Part 15

4.4K 233 5
                                    

"Only know you've been high when you feeling low, only hate the road when you missing home, only know you love her when you let her go. And you let her go..."
- Let Her Go (Passanger)


Harry's POV:


Harry menghempaskan coatnya ke sofa ruang tengah, tangannya meraih-raih sepatunya dan mencoba membukanya lalu menaruhnya tidak beraturan. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Harry mengulang-ulang kata-kata itu. Gue mikir apaan sih sampe rasanya buat mendekatkan diri gue ke Ashley aja susah banget.

Harry menghempaskan tubuhnya ke tempat tidurnya, matanya terpejam, namun otaknya masih berputar. Apa yang bisa gue lakuin supaya Ashley bisa tahu kalau gue suka sama dia? Atau bahkan gue sayang sama dia? Tanya Harry dalam hati. Harry memutuskan untuk mengambil cara terbaik. Harry mengambil iPhone nya dan mencari satu kontak.

"Mate, I need you."

***

Ashley's POV:


Ashley membuka matanya, tiba-tiba dia terbangun, Ashley menoleh dan melihat jamnya menunjukkan pukul 3 pagi hari. Ashley kembali membenamkan kepalanya ke bantalnya, mencoba untuk kembali tidur, namun memang tubuhnya sudah tidak butuh waktu istirahat lagi, akhirnya Ashley mengangkat tubuhnya dan mengubah posisinya di tempat tidur menjadi posisi duduk. Matanya menyipit-nyipit mencoba mencerna sinar lampu tidur yang menyala menyinari ruang kamarnya.

Ashley memakai sandal kamarnya lalu keluar dari kamar menggunakan baju sweater kebesaran yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya dari atas sampai ke dengkul. Tiba-tiba Ashley terdiam, dia melihat ada cahaya-cahaya aneh bergerak-gerak tepat di depan pintu apartemennya. Ashley mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu apartemennya, nggak ada siapa-siapa. Ashley mengangkat bahunya, mungkin hanya halusinasi abis bangun tidur, pikir Ashley.

Tiba-tiba ada terdengar suara cekikikan, Ashley terdiam dan mencoba untuk mendengar lebih peka. Itu tadi ada suara orang ketawa kan? Ashley berjalan lagi kearah pintu apartemennya. Terdengar suara cekikikan lagi, Ashley langsung mendekatkan matanya ke lubang yang ada di pintu apartemennya. Siapa sih pagi-pagi begini?! Pikir Ashley.

Ashley menjuah dari pintu apartemennya, tetap dia tidak melihat siapa-siapa atau apa-apa di depan pintu apartemennya. Tiba-tiba saat Ashley sedang menegak air putih nya, pintu apartemennya diketuk. Ashley perlahan membuka pintu apartemennya tanpa mengintip dulu siapa yang ada di luar, rasa keingin tahuannya lebih besar dari pada rasa takutnya.

"Hi!"

***

Harry's POV:

Harry berdiri di depan pintu apartemen Ashley, Niall berdiri di sebelahnya memegang satu buket bunga, Liam berdiri di belakang Niall memberikan arahan kepada Harry.

"Li..."

Kata Harry berbisik, ekspresi wajahnya mesem. Liam menghembuskan napasnya untuk yang ke beribu kali. Harry ini nyalinya kenapa jadi cupu.

"Tapi tadi malam cowok itu nelpon dia lagi..."

Liam menghela napas lalu melirik Harry.

"Terus kenapa?"

Harry mengangkat bahunya.

"Siapa tahu mereka udah jadian..."

Liam menghela napas lagi lalu mencolek dada temannya yang nyalinya cupu banget itu. Niall tertawa hingga suara tawa khasnya terdengar, mereka tiba-tiba terdiam saat terdengar suara gelas beling yang berbenturan dengan meja dari dalam apartemen Ashley.

"Go ahead, Har!!"

Liam kembali mencolek dada Harry, Niall yang tidak bisa menahan tawa pun akhirnya tertawa. Liam menutup mulut Niall dengan paksa lalu menoyol kepalanya, marah. Harry melihat kedua temannya ini dengan perasaan jengkel, lalu dia menghembuskan napasnya, mencoba untuk rileks, Niall memberikan Harry satu buket bunga yang ada di tangannya, Harry memegang buket itu tepat di depan dadanya lalu mengetuk pintu kamar Ashley.

Tok! Tok! Tok!

Dan beberapa detik kemudian, pintu apartemen Ashley terbuka lebar, Ashley dengan sweater kebesarannya dan gelas di satu tangan.

"Hi!"

Harry melihat sampingnya, ternyata Liam dan Niall sudah menghilang dari tempatnya tadi.

Ashley melambaikan tangannya, atau lebih tepatnya mengangkat tangannya lalu menatap Harry hampir tak berkedip.

***

Ashley's POV:

Ashley menemukan Harry berdiri tegak dengan kemeja santai dan celana jeans rapih, tersenyum lebar dan memegang satu buket bunga di tangannya. Ashley masih mengangkat satu tangannya, ekspresinya masih sangat kaget melihat Harry ada di depan pintu apartemennya pagi-pagi begini, padahal tadi malam dia sudah berbicara dengan jutek kepada Ashley.

"Kamu? Kamu ngapain, Har? Ini masih jam 3 pagi..."

Ashley melihat Harry aneh, Harry masih menampilkan senyum manisnya, lesung pipi nya tertera di pipinya. Harry melihat jamnya.

"Jam 3 lewat 15 menit..."

Ashley mengangkat kedua alisnya.

"Nah iya! Ini masih jam 3 lewat 15 menit dan kamu disini? Ngapain? Itu buat siapa?"

Ashley menanyakan pertanyaan berentet lalu menunjuk buket bunga yang ada di tangan Harry saat menanyakan pertanyaannya yang terakhir. Harry melihat buket bunga yang terletak tepat di depan dadanya, lalu tersenyum menatap Ashley.

"Buat lo!"

Harry masih tersenyum lebar, tangannya terulur memberikan buket bunga itu kepada Ashley. Ashley mengerutkan dahinya, tangannya terulur perlahan ke dahi Harry, mencoba mengecek apakah cowok ini sada atu tidak, atau lebih parahnya jangan-jangan dia lagi ngigo sambil jalan. Ashley melepaskan tangannya dari dahi Harry, Harry masih tersenyum lebar.

"Ikut gue yuk hari ini!"

Ashley makin mengerutkan dahinya, cowok ini kena serangan setan apa sih?

"Nggak usah kerja! Bolos sehari aja! Nanti gue bilang ke bos lo kalau gue bakal minjem lo buat hari ini!"

Ashley menatap mata Harry, mencoba mencari alasan kenapa kelakuannya tiba-tiba berubah dari yang sama sekali nggak peduli jadi datang pagi-pagi bawa buket bunga dan ngakak dia jalan-jalan, dunia bener-bener udah menggila

"Tapi- A- Aku..."

Harry menarik tangan Ashley lalu memberikan satu paper bag ke tangan Ashley dan berkata.

"Pakai ini, kalau udah selesi keluar ya, gue tunggu lo disini."

Harry mendorong tubuh Ashley perlahan ke dalam apartemen Ashley lalu menutup pintunya dari luar. Ashley masih berdiri terdiam, satu tangannya masih memegang gelas dan satu tangannya memegang buket bunga dan paper bag yang baru saja di berikan Harry. Jadi harinya dimulai dengan peristiwa mengagetkan seperti ini? Yang benar saja.

Tapi jujur saja, Ashley merasa perutnya berputar-putar saat melihat Harry berdiri di depan pintu apartemennya, tersenyum lebar dan manis sambil memegang satu buket bunga cantik, rasanya Ashley merasakan something dalam dirinya saat melihat Harry seperti itu. Ashley hampir saja mau berbalik dan membuka pintu apartemennya lalu bilang sama Harry kalau dia nggak bisa pergi hari ini, namun sepertinya kenyataan bahwa pacar Harry meninggal 3 bulan yang lalu membuat Ashley mencoba untuk menuruti permintaan Harry. Walaupun sebenarnya Ashley lebih ingin melakukan hal ini karena Ashley bisa dibilang suka sama Harry, namun Ashley harus menghilangkan rasa suka nya dan menganggap Harry sebagai sahabat yang baik.

***

Harry's POV:

Harry menyenderkan badannya di tembok tepat di depan pintu apartemen Ashley, matanya menatap langit-langit lorong gedung apartemen itu. Pikirannya berputar mengingat apa saja hal yang tadi Liam perintah kan untuk dia lakukan nanti. Sampai pikiran Harry terhenti saat pintu apartemen Ashley terbuka.

Ashley keluar menggunakan dress vintage terusan dengan atasan warna biru dan bawahan rok yang lebar berwarna biru muda, tersampir pas dari pinggang sampai kakinya, belt kulit terlilit di pinggangnya yang mungil, kakinya terbungkus sepatu flat berwarna coklat beludru dan kaos kaki berwarna broken white.

Harry tersenyum, yang beda dari Ashley dan Keylie adalah cara mereka berpakaian, jika baju ini tadi Harry berikan ke Keylie, Harry yakin Keylie akan memadu padankan baju nya dengan sepatu high heels atau sebagai macamnya barang-barang wanita lain yang bisa dibilang "unik".

"Thank you, Harry..."

Kata Ashley setelah beberapa lama menunggu respon dari Harry, bukannya respon kata-kata Harry malah merespon keberadaan Ashley dengan memperhatikan Ashley dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Thank you, Harry..."

Kata Ashley sekali lagi sambil maju mendekat ke Harry.

"No prob! It's not a big deal! Jadi, temenin gue jalan-jalan hari ini ya?"

Harry tersenyum lalu mengulurkan tangannya ke Ashley, Ashley tersenyum lalu menggenggam tangan Harry.

"Eh! Tunggu!"

Ashley berhenti berjalan lalu melihat jam tangannya.

"Ini masih jam 4 lewat, Har! Kamu mau jalan kemana pagi-pagi begini?"

Harry tersenyum dan menarik Ashley perlahan.

"Just wait and see, Ashley..."

Dan akhirnya Ashley menurut dan mengikuti langkah kaki Harry keluar gedung apartemennya.

***

Ryan's POV:

Ryan membuka apronnya, sudah 5 menit lewat dari jam masuk kerja, Ryan terus memandang kearah pintu gedung apartemen Ashley, kalau-kalau wanita itu keluar dari gedung apartemennya dan bergegas berlari karena terlambat, namun sepertinya percuma. Sudah 10 menit lewat dan Ryan belum melihat batang hidung Ashley, tandanya cewek mungil yang mengambil hatinya itu tidak masuk kerja.

"Cam!"

Ryan memanggil Camryn yang sedang duduk mengelap-ngelap gelas di dalam pantry. Camryn menengok dan memasang ekspresi "kenapa?".

"Kemana ya Ashley, tau nggak?"

Camryn menggeleng-gelengkan kepalanya, matanya masih memandang Ryan bingung.

"Memang dia belum datang?"

Ryan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berjalan kedepan belakang kasir lagi setelah terdengar bunyi Ding! Ding! Dari pintu masuk Starbucks.

***

Harry's POV:

Harry menoleh kearah Ashley, mata Ashley terpejam, mulutnya sedikit terbuka, perjalanan panjang menuju pantai membuat Ashley tertidur lelap, tadinya musik One Direction yang mengisi perjalanan mereka masih membuat Ashley terjaga, sekali-sekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti beat lagunya, sekali-sekali mulutnya menggumamkan lirik lagu yang dia dengar, namun seiring berjalannya waktu, Ashley tertidur karena lelah.

Tiba-tiba suara ringtone berbunyi, Harry meraih-raih tas kecil Ashley, mencari sumber suara itu lalu menarik handphone Ashley perlahan.

Ryan. Harry mendengus lalu mematikan suara ringtone itu dan menaruh handphone Ashley kembali ke dalam tasnya. Jangan sampai cowok itu merusak acara yang udah gue buat buat Ashley, pikir Harry.

Sekitar 15 menit kemudian Harry menepikan mobilnya ke pinggir jalan, membuka kaca mobilnya sebelum mematikan mesin mobilnya. Matanya menatap Ashley yang masih tertidur lelap. Akhirnya Harry memutuskan untuk duduk di kursi mobilnya, menatap pemandangan pantai yang indah dari kejauhan. Harry menaruh dagunya di frame jendela kaca mobilnya, menghirup udara segar pantai yang ada di depannya.

Setelah itu Harry melihat Ashley menggerakkan tubuhnya dari ujung matanya, sontak Harry langsung berbalik dan melihat Ashley yang sedang sibuk ngulet.

"Hey..."

Kata Harry setelah Ashley membuka matanya sambil tersenyum. Ini saatnya mengungkapkan rasa peduli dan perhatian kepada Ashley.

***

Ashley's POV:

Ashley membuka matanya, kepalanya sedikit sempoyongan, sudah berapa lama dia tidur? Pikir Ashley.

"Hey..."

Ashley menoleh, matanya menatap muka Harry yang tersenyum manis di sebelahnya, tangan Ashley mengusap-usap wajahnya sendiri, mencoba mengumpulkan jiwa-jiwanya yang belum terkumpul.

"Kita dimana?"

Tanya Ashley. Harry tersenyum lebar, membuka kunci pintu mobilnya dan keluar dari mobilnya. Ashley terduduk diam sebentar, memperhatikan lingkungan luas di luar mobil Harry sebelum juga keluar dari mobil dan berdiri mendekati Harry.

"Barafundle bay beach..."

Kata Harry, Ashley bahkan hampir nggak mendengar suara Harry sangking kecilnya suaranya. Ashley menguap, lalu mendengar Harry tertawa kecil.

"Kenapa?"

Tanya Ashley masih sambil menutup mulutnya.

"Hah?"

Tanya Harry. Ashley menyingkirkan tangannya dari mulutnya dan bertanya lagi.

"Kenapa?"

Harry tersenyum lalu mengerutkan dahinya.

"Kenapa, kenapa?"

Ashley tertawa kecil, seperti percakapan orang bodoh.

"Kenapa tadi ketawa, Harry?"

Harry melihat Ashley lalu tertawa kecil lagi.

"Tuh kan!"

Kata Ashley sambil tertawa kecil juga, bibirnya dilipat, ngambek.

"Nggak papa kok, cuma lo tadi nguap lucu banget. Capek ya?"

Ashley menunduk, baru kali ini ada orang yang bilang nguapnya lucu. Ashley mengangguk menandakan bahwa dia capek, lalu menatap jam tangannya.

"Lho? Udah sore begini?!"

Kata Ashley kaget saat melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul satu siang.

"Perjalanan kita hampir 4 jam..."

Kata Harry, matanya menatap melihat lautan dari kejauhan. Ashley menatap Harry aneh, kenapa dia ajak Ashley kesini?

"Mau turun?"

Tanya Harry sambil menunjuk pantai di bawah mereka. Ashley kembali mengangguk-angguk, Harry mengulurkan tangannya, namun sebelum Ashley juga menyentuh tangannya, suara handphone yang tadi di perjalanan Harry dengar berbunyi lagi.

"Eh! Handphone ku bunyi! Sebentar ya, Har..."

Ashley berjingkat-jingkat masuk ke dalam mobil dan mengambil handphonenya di dalam tas kecilnya. Wajahnya menyunggingkan senyum pada saat nama Ryan tertera di layar handphonenya.

"Ryan? Kenapa?"

"Astaga, Ashley! Akhirnya kamu angkat juga!"

Terdengar Ryan menghembuskan napasnya, lega.

"Maaf, Ryan. Ada apa? Kamu telpon dari tadi?"

"Iya..."

Kata Ryan lirih dari ujung telepon.

"Maaf ya..."

"Kamu nggak kerja? Kenapa?"

Ashley menghembuskan napasnya, susah menjelaskan apa yang sedang dia lakukan sekarang.

"Aku- Aku lagi jalan-jalan, Ry.."

"Sama siapa? Sendiri?"

"Sama.."

"Eh! Ya sudah nanti saja aku telepon lagi ya, jam istirahat ku sudah habis, Camryn baru manggil, nanti aku telpon lagi ya, She..."

Ashley tersenyum walaupun Ryan tidak melihatnya.

"Mhm.."

Kata Ashley sebelum akhirnya Ryan memutuskan telponnya. Setelah itu Ashley mengambil tas kecilnya dan keluar dari mobil, melihat punggung Harry yang menghadap dirinya. Ashley mencolek pundak Harry dari belakang.

"Hey!"

Kata Ashley, Harry menoleh dengan muka flat dan jutek.

"Ayo kebawah..."

Kata Harry santai lalu menarik tangan Ashley pelan namun sedikit kasar. Ashley mengerutkan dahinya bingung, kan dia jadi ganti mood lagi, pikir Ashley.

***

Harry's POV:

Laki-laki itu telpon lagi. Bener-bener perusak, pikir Harry. Harry memasukkan kedua tangannya ke saku jeansnya, menatap hamparan laut di depannya,menunggu Ashley yang sedang mengangkat telpon di dalam mobilnya. Satu kali, pikir Harry. Entah apa yang akan Harry lakukan kalau dia menemukan Ryan di depan mukanya.

"Hey!"

Harry menoleh, sedikit kaget, lamunannya terhenti. Ashley berdiri di belakangnya sambil tersenyum lebar, entah senyumnya memang untuk Harry atau dia hanya tersenyum lebar sehabis mengangkat telpon dari Ryan.

"Ayo kebawah..."

Harry tidak menghabiskan waktunya lagi untuk basa-basi, di genggamnya tangan Ashley, lalu Harry menarik Ashley ke arah tangga menuju ke bawah pantai.

"Eh! Kita buka sepatu aja, taruh di dalam mobil dulu!!"

Kata Ashley berteriak karena suara ombak mengalahkan suara nya yang kecil. Harry tertawa kecil mendengar saran Ashley yang sangat ke-ibu-an.

"Oh iya..."

Harry akhirnya melepaskan tangan Ashley lalu berlari kecil ke mobil, Harry mendengar suara tawa kecil dari arah belakangnya, Harry tersenyum. Ashley berdiri di belakang Harry, memegang flat shoes nya, Harry mengambil sepatu Ashley dan menaruhnya di dalam mobil.

"Harry! Ayo!"

Harry menoleh dan mendapatkan Ashley sudah berdiri di tangga menuju pantai. Harry menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tertawa, cewek itu special banget, kayak Keylie. Harry berlari mengikuti Ashley, kakinya mulai menyentuh pasir saat matanya memandang Ashley yang berlarian di pinggir pantai, Ashley yang tertawa lebar, bagian bawah dressnya yang mengembang setiap kali dia berputar.

**flashback**

Keylie memutar-mutarkan badannya, dress bercorak bunga-bunga yang dipakainya mengembang-ngembang, Harry tertawa dari kejauhan, berkali-kali kamera yang ada di tangannya mengambil gambar Keylie yang sedang tertawa dan berputar-putar diatas pasir putih, cipratan ombak membasahi ujung-ujung gaun Keylie.

"Harry! Babe! Sini! Ayo!"

Keylie berhenti berputar dan melambai-lambaikan tangannya memberikan kode kepada Harry untuk mendekat kearahnya juga. Harry berlari, wajahnya berseri-seri.

**end of flashback**

"Capek ya!"

Kata Ashley setelah mereka memutuskan untuk duduk di pinggir pantai setelah berlarian, ujung-ujung dress Ashley basah karena cipratan air laut, begitu juga ujung-ujung celana jeans Harry. Harry mengangguk-angguk menandakan bahwa dia juga capek.

"Tapi seru kok!"

Kata Ashley lagi, Harry menatap Ashley, melihat matanya yang berwarna biru terang, matching dengan matanya yang berwarna hijau terang. Tiba-tiba Harry mengeluarkan iPhonenya dan mengangkatnya kedepan mukanya.

"Kamu ngapain?"

Tanya Ashley yang sedang sibuk dengan rambutnya yang sedikit basah terkena air laut.

"Instagram."

Kata Harry tanpa menatap Ashley. Ashley mengangguk-angguk, memeluk kakinya di dadanya, menutup kakinya dengan bawahan dressnya yang lebar. Tiba-tiba Harry mengarahkan iPhonenya ke arah Ashley, Ashley masih melihat ke kejauhan, tidak menyadari iPhone Harry yang sudah mengambil gambarnya. Harry menarik handphonenya dan sibuk mengedit foto Ashley barusan dengan aplikasi instagram.

"Eh! Itu aku?!"

Kata Ashley sambil meraih-raih iPhone Harry, Harry menarik-narik iPhonenya, menjauhkan iPhonenya dari jangkauan Ashley.

"Kamu! Itu gambarku dimasukin ke instagram?!"

Harry mengulum senyum, sementara Ashley masih meronta-ronta, nggak rela gambarnya begitu saja di sebarkan ke berjuta-juta followers Harry di instagram.

"Let the haters hate..."

Gumam Ashley, Harry berbalik menatapnya sambil mengerutkan dahinya.

"Apa lo bilang tadi?"

Ashley menggeleng-geleng, mengalihkan pandangannya dari Harry, kaget karena ternyata perkataannya tadi terdengar oleh Harry. Harry mengangkat bahunya, merasa bodo amat dengan apapun yang dikatakan Ashley tadi. Setelah itu Harry dan Ashley hanya terdiam, jam tangan Ashley menunjukkan pukul 3 sore, mata mereka memandang kejauhan ke ujung-ujung laut, hingga bunyi handphone Ashley membuyarkan lamunan mereka.

Harry dengan kasar mengambil tas kecil Ashley secara cepat.

"Handphonenya..."

Harry terdiam, tangannya memegang tas Ashley kencang-kencang, Ashley menatap Harry sambil mengerutkan dahinya, perasaan jengkel tumbuh di dalam hati Ashley. Akhirnya Harry dan Ashley duduk terdiam kembali, pikiran mereka menghilang kesana kemari.

***

Ashley's POV:

Ashley mengerut-ngerutkan dahinya, pikirannya amburadul, kenapa juga dia mau kesini? Untuk apa ngabisin waktu sama orang jutek dan nggak jelas kayak Harry?

Handphone Ashley berbunyi lagi, Ashley langsung buru-buru menarik tasnya dari genggaman Harry, tapi sepertinya percuma, genggaman Harry malah tambah kuat memegang tasnya.

"Harry! Itu pasti Ryan telpon!"

Harry melirik Ashley, Ashley membuat ekspresi ngambek dimukanya.

"Ryan, Ryan, Ryan. Apasih urusan dia sama lo?"

Ashley menatap Harry yang menatapnya dengan muka setengah marah.

"Kenapa kamu gitu?"

Ashley bertanya.

"Gue nanya aja, apa urusan dia sama lo?"

Ashley menatap dengkulnya yang mendekap dekat dadanya.

"Lo pacaran sama dia?"

Sontak Ashley mengangkat wajahnya, menatap Harry yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Ashley menggeleng-geleng.

"Oh iya!"

Kata Ashley sambil tersenyum lebar, baru saja ia ingat sesuatu.

"Iya? Iya lo pacaran sama Ryan?"

Harry bertanya kembali, wajahnya tambah sumpek.

"Bukan, bukan! Aku baru ingat sesuatu!"

Harry menghembuskan napasnya, lega. Ashley melihat Harry bingung lalu tertawa kecil.

"Aku baru di kasih tahu sama Camryn kemarin."

Harry menatap Ashley.

"Tentang Keylie, aku minta maaf, turut berduka cita"

Harry tersenyum, matanya berkaca-kaca. Baru kali ini dia mendengar kata-kata berduka cita paling tulus.

"Eh! Maaf! Maaf!"

Ashley mengangkat tangannya, mengusap tetesan air mata yang jatuh di pipi Harry. Tiba-tiba suara ringtone handphone Ashley kembali terdengar, tas Ashley yang sudah terlepas dari genggaman Harry langsung Ashley caplok, Ashley mencari-cari handphonenya, namun baru saja Ashley baru memegang handphonenya, ringtone telponnya sudah mati. Ashley mengalihkan pandanganya ke Harry, Harry sudah tidak menatapnya lagi, air matanya sudah kering, namun matanya masih merah.

"Lo mau pulang?"

Ashley menatap Harry yang berbicara namun tidak menatapnya.

"Kamu?"

Ashley bertanya. Harry menjawabnya dengan mengangkat bahunya. Ashley akhirnya terdiam lagi.

"Keylie cantik ya..."

Kata Ashley. Harry tertawa kecil, tawa mengejek.

"Maksud lo apa? Lo mau buat gue inget sama Keylie terus gue jadi down?"

Sekarang Harry menatap Ashley dengan tatapan sinis. Ashley menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak! Aku cuma kasih tahu aja..."

Harry kembali terdiam, tatapannya kembali memandang ke kejauhan.

"Kalau dari tadi maksud lo cuma mau buat manas-manasin gue, cuma mau buat gue down, mending nggak usah ngomong..."

Kata Harry lagi dengan nada menyindir, Ashley menatap Harry bingung, mata Ashley mulai berair. Apa salahnya sih cuma bilang gitu aja? Kenapa setiap omongan Ashley dianggap negatif sama laki-laki satu ini?

Harry berdiri dari duduknya.

"Kita pulang.."

Ashley menatap Harry yang sudah berdiri di sebelahnya, masih memandang ke lautan di depannya.

"Ke-kenapa?"

Handphone Ashley kembali berbunyi, Ashley buru-buru mengangkatnya. Ashley melihat Harry yang memegang kepalanya, menggeleng-geleng lalu melipat kedua tangannya di dada.

"Ryan?"

"She? Kamu pergi sama Harry? Jauh-jauh sampai ke barafundle bay?"

Ashley terdiam.

"She? Dinner kita nggak jadi?"

Suara Ryan terdengar khawatir sekaligus sedih dari ujung telepon. Ashley masih terdiam, menatap Harry yang masih menunduk sambil berdiri jauh di depannya.

"A-Aku.."

"She? Kamu nggak apa-apa, kan?"

Ashley menghembuskan napasnya.

"Aku nggak apa-apa, nanti aku telepon lagi."

Ashley tersenyum mencoba untuk tetap terlihat senang, memasukkan handphonenya kedalam tas dan berjalan kearah Harry.

"Ayo, kalau kamu mau pulang, aku juga ikut pulang..."

Kata Ashley setelah kakinya berdiri di sebelah kaki Harry. Harry menoleh kearah Ashley, tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Ashley dan mengajak Ashley kemobil.

"Kenapa mood mu selalu berubah-ubah?"

Tanya Ashley setelah mesin mobil Harry sudah menyala. Harry mengangkat bahunya.

"Entah..."

Ashley mengangguk-angguk.

"No offense, Har. Tapi, Keylie kenapa meninggal? Maksudku, memang dia sudah nggak bisa tertolong?"

Harry kembali mengangkat bahunya, Ashley langsung terdiam, mencoba untuk tidak bertanya lagi.

***

Harry's POV:

Harry mencoba untuk menelan ludah nya berkali-kali, mencoba untuk sabar dan nggak terpancing emosi setiap kali perempuan kecil di sebelahnya menanyakan pertanyaan tentang Keylie. Hampir saja kelakuan bodohnya di pantai tadi menghancurkan sebagian rencananya lagi.

Harry terus fokus ke jalanan yang ada di depannya, suara napas yang teratur membuat Harry menoleh, Ashley sudah tertidur, pikir Harry, namun ternyata pemikiran Harry salah.

"Kenapa mereka selalu bilang aku mirip sama Keylie, Har?"

Harry menoleh kearah Ashley lalu kembali menatap jalanan di depannya, Harry mengerutkan dahinya, darimana cewek ini tahu kalau mereka suka bilang dia mirip sama Keylie?

"Maaf ya, aku suka nguping setiap kali lewat depan apartemenmu."

Harry menjambak rambutnya, tiba-tiba kesabarannya begitu saja habis.

"Nggak ada yang suka bilang lo mirip sama Keylie, mereka cuma manas-manasin gue doang, sekarang lo bisa diem dan nggak ngomongin tentang Keylie nggak?!"

Nada bicara Harry makin membesar setiap kali kata keluar dari mulutnya, Harry melihat Ashley meringkelkan badannya kepojok, sudut matanya melihat mata Ashley yang berkaca-kaca, setelah itu dengan sigap Ashley mengambil telponnya dari dalam tas kecilnnya.

Ashkey mendekatkan handphonenya kekupingnya, lalu setelah itu Harry mengutuki dirinya dalam hati setelah mendengar suara Ashley berkata.

"Ryan..."

***

Ashley's POV:

Cowok ini nggak akan bisa lebih jahat lagi dari ini, sebentar-sebentar dia sangat so sweet, sebentar-sebentar bentakkannya membuat Ashley hampir menangis. Ashley akhirnya mengambil keputusan untuk pergi dinner bersama Ryan setelah mendapat perlakuan yang cukup aneh dari Harry.

"Kita jadi dinner, Ry... Kamu jemput aku di ujung jalan Starbucks..."

Tiba-tiba mobil Harry berbelok dengan paksa, Ashley terkaget.

"Kenapa, She?"

Ryan bertanya dengan suara khawatir.

"Nggak-nggak apa-apa, sampai ketemu nanti"

Ashley buru-buru memasukkan handphonenya kedalam tas lalu berkata, hampir berteriak.

"Kamu kenapa sih?! Kenapa kita belok?!"

Harry terdiam, matanya terus memandang jalanan di depannya.

"Harry!!"

Ashley memanggilnya, namun Harry tetap terdiam.

"Fine! Whatever!"

Kata Ashley lalu Ashley menghempaskan badannya ke kursi mobil dan menatap jauh keluar kaca mobil.

Mobil Harry melambat saat mereka sudah menuju dekat Starbucks, namun bukannya berhenti di dekat Starbucks, Harry memberhentikan mobilnya jauh dari area Starbucks.

"Kenapa berhenti?"

Tanya Ashley.

"Maaf buat hari ini."

Ashley mengerutkan dahinya. Cowok ini bener-bener gila, sekarang dia minta maaf? Maaf untuk apa? Untuk teriak-teriak di dekat kupingnya? Well, percuma!

"Harusnya sekarang kita lagi ada di pasar malam, harusnya gue lagi ngasih lo boneka beruang, harusnya kita lagi naik komedin putar, harusnya gue lagi beliin lo gula-gula..."

Ashley masih menatap Harry yang berbicara tanpa menatapnya.

"Kenapa?"

"Ini rencana Liam."

"Rencana apa?"

"Ashley.. Sebenernya gue..."

***

Ryan's POV:

Ryan keluar dari Starbucks setelah costumer terakhir keluar dari Starbucks, kakinya melangkah cepat keujung jalan dekat Starbucks, matanya menelusuri lingkungan sekitarnya, tetap saja tidak terlihat wajah orang yang dia tunggu-tunggu, Ashley. Akhirnya Ryan mencoba untuk jalan lebih jauh dari yang seharusnya.

"Ashley..."

Bisik Ryan kepada dirinya sendiri saat melihat Ashley duduk di dalam mobil Range Rover berwarna hitam, Ryan melihat Ashley yang sedang menatap Harry, kelihatannya mereka sedang dalam perbincangan yang cukup mendalam, pikir Ryan. Tanpa sungkan-sungkan Ryan mengetuk kaca mobil tepat disebelah muka Ashley.

Ashley menoleh dan menggumam "Ryan?". Ryan dapat membacanya lewat gerakan mulut Ashley. "Sebentar" kata Ashley lagi, namun Ryan tetap berdiri di depan kaca mobil itu, Ashley kembali menatap Harry, namun yang sekarang menatap Ryan adalah Harry.

***

Ashley's POV:

Ashley menoleh dan menemukan Ryan di sebelah kaca mobilnya.

"Ryan?"

Pekik Ashley, namun matanya menoleh kearah Harry yang masih belum selesai bicara di sebelahnya.

"Sebentar."

Kata Ashley sambil melihat Ryan, lalu dia menoleh lagi kearah Harry.

"Ayo..."

Kata Ashley menyuruh Harry untuk melanjutkan pembicaraannya tadi. Harry malah menggelengkan kepalanya dan menyuruh Ashley untuk keluar kearah Ryan.

"Sana sudah... Kasian dia nungguin"

Kata Harry, Ashley menatap Harry.

"Really?"

Tanya Ashley. Harry mengangguk, Ashley masih menatapnya, namun berkali-kali Harry menggeleng-geleng dan menyuruh Ashley untuk mendatangi Ryan. Akhirnya Ashley menurut dan membuka pintu mobil Harry.

"Bye"

Kata Ashley yang sebenarnya tidak mau meninggalkan Harry. Harry tersenyum manis dan melambaikan tangannya. Ashley keluar dari mobil Harry dan mendekati Ryan, Ryan langsung mendekap Ashley dalam pelukannya.

"Hi."

Pekik Ashley dalam pelukan Ryan, lalu Ashley melihat mobil Harry berjalan dan menghilang dari pandangan matanya.

***

Harry's POV:

Congratulation for the second time, Harry!

Kata Harry dalam hati, dadanya terasa panas saat melihat Ryan mendekap Ashley di dalam pelukannya, otaknya mengulang beribu kesalahan yang dia buat tadi. Sekarang harapannya hilang sudah. Ashley akan bertahan lama disini, bersama Ryan, sementara dirinya akan melalangbuana entah ke mana dan membiarkan dirinya melepaskan Ashley begitu saja.

"Gue gagal, Li..."

Tanya Harry saat Liam mengangkat telponnya.

"Kok bisa?"

"Gue lepasin dia ke Ryan..."

"Har..."

Kata Liam lirih, lalu setelah itu yang Harry dengar hanyalah hembusan napas dan umpatan dari mulutnya.

***

Ashley's POV:

Berkali-kali Ryan tertawa setelah mengeluarkan joke nya sendiri, Ashley hanya tersenyum. Yang ada dipikiran Ashley sekarang adalah perkataan terakhir yang Harry ucapkan barusan di dalam mobilnya.

Maksudnya tadi apa? Harry merencanakan date satu hari sama Ashley?

Mata Harry yang berkaca-kaca terus menerus lewat dipikiran Ashley.

"She? Ayo dimakan."

Ashley mengangguk, pikirannya buyar, tersenyum lalu kembali memakan makanan yang ada di depannya.

***

Harry's POV:

Harry mengambil beberapa baju dari lemarinya. Memasukkannya ke dalam koper, lalu menjejerkan beberapa tas jinjing di sebelah tas kopernya.

"Lo nggak mau nyamperin apartemennya Ashley dulu, Har? Siapa tahu dia ada..."

Kata Louis. Harry menggeleng-gelengkan kepalanya. Untuk apa ke apartemen Ashley? Toh dia lagi sama Ryan.

"Useless, Lou..."

Kata Harry.

"You give up, then. You let her go."

Louis mengangkat bahunya lalu berdiri dari duduk ya, keluar dari kamar Harry.




=====================================================================


Whoah. Thats one hell of a part.
Sangat-sangat panjang.
Entah ceritanya make sense buat kalian atau tidak.
Semoga iya yah☺️☺️☺️
Keep vote and comment and read!
Follow instagram fanfic ini: currentlyharrystyles

CAST!!
Ashley : Elle Fanning
Harry : Harry Styles
Keylie : Dakota Fanning
Ryan : Ansel Elgort

-LUlUXXX
Thankyou so much you guys!

Half a Heart (Harry Styles/One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang