Chapter 2

745 78 4
                                    

Jimin POV

Hari ini, hari dimana aku akan menjenguk teman lama ku. Sebenarnya aku sering mengunjungi teman lama ku itu tetapi tanpa sepengetahuan siapapun dan hanya aku yang boleh tahu keadaan teman lamaku. Dan akhirnya aku berani mengajak Sujeong untuk mengunjungi temanku itu, Apakah tak apa jika aku memberi tahunya pada Sujeong?.

"Sujeong-ah, ppali, aku tak akan punya banyak waktu lagi" Aku menyuruh Sujeong untuk mempercepat langkahnya. Dan dengan segera ia menemuiku di depan garasi dan seperti membawa sesuatu di tangannya.

"Apa yang kau bawa itu?" Tanyaku sambil menunjuk sebuah tas berukuran sedang yang dia bawa.

Sujeong menatapku heran lalu mengikuti arah pandangku -yang memandang tas nya-.

"Ahh.. Ini.. Aku menyiapkan makanan untuk temanmu, kau tak keberatan kan, Jimin-ssi?" Jawabnya kikuk. Aku tertawa kecil padanya.

"Sejak kapan kau bersikap manis seperti ini, padaku saja kau tak pernah" Ucapku tetap menertawainya.

Sujeong mendengus kesal dan langsung merebut helm-untuknya- yang ada ditanganku.

"Aish.. Yaa nanti aku buatkan untukmu kau puas?, sekarang cepat nyalakan mesinnya dan pergi" Ucap Sujeong.

Aku mengangguk lalu menyalakan mesin motorku. Sujeong juga sudah naik ke motorku dan waktunya untuk pergi ke rumah teman lamaku.

<SKIP>

Akhirnya aku sampai, tidak, kita-aku-sujeong- sampai di rumah teman lamaku. Saat perjalanan ke rumah temanku tadi, Sujeong terus saja bertanya
"siapa temanmu itu jimin-ssi,"
"kenapa kau tak memberitahu siapa nama temanmu itu"
"dimana rumahnya, kenapa lama sekali?"

dan bla bla bla. Dia terus saja mengoceh padaku, lebih baik aku diam dan fokus saja mengendarai motorku daripada aku harus menjawab pertanyaan bodohnya itu.

Dinding rumahnya banyak yang tak utuh dan hampir rubuh. Rumahnya juga terlihat sangat kotor. Rumput-rumput liar di halaman rumah itu pun dibiarkan tumbuh meninggi sehingga seperti memperlihatkan pada orang-orang yang berjalan melalui rumah ini berpikiran bahwa rumah ini tak terurus atau tak diurus sama sekali oleh pemiliknya. Sampah juga terlihat berserakan dirumah ini dan menimbulkan bau tak sedap di rumah ini.

Dan saat sudah sampai di rumah ini, aku bisa menangkap jelas mimik muka Sujeong. Ya, dia hanya diam menatap rumah ini. Bukan karena terpukau tetapi karena terkejut melihat kondisi rumah ini.

Bukan hal baru bagiku untuk melihat rumah yang didepanku sekarang khususnya kondisi temanku. Aku sudah mulai terbiasa dengan suasana rumah ini.

Sujeong tiba-tiba mengalungkan tangan kirinya ke lengan ku. Tas yang ia bawa di tangan kanannya ikut bergerak karena ketakutan.

Aku berusaha untuk menenangkannya dengan merangkulnya.

"Ini rumah temanku Sujeong-ah, Kau selalu mengoceh sepanjang perjalanan tadi tapi kenapa tiba-tiba diam" Ucapku mencairkan suasana.

Dia merespon perkaanku dengan menundukkan wajahnya.

"Kajja, temanku sudah menunggu" Kataku lagi.

Aku bisa merasakan saat ini Sujeong semakin mempererat pegangan tangannya pada lenganku saat kaki ku mulai melangkah dan perlahan masuk ke dalam rumah ini.

Tiba di dalam rumah ini. Seperti biasa, rumah selalu dalam keadaan berantakan. Ada ruangan yang di sebut 'Ruang tamu, dapur, dan kamar' saja dalam rumah ini.

Sofa di ruang tamu ini pun juga sudah robek. Dapur pun sepertinya tak pernah dipakai oleh temanku.

Aku melangkahkan kaki ku ke kamar temanku. Saat ku buka banyak sampah Cup Ramen di kamar ini. Kasurnya pun hanya kasur lipat tipis dan tak layak pakai. Banyak makanan bekas yang sudah basi juga di kamar ini. Benda-benda seperti gunting, obat-obatan ada di meja lipat di samping kasur lipat, dan juga lemari kecil untuk menyimpan pakaiannya. Sungguh tak dapat dipercaya bukan jika ada orang yang mau tinggal di rumah 'kumuh' seperti ini?.

Fallin' In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang