Sujeong POV
"Andwae! Aku tak bisa Jimin, aku-"
"Kalau kau tak bisa bagaimana denganku, aku lebih tak bisa mengurusnya"
"Ah pokoknya tidak bisa, aku disini sudah mengurus Taehyung kau tambah dengan Namkyung-ie.. Kau tidak kasihan denganku oppa?"
"Kau ini bagaimana, ajak main saja si Namkyung, lagipula Taehyung kan bukan anak kecil.. Pasti dia bisa mengurusi kebutuhannya sendiri"
"Tapi Jimin.."
"Pokoknya tak ada tapi-tapian, nanti siang aku akan bawa Namkyung-ie ke rumah Taehyung. Aku repot menghadapi ujian besok.. Kumohon bantulah aku"
Tut~
Sambungan telepon diputus secara sepihak. Kasihan denganmu? Kau pikir aku tak repot apa tinggal disini dan harus naik bus jalan kesekolah. Dasar egois. Lagian kenapa lagi Bibi Nam harus keluar kota dan menitipkan Namkyung pada Jimin. Dia bisa saja kan menyewa seseorang untuk menjaga Namkyung seharian.
Aku kesal sampai-sampai menjambak rambutku sendiri. Aku tak punya waktu istirahat di hari minggu ku. Ah menyebalkan.
Ternyata Jimin tak main-main dengan ucapannya di telepon barusan. Dia baru saja tiba di depan rumah Taehyung dengan motornya dan.. Membawa Namkyung di jok motor paling depan.
Jimin turun dari motor dan menggendong Namkyung lalu menghampiriku yang kebetulan duduk di kursi halaman rumah Taehyung.
"Kak Jimin.. Kenapa kita disini?" Tanya Namkyung memeluk leher Jimin erat. Mungkin dia asing dengan lingkungan barunya.
"Namkyung-ie main saja sama kak Sujeong, Kak Jimin sedang sibuk" Jawab Jimin tak lupa dengan senyumannya.
"Kak Jimin benar, main saja yuk sama Kak Sujeong" Ucapku menambahkan sambil merentangkan kedua tanganku pada Namkyung.
"Aku mau main sama kak Jimin saja" Namkyung menggeleng keras dan memeluk leher Jimin.
"Mian Namkyung-ie tapi kakak harus belajar, besok pagi kakak jemput dan kita main sama-sama, oke?"
Namkyung mengangguk lalu menyambut kedua tanganku dan aku sekarang menggendongnya.
"Jaga diri baik-baik ya Namkyung-ie.. Kakak pergi dulu" Jimin mengacak rambut Namkyung pelan dan mencium pipi gembulnya. Ah.. Kenapa anak ini menggemaskan sekali. Bukan Jimin tapi Namkyung oke.
"Pergilah" ucapku ketus.
"Aigoo.. Bawelnya.. Maaf ya kalau aku merepotkanmu.. Titipkan salamku pada Tae, Aku pergi dulu"
Chu~
Seenak jidatnya dia mencium keningku lalu melengos pergi. Ash.. Untung kau kakakku!
"Nah.. Sekarang kita mau apa?"
"Namkyung mau turun saja"
Aku langsung menurunkannya di lantai dan melepaskan kedua lenganku dari tubuhnya.
"Namkyung mau apa?" Aku mensejajarkan tubuhku dengan tubuhnya.
"Mau lihat-lihat" aku mengangguk-angguk mengerti lalu mencubit pipinya pelan.
"Baiklah.. Jangan jauh-jauh.. Disekitar sini saja mengerti?" kuacungkan jari telunjuk ku dan membuat gerakan melingkar.
Namkyung menganggukan kepalanya satu sentakan dengan mantap, dan dengan senyumannya yang lucu itu.
Aku menuntunnya masuk kedalam rumah dan mengunci pintu. Tujuannya agar Namkyung tidak berjalan sampai keluar.
Namkyung dengan langkah kecilnya berjalan menyusuri rumah. Terkadang aku tertawa karena ekspresi anak itu yang lucu saat melihat-lihat. Aku sih tidak bisa membaca ekspresi Namkyung jadi aku tertawa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' In Love
FanficRyu Sujeong, tidak memungkiri dapat jatuh cinta dengan Kim Taehyung, teman dari kakak lelakinya, Park Jimin yang notabene nya tidak jelas dan memiliki gangguan psikis. Dapatkah Sujeong berhasil menyembuhkan jiwa Taehyung?