibelikan" Kata Jimin dingin.
"ne.. gomawoo oppa ku sayang" ucapku sambil memeluknya.
"Lepaskan pelukanmu ini, aku tak bisa bernafas" ucapnya sambil melepas pelukanku. Aku hamya terkekeh.
"Sujeong-ah kau sudah kembali" Tanya seorang yeoja paruh baya yang muncul dari dapur dengan memakai celemek. Yak! itu Eomma!. Langsung saja aku menghambur ke dekapan Eomma dan memeluknya erat. Aku rindu sekali pada nya.
Seakan mengerti sikapku, Eomma membalas pelukanku.
"Yaa hentikan drama keluarga ini" kata Jimin-ssi disela-sela aku memeluk Eomma.
Eomma tertawa kecil dan melepas pelukanku lalu kembali melakukan kegiatannya di dapur.
Aku malas sekali menyebut namja usil itu dengan embel-embel 'oppa'. Aku hanya menyebutnya 'oppa' jika bersama Eomma saja.
"Yak! neo! merusak suasana sajaaa!!!"
Aku melihat Jimin mengambil seribu langkah untuk menghindari amukanku. Dengan cepat aku berlari mengejarnya. Tapi tetap saja dia lebih cepat dariku, entah aku payah dalam berlari atau tidak. Dari pada aku mengejar namja usil itu lebih baik aku ke kamar saja.
Kulihat ekspresi Jimin berubah dari yang tertawa lebar menjadi merengut. Aku menjulurkan lidahku untuk mengejeknya.
Haha.. rasakan kau Park Jimin!.
"Sujeong-ah! kenapa kau tak mengejarku hah" Tanya nya menghampiriku di pintu kamarku sambil mencubit pipiku.
"Aku lelah Jimin-ssi, aku ingin istirahat" Balasku sambil melepas tangannya dari pipiku.
"Panggil aku Oppa jika di depan Eomma" Bisiknya di telingaku. Aku melihat sekilas ke arah Eomma. Untung saja Eomma sedang memasak di dapur.
"Eomma sedang memasak, Jimin-ssi, kau tak bisa mengerjaiku, sekarang aku mau tidur, sana pergi" Ucapku sambil mendorongnya dari pintu kamarku. Segera ku tutup pintu kamarku dari pada namja itu masuk dan mengacaukan tidur siangku.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Author POV
Malam telah tiba. Keluarga kecil Sujeong sedang makan malam bersama dan berkumpul sekedar melepas rindu pada Sujeong.
Seperti biasa, kakak-adik, Sujeong dan Jimin selalu mengoceh tak jelas.
Sujeong POV
"Bagaimana dengan Jungkook-ah? Apa kau sudah menjadi yeojachingu-nya?" tanya Jimin-ssi di sela-sela makan.
Aku tersedak saat Jimin menanyakan itu.
"Ani! aku tak akan pernah jadi yeojachingunya, tak akan mungkin!" sangkalku.
"Tapi kau masih menyukai namja itu kan, Sujeong-ah" Tanyanya lagi.
"uhuk" Aku tersedak untuk yang kedua kalinya. Namja ini, benar-benar bisa membuatku tersudut.
Jimin tertawa melihat tingkahku saat ini.
"Yaaak! Oppaa!! itu sudah lama sekali, bisakah kau tak membahasnya sekarang!" Aku meninggikan nada bicaraku serta menatapnya tajam.
"Bisakah kalian tenang dan memakan makanan kalian dulu" Ucap Eomma saat kami sedang berdebat kecil.
"Ne" jawabku dan Jimin-ssi lalu kembali makan.
Setelah pembicaraan itu, suasana makan malam berjalan seperti biasa. Aku terdiam sesaat. Memikirkan pertanyaan Jimin tadi.
Kau benar Jimin-ssi. Aku memang masih menyukai Jeon Jungkook. Hanya saja aku menyangkal perasaan ini.
Author POV
Acara makan malam bersama selesai. Jimin dan Sujeong sedang duduk bersama di Ruang tamu dan menonton acara TV. Kadang mereka berebut remote TV, saling memaki satu sama lain, tertawa bersama, bahkan saling menendang(?). Itulah Sujeong dan Jimin jika bersatu, selalu mengoceh sepanjang hari. Memang jika dilihat, mereka selalu tak akur, tetapi Jimin sebagai kakak sangat menyayangi adiknya -Sujeong- begitu pula sebaliknya. Hal itu lah yang menjadi hiburan tersendiri bagi Eomma dan kakak-adik itu. Mereka menciptakan kehangatan di keluarga kecil. Ayah dari Sujeong-Jimin telah meninggal saat Sujeong berumur 7 tahun dan Jimin berumur 9 tahun. Walaupun begitu, mereka tak pernah terlihat sedih dan itu juga yang membuat Eomma semakin semangat dalam menjalani hidup. Cukup ada mereka, Eomma bisa bahagia.
"Sujeong-ah"
"Hmm" jawab Sujeong sambil memakan keripik kentangnya.
"Apa kau mau menemaniku berkunjung ke rumah teman lama ku" Tanya Jimin.
Sujeong menghentikan aktivitasnya dan menatap Jimin --yang juga- menatap nya. Seulas senyum ia kembangkan kemudian ia mengangguk.
"Memang siapa temanmu itu" Tanya Sujeong.
Seketika wajah Jimin berubah mendengar pertanyaan Sujeong. Sujeong sadar akan pertanyaan nya itu.
"Gwaenchana, Jimin-ssi?" Tanya Sujeong lagi.
Jimin menoleh ke arah Sujeong, tersenyum padanya kemudian mengangguk. Ia melanjutkan perkataannya.
"Dia teman lamaku waktu aku masih kelas 1 SMA, kemudian dia keluar karena ada masalah. Saat aku tanya kenapa dia tidak menjawab" Jelas Jimin. Kali ini tatapannya kosong, tak jahil seperti tadi.
Sujeong menatap Jimin dalam lalu menggenggam tangannya lembut.
"Kau baik Jimin-ssi, selalu ingat orang yang pernah ada di sisimu walaupun itu sudah lama" Ucap Sujeong.
"ha ha haa.. adikku pintar memuji, sudah sana tidur, besok pagi kita akan berangkat ke sana" Ucap Jimin mengelus puncak kepala Sujeong. Sujeong mengangguk lalu kembali ke kamarmya meninggalkan Jimin yang sedang melanjutkan menonton acara TV favoritnya.
memang seperti apa teman lama yang dimaksud jimin-ssi? Tanya Sujeong dalam hati.
Tbc
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' In Love
ФанфикRyu Sujeong, tidak memungkiri dapat jatuh cinta dengan Kim Taehyung, teman dari kakak lelakinya, Park Jimin yang notabene nya tidak jelas dan memiliki gangguan psikis. Dapatkah Sujeong berhasil menyembuhkan jiwa Taehyung?