"Well you only need a light when it's burning low, only miss a sun when it starts to snow, only know you love her when you let her go..."
- Let Her Go (Passenger)
Harry's POV:
Harry terdiam, memori yang baru saja berputar di ingatannya membuat dia terdiam. Apakah sekecil mungil itu bumi ini? Sampai-sampai peristiwa yang dia rasakan sekarang sama seperti apa yang dia rasakan dulu?
Ashley masih mendekap tubuh Harry, kepalanya masih menempel dekat di dada Harry, Harry melihat kebawah dan menemukan Ashley memejamkan matanya.
"Aku minta maaf..."
Bisik Ashley sekali lagi, lirih.
Harry terus-menerus memikirkan apa hal selanjutnya yang harus dia lakukan, apakah dia ingin memeluk Ashley seperti apa yang dia lakukan pada Keylie, atau sekarang dia harus memaksa Ashley untuk melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja?
"Um..."
Bodohnya Harry, Harry memegang pundak Ashley dan menjauhkan badan perempuan mungil itu hingga dia melangkah lebar-lebar kebelakang.
"Sorry juga, gue emosi, sekarang lo pulang. Gue nyesel udah abisin waktu sama cewek kayak lo."
Harry memasukkan kedua tangannya ke kantong coatnya lalu pergi begitu saja dari hadapan Ashley, kedua matanya terpejam, maki-makian terdengar di otaknya. Bodoh banget lo, Har!!
***
Ashley's POV:
Ashley memegang tasnya, mukanya masih memancarkan ekspresi bingung, memangnya salah kalau tadi dia meluk Harry? Kenapa Harry disini kalau katanya tadi dia ngabisin waktunya percuma untuk cewek kayak Ashley?
Ashley duduk di kursi panjang tempat Harry tadi duduk, jam tangannya menunjukkan pukul 00:15, semalam itukah dia pergi berkeliaran? Ashley menghela napasnya. Dengan tubuh dan gerakan lamban Ashley mendorong pintu gedung apartemennya, jari-jari kecilnya menekan tombol lift, tangan kecilnya memeluk tubuhnya sendiri, mulutnya menggumamkan lagu-lagu dengan lirih.
Ashley melangkah keluar dari lift, kakinya berjingkat-jingkat sampai kedepan pintu apartemennya, Ashley terdiam sebentar, menghadap ke apartemen Harry dan memperhatikan pintu apartemen itu.
"Lo ngapain baru pulang jam segini?"
Ashley mendengar suara teriakan samar-samar dari dalam apartemen Harry, kakinya kembali berjingkat kedepan pintu apartemen Harry, lalu Ashley mendekatkan kepalanya ke pintu apartemen itu.
"Gue dibawah."
"Dibawah mana?! Sampai Niall udah pulang pun lo nggak pulang-pulang! Niall bilang tadi dia bahkan nggak liat lo dibawah!"
Ashley tahu suara barusan adalah suara Gemma.
"Niall dimana sekarang?"
"Di kamarnya. Lo abis dari mana, Har? Look gue minta maaf soal tadi..."
Terdengar suara gasrak-gusruk.
"Gue tadi dari bawah, gue ke Starbucks bawah."
"Starbucks bawah?! Malem-malem?!"
Terdengar suara Harry tertawa kecil.
"Gue nungguin Ashley, bodoh kan gue?"
Ashley membelalakkan matanya, tadi dia bilang ngabisin waktu, tapi sekarang dia bilang sama Gemma kalau dia nungguin Ashley?
"Kenapa harus bodoh? Har, Ashley itu baik..."
"Ashley tuh ngingetin gue sama Keylie terus, Gem! Gue nggak bisa--"
Suara Harry terdengar makin samar, Ashley menjauh pada saat mendengar kata Keylie. Itu adalah sebagian pertanyaan yang belum terjawab, siapa sih Keylie?
***
Ashley membuka matanya dan buru-buru bersiap untuk kerja, kaki kecilnya melompat kesana kemari hingga dia berakhir berdiri di depan kaca besar dan menghembuskan napasnya lega. Dia siap untuk memulai harinya!
Ding! Ding!
Pintu depan Starbucks berbunyi, Ashley menemukan Ryan tersenyum di belakang meja kasir.
"What can I get you miss?"
Kata Ryan bercanda diiringi dengan tawa kecil yang keluar dari mulut Ashley, Ashley mendorong pintu pantry dan menaruh semua barang-barang yang dia bawa sebelum memakai apronnya dan berdiri rapih di sebelah Ryan, Camryn tersenyum kearah Ashley dan Ryan.
"Good morning!!"
Kata mereka berbarengan saat satu orang customer masuk kedalam Starbucks.
***
Harry's POV:
Good morning world! Pekik Harry dalam hati. Terdengar suara ribut-ribut dan tawa dari luar ruang kamarnya, bertanda bahwa the boys semua sudah berada di apartemennya.
"Whaddup, dude?!"
Kata Louis pada saat Harry keluar dari kamarnya, tangannya masih mengucek-ngucek matanya yang masih sulit untuk melihat.
"Stop making that stupid accent, Lou! You're not american!"
Kata Zayn diiringi dengan tawa Liam, Niall dan Gemma.
"Gue cuma mau coba jadi orang amerika aja sih ih!"
Harry menggeleng-gelengkan kepalanya lalu mengambil air dengan secangkir gelas dan meminumnya.
"Kalian udah sering pulang-pergi amrik kok masih kayak kamseupay aja sih mau ke amrik.."
Gemma berkata. Harry membelalakkan matanya, Amerika?! Kapan mau ke Amerika?!
"Kapan?! Kita mau ke Amerika lagi?!"
Harry melangkah cepat, mencoba berdiri diantara teman-teman abnormalnya.
"Iya, makanya kita kesini mau ngomongin itu, Har..."
Jelas Liam.
"Konser dadakan gitu, jadi mungkin lusa atau paling lama minggu depan kita ke sana."
Harry memgangkat alisnya, menurutnya hal seperti ini itu kesalahan, nggak ada informasi sama sekali.
"Kok gue nggak tahu??"
"Kita juga baru tahu tadi pagi jam 2an, Har. Baru di e-mail, lo udah cek e-mail lo?"
Niall menggoyang-goyangkan iPhonenya di tangannya.
"Eleanor juga freak out waktu gue kasih tahu, baru juga tadi pagi gue telpon dia.."
Kata Louis.
"Danielle juga..."
Kata Liam.
"Kalau Perrie memang lagi ada disana juga..."
Kata Zayn sambil tersenyum manis, Louis dan Liam langsung melemparkan kritikan yang sangat amat abnormal.
"Kalau Michelle?"
Gemma menatap Niall, membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatap Niall juga.
"Michelle juga sedih..."
Satu ruangan bercie-cie-an ria, semuanya tertawa sambil menyenggol-yenggol Niall.
"Kalau Ashley, Haz?"
Tanya Niall setelah semua orang disekitarnya duduk normal di tempat mereka masing-masing.
"Ashley? Pfftt"
Harry tersenyum jutek, apa maksudnya mereka nanyain Ashley? Lalu Harry duduk di sofa di sebelah Gemma.
"Dia tuh mirip sama Keylie ya, Har."
Kata Louis.
"Bener banget!"
Kata Liam sambil menjentikkan jarinya.
"Mukanya sama badannya hampir mirip, kikuk-kikuk nya juga, innocent dan lucu banget!"
Harry menatap teman-temannya aneh.
"Whoaaa, maksudnya apa, nih?"
"Ya, kita cuma bilang, Haz..."
Kata Louis.
"Move on, Haz..."
Kata Liam sambil menepuk-nepuk pundak Harry dan tersenyum penuh arti, Harry mendongak dan melihat semua muka orang-orang yang duduk di sekelilingnya, semua juga tersenyum penuh arti. Senyum yang menandakan bahwa mereka sebenarnya perduli.
"Gue udah coba move on, guys..."
Harry menghembuskan napasnya, merasa putus asa.
"Lalu?"
Tanya Zayn, tubuhnya menunduk mencoba untuk lebih dekat dengan Harry.
"Masalahnya Ashley selalu buat gue inget sama Keylie, gue nggak mau cara move on gue kayak gitu..."
Liam menyenderkan badannya ke sofa, tangannya dilipat di depan dada.
"Lo udah pernah ngajak dia nge-date? Atau kecepetan kalau ngajak dia nge-date sekarang?"
Liam bertanya, matanya menatap semua orang yang ada di sekelilingnya, semuanya menggeleng-geleng, kecuali Harry yang hanya menatap kosong kedepan.
"Tuh, Har. Ajak dia nge-date kapan-kapan, jangan di tunda-tunda..."
Harry tertawa kecil, mukanya flat.
"Kenapa lagi sih, Har?"
Tanya Gemma nggak sabaran, adiknya ini harus belajar menerima keadaan dan move on dan menjalani hidupnya lagi.
"Bukannya gue nggak nerima masukan lo semua, guys. Gue nerima dan sangat berterimakasih atas masukan lo semua, tapi udah terlambat."
Harry tersenyum kecut dan menatap semua orang di sekitarnya. Liam, Niall, Louis, Zayn dan Gemma menatap Harry dengan tanda tanya besar di mata mereka.
"Dia udah deket sama cowok lain, dan tadi malem gue melakukan kesalahan yang mungkin buat dia jadi risih sama gue."
Niall tersenyum.
"Kalau Ashley sama kayak Keylie, dia nggak bakal ngacangin lo, Har."
Semua orang di ruangan itu mengangguk-angguk.
***
Ashley's POV:
Camryn duduk bersama-sama dengan Ashley, menunggu Ryan yang sedang membelikan mereka makan siang.
"Kemarin Harry kesini..."
Kata Camryn.
"Aku tahu, kok. Kemarin Harry bilang."
Kata Ashley yang memandang jauh, tatapannya kosong.
"Shley, dia itu kenal sama lo?"
Ashley mengangguk-angguk.
"Dia satu gedung apartemen sama aku."
Camryn menganggul-angguk.
"Tapi apartemennya temporer nggak permanen kayak aku.."
Camryn kembali mengangguk-angguk.
"Dan coat Burberry itu dari dia."
Camryn berhenti menyesap hot chocolate nya dan menatap Ashley.
"Lo pacar barunya Harry Styles?!"
Camryn bertanya, suaranya hampir terdengar seperti teriakan, beberapa anak-anak perempuan yang ada di dekat mereka langsung menoleh. Ashley menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menaikkan tangannya sebagai perminta maafan kepada anak-anak perempuan itu.
"Ih kamu ini! Mana mungkin aku jadi pacarnya Harry!!"
Camryn tertawa kecil.
"Maaf-maaf, habis kamu tuh sebenernya mirip sama mantan pacarnya Harry yang dulu tau... Kamu bukan fans One Direction, ya?"
Ashley mengangguk-angguk.
"Fans kok.. Tapi aku nggak tahu-menahu soal pacar-pacar mereka, yang aku tahu cuma Danielle, Perrie sama Eleanor aja..."
Camryn ber-oh ria sebelum menyerocos.
"Jadi, lo udah tahu beberapa pacar mereka kan? Nih, gue jelasin, setelah itu, Niall sekarang pacaran sama Michelle, dia temen lamanya Niall dari Irlandia..."
Ashley mengangguk-angguk, menatap Camryn serius.
"Mereka baru jadian sih, baru beberapa hari yang lalu mereka official-nya. Lalu Harry, dia sekarang sih aku nggak tahu aku udah nggak terlalu nge-stalk fanbase lagi, tapi dulu pacarnya itu cantik banget! Tapi beberapa bulan yang lalu dia meninggal, kecelakaan fatal, kehilangan banyak darah...."
Ashley masih menatap Camryn serius, air mukanya berubah menjadi sedih. Jadi begitu, pikir Ashley.
"Namanya Keylie Tomson..."
Dan pertanyaan Ashley akhirnya terjawab. Jadi Keylie itu mantan pacarnya Harry, yang meninggal beberapa bulan yang lalu.
***
Harry's POV:
Perjalanan ke kantor management rasanya kayak seabad, the boys yang lain sibuk dengan Skype dan FaceTime. Mereka menghabiskan waktu mereka dengan pacar mereka sebelum akhirnya mereka pergi ke Amerika. Harry hanya bisa tersenyum kecut, mengingat apa yang tadi dia lihat pada saat dia keluar dari gedung apartemennya, Ashley tertawa sambil duduk di sebelah Ryan di dalam Starbucks.
Sesampainya di kantor management Harry pun mojok dan membaca beberapa majalah yang ada di ruang tunggu.
"Har, ayo masuk!"
Harry berdiri saat matanya tertuju kepada satu headline di majalah yang terbit beberapa bulan yang lalu.
"RIP Keylie Tomson, The One Direction's Sweetheart"
***
Ashley's POV:
Ashley tersenyum menatap Ryan yang ada di sebelahnya, sudah hampir 10 menit mereka mengobrol di kursi panjang di depan Starbucks setelah Camryn pulang.
"Kapan kita dinner bareng lagi, Ry?"
Tanya Ashley sambil tertawa kecil.
"Heh? Kamu mau? Bagaimana kalau besok?"
Ashley tersenyum malu.
"Aku bercanda kok, cuma bercanda..."
"Tapi aku serius, ayo dinner lagi besok!"
Ashley menatap Ryan, bingung mau menjawab apa. Akhirnya Ashley hanya mengangguk-angguk.
"Deal? Besok dinner nggak boleh nolak!"
Ryan mengulurkan tangannya, menunggu Ashley untuk menjabat tangannya.
"Deal!"
Ashley menjabat tanagn Ryan sambil tersenyum, setelah itu mereka kembali duduk dengan tenang dan menghilang kedalam pikiran mereka sendiri-sendiri.
"Harry ngapain kemarin disini?"
Pertanyaan itu membuat Ashley sedikit kikuk.
"Eh- Emh- katanya sih kemarin dia nungguin aku..."
Ryan mengangguk-angguk lalu tersenyum menatap Ashley.
"Romantis juga cowok itu..."
Kata Ryan yang di respon dengan senggolan pundak dari Ashley.
"Terus sekarang kamu mau apa? Sudah malam ini, sana gih pulang."
Ryan menggoyangkan kepalanya kearah gedung apartemen Ashley. Ashley berdiri diikuti dengan Ryan yang juga berdiri.
"Ya sudah, aku pulang dulu!"
Ashley tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Ryan juga tersenyum dan melambaikan tangannya. Ashley langsung naik ke apartemennya, namun seperti biasa, matanya menatap ke pintu apartemen Harry, kemana ya Harry?
Ah! Kalau kemarin dia nungguin aku pulang! Kenapa aku nggak nungguin dia aja! Pikir Ashley, Ashley tersenyum lalu menaruh semua barang-barangnya di dalam apartemennya sebelum akhirnya keluar dan menunggu Harry di depan pintu apartemennya.
***
Harry's POV:
Give her hope
Spent her love
Until she's broke inside
Story of my life
Harry tersenyum mendengar satu bait baru dari lagu baru yang mereka buat, Liam, Niall, Zayn dan Louis akhirnya memutuskan untuk pulang, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Harry pun ikut bergegas pulang, matanya sudah sembab dan butek, penginnya tidur dan istirahat.
"Kalian jadi pergi lusa, ya, jadi kalau ada yang di selesaikan, tolong selesaikan besok."
Kata Paul, the boys menatap Harry.
"Selesaikan, Haz!"
Kata Louis diiringi dengan tawa dari the boys yang lain, Harry tersenyum kecut. Selesikan apa? Selesaikan Ryan?
Harry membuka matanya lebar-lebar saat mobilnya memperlambat kecepatan, tandanya dia sudah sampai dirumah, alias apartemennya. Karena kepergian mereka ke Amerika adalah lusa, akhirnya the boys memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masih-masing, bukan hanya the boys, begitu juga Gemma yang harus juga pulang kerumahnya. Harry melirik Starbucks di seberang jalan, lampu tempat itu sudah redup, berarti tidak ada lagi orang di dalamnya. Mata Harry mencoba menatap kejauhan di sekelilingnya, siapa tahu saja dia mendapati lagi scene Ashley dan Ryan yang sedang tertawa-tawa riang sambil bergandengan tangan, rasanya pengin di pites!! Pikir Harry saat mengingat kejadian kemarin.
Kaki Harry menghentak-hentak di dalam lift, mulutnya menggumamkan alunan lagu yang baru saja tadi mereka buat. Harry keluar dari lift dan berjalan kearah apartemennya, matanya membelalak saat melihat Ashley duduk bersender ke dinding di sebelah pintu apartemennya.
"Ashley..."
Harry menyentuh-nyentuh pipi Ashley, mencoba membangunkan Ashley dari tidurnya.
"Ashley..."
Harry menggoyangkan pundak Ashley, akhirnya Ashley membuka matanya, matanya langsung tebuka lebar begitu menyadari bahwa Harry sudah duduk di depannya, senyumnya melebar.
"Harry!!"
Ashley mengulurkan kedua tangannya, mencoba untuk memeluk Harry. Bodohnya Harry, Harry menjauhkan posisi tubuhnya dari tubuh Ashley, lalu berdiri dari posisi jongkok ya.
"Tidur sana, masuk apartemen lo, ini sudah malam."
Ashley menunduk, mengucek-ucek matanya lalu berdiri. Ashley menatap Harry sambil tersenyum.
"Ya sudah, selamat malam Harry!"
Kata Ashley. Harry memperhatikan Ashley yang berjalan perlahan kedepan pintu apartemennya, tiba-tiba ada bunyi muncul, dari handphone Ashley.
"Ryan!!"
Harry buru-buru masuk ke dalam apartemennya setelah mendengar nama itu keluar dari mulut Ashley, apalagi ekspresi muka Ashley saat mengatakan nama itu. Sumringah.
=====================================================================
Cukup panjang lah ya partnya? Lol!
Aku cinta kalian semua ya!!
Thanks for reading and voting and commenting(lol)
-LULUxxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Half a Heart (Harry Styles/One Direction)
FanfictionHarry Styles merasa sangat kehilangan saat Keylie Tomson pacarnya meninggal karena kecelakaan dan penyakit yang tragis, setelah itu muncul Ashley seorang wanita mungil yang mirip seperti Keylie yang juga menarik perhatian Harry. Kemiripan Ashley yan...