Part 18

3.4K 211 6
                                    

"Oh simple thing, where have you gone? I'm getting old and I need something to relly on, so tell me when you gonna let me in? I'm getting tired and I need somewhere to begin..."
-Somewhere Only We know (Keane)


Ashley's POV:

Ashley membuka matanya perlahan, kepalanya pusing, akhirnya Ashley mencoba untuk membuka matanya sambil masih tetap tertidur. Ashley menoleh sedikit, melihat Eleanor tidur meringkel di sofanya. Berkali-kali Ashley meyakinkan Eleanor untuk tidur di tempat tidur sementara dia duduk di sofa, tapi tetap saja Eleanor memilih sofa.

Tadi malam Ashley langsung tertidur sehabis bercerita panjang lebar dengan Eleanor, matanya sangat sembap sekarang, mukanya hancur bengkak-bengkak akibat menangis. Sementara tadi malam Eleanor cukup membuatnya tenang dengan berbagai macam bujukan. Namun ada satu hal yang membuat Ashley berpikir, apa benar Harry suka sama dia? Atau ini semua hanya setingan? Karena hubungan Harry dan Cara juga belum jelas keadaannya, pikir Ashley dalam hati.

Berkali-kali lagi Ashley mengutuki dirinya sendiri, dengan sempoyongan Ashley berdiri dari tidurnya menuju kamar mandi, berkali-kali dia mengusap wajahnya di wastafel, Ashley menopang tubuhnya dengan menyanggah tubuhnya di wastafel, sampai tercium aroma yang wangi dari luar kamar mandi membuat Ashley mengusap wajahnya dengan handuk dan keluar dari kamar mandi.

"Breakfast!!"

Ashley melihat Eleanor yang sudah berdiri di depan meja makan kecilnya, di depannya ada beberapa pancake dan susu. Ashley tersenyum lalu mendekat kearah Eleanor.

"Ya ampun, ini kamu buat? Makasih banget, Ele."

Kata Ashley sambil duduk di kursi meja makan, sementara menatap Eleanor yang tersenyum-senyum aneh.

"Sebenernya... Ini aku pesen dari bawah sih hehehe..."

Eleanor tertawa kecil sambil duduk di sebelah Ashley, tangannya memegang garpu dan pisau di tangannya.

"Ayo makan!!"

Kata Eleanor sambil mulai memotong-motong pancake yang ada di depannya, Ashley menyentuh garpu dan pisau yang ada di sebelah kanan dan kiri piringnya, perutnya berbunyi, Ashley tertawa kecil setelah Eleanor tertawa mendengar bunyi perutnya.

"Makasih ya, El. Aku makan dulu."

Ashley mulai memotong-motong pancakenya, memasukkannya kedalam mulut. Eleanor tersenyum kearahnya.

***

Harry's POV:

"Thanks for today, guys!!"

Liam berteriak untuk yang terakhir kalinya, lalu the boys berlari menuruni panggung dan langsung bergegas ke belakang panggung. Semua staff-staff saling ber-tos ria, konser mereka hari ini berjalan dengan lancar. Tiket mereka pun terjual habis.

"Kita balik ke hotel?"

Tanya Niall saat mereka sudah duduk-duduk di backstage.

"Balik ke hotel?"

Tanya Liam lagi sambil menatap Paul yang ada di sebelahnya. Paul menjawabnya dengan mengagguk-angguk lalu tersenyum melihat Harry yang sedang bermain dengan Lux. Sudah hampir 3 bulan lebih mereka tidak bertemu.

"This is nose, Lux..."

Kata Harry sambil menempatkan Lux di perutnya, kedua tangan Lux meremek-remek wajah Harry.

"These are eyes..."

Kata Harry sambil memegang tangan Lux dan menaruh kedua tangannya di kedua matanya.

"These are your eyes..."

Kata Harry sambil menaruh kedua tangan Lux di mata Lux.

"Lou! Gimana tadi?"

Zayn yang baru masuk ruangan langsung duduk di sebelah Louis, the boys langsung terdiam. Zayn salah ngomong.

"Gimana apanya? Apa yang gimana?"

Tanya Harry yang akhirnya membiarkan Lux meremek-remek wajahnya. Niall, Louis, Liam dan Zayn saling lihat-lihat-an. Bisa berabe kalau sampai Harry tahu tentang Eleanor yang mereka kirimkan untuk menemani Ashley di London.

"Itu, milkshake rasa ketimun!!"

Kata Niall mencoba mencari topik pembicaraan yang paling nggak nonsense. Way to go, Niall!!

"Heh? Rasa ketimun?!"

Tanya Harry, mata Harry terbelalak, Lux yang masih ada di depannya tetap meremas-remas wajahnya, jari-jari kecil Lux masuk ke dalam hidung dan mulut Harry. Akhirnya the boys berbincang dan berdebat soal milkshake rasa ketimun, dengan bodohnya Zayn mengajak Harry untuk mencoba milkshake ketimun yang dibilang Niall, dengan aneh Niall menatap Zayn, jelas nggak ada minuman yang namanya milkshake ketimun! Mau ke planet di ujung manapun pasti nggak ada orang yang mau minum minuman seaneh itu! Kecuali ketimun lovers😂.

Tiba-tiba Lou mamanya Lux masuk ke dalam ruangan, matanya terbelalak saat melihat Lux yang sudah memasukkan semua jari-jari tangannya ke hidung dan mulut Harry.

"Oh my God! Harry Edward Styles! What are you doing with my daughter!!"

The boys langsung tertawa keras saat Lou menggendong Lux dan berkali-kali menoyol kepala Harry.

"You think my daughter is a toy, huh?"

Harry duduk sambil mengangkat-angkat kedua tangannya bingung. Sementara the boys yang lain masih tertawa, apalagi Niall. Sementara Lux hanya tertawa-tertawa saja saat melihat Harry beberapa kali di toyol mamanya.

"Lux!! Aaahhh!!! Lux!!"

Tanya Harry pura-pura meminta pertolongan Lux. Sementara Harry sibuk dengan Lux dan mamanya, akhirnya Liam menggunakan waktu itu untuk bertanya ke Louis.

"Gimana Ashley?"

Bisik Liam.

"Sip, bro. Eleanor udah disana dari tadi malam."

Kata Louis kembali berbisik ke Liam. Akhirnya the boys saling lihat-lihat-an, project mereka untuk melindungi perasaan Ashley berhasil. Liam menepuk-nepuk pundak Louis.

"Thanks, mate!"

Bisik Liam.

***

Eleanor's POV:

Eleanor membereskan baju dan sepatunya di ruang tengah apartemen Ashley, hari ini dia ingin mengajak Ashley pergi, mumpung hari ini Ashley nggak kerja. Saat Eleanor sedang mencoba mem-mix and match-kan baju-bajunya, iPhonenya di dalam saku celananya berbunyi. Louis.

"Hey, boo!"

Kata Eleanor.

"Hey, babe! Bagaimana keadaan disana?"

Tanya Louis.

"Baik-baik. Aku mau jalan-jalan sama Ashley hari ini!"

Kata Eleanor dengan nada senang.

"Oh! Bagus lah! Jagain dia ya, Ele. Kasian dia cuma sendiri di situ."

Kata Louis.

"Iya, Boo. Eh, bagaimana itu gossip Cara sama Harry?"

Tanya Eleanor.

"Ah, kita juga bingung. Harry juga jadi diem aja dia sedih kalau denger berita itu, tapi Cara udah bilang sama wartawan kemarin kalau dia sama Harry nggak ada apa-apa."

Jelas Louis. Eleanor menghembuskan napasnya lega, lebih baik begitu dari pada Cara diam dan membuat para wartawan yang haus akan berita panas malah makin membesar-besarkan masalah itu.

"Hey, kamu lagi dimana kok ngobrolnya enak banget kita? Ashley lagi nggak disitu?"

Tanya Louis.

"El?"

Tiba-tiba Ashley sudah berdiri di belakang Eleanor, cepat-cepat Eleanor menaruh iPhonenya di belakang saku celananya lalu tersenyum.

"Udah siap?"

Tanya Eleanor, Ashley menjawabnya dengan mengangguk-angguk.

***

Ashley's POV:

Ashley berdiri di depan Eleanor, wajahnya tersenyum walaupun bengkak dimatanya belum sepenuhnya pulih.

"Kamu pake coat kan nanti, Ashley?"

Ashley tersenyum lalu mengangkat coat lamanya yang berwarna pink, mencoba untuk tidak menggali-gali lemarinya dan mencari coat Burberry pemberian Harry.

"Kamu pakai itu? Nggak kekecilan?"

Tanya Eleanor dan direspon dengan gelengan kepala oleh Ashley. Akhirnya Eleanor tersenyum dan mengangkat tasnya.

"Okelah! Ayo kita jalan-jalan!"

Ashley tersenyum dan membuka pintu apartemennya diikuti dengan Eleanor, Eleanor sudah jalan duluan saat Ashley harus mengunci pintu apartemennya, Ashley melihat pintu apartemen Harry dan menyadari seberapa besar rasa kangen dia sama cowok yang penuh dengan kelabilan itu.

***

Harry's POV:

Dari tadi the boys kelihatannya seneng banget, pikir Harry dalam hati. Beberapa kali Niall kembali mengeluarkan jokes-jokes nggak gunanya, berkali-kali juga Liam tertawa mendengar jokes-jokesnya itu, padahal jarang-jarang Liam ketawa, bahkan jokes Louis yang paling lucu juga Liam jarang ketawa. Zayn lagi senang-senangnya soalnya tadi Perrie baru nyamperin dia.

Gimana ya keadaan Ashley? Tanya Harry dalam hati.

Jujur aja dia merasa bersalah dengan gossip dia dan Cara, rasanya kalau Ashley melihat berita itu, pasti dia pikir Harry membuang dia begitu saja, tapi apa kabarnya hubungan Ashley dengan Ryan? Tanya Harry lagi. Tapi sepertinya Ashley perempuan yang bijak dan nggak akan pernah memilih Ryan. Well, lo sangat bijak Harry, karena menganggap diri lo sendiri yang paling hebat, pikir Harry dalam hati.

Perkataan-perkataan Gemma berkali-kali terngiang di otak Harry sejak saat Gemma menelponnya. Harry jadi berpikir berulang-ulang kali dan ingin cepat-cepat balik ke London. Setiap kali dia melakukan pekerjaannya dengan sempurna dengan harapan bisa cepat kembali ke London.

Management yang labil, pikir Harry. Setepat apapun informasi dari management, pasti mereka sesukanya mengganti informasi-informasi itu, makanya Harry harus mengantisipasi, jangan sampai seminggu jadi sebulan, bahkan setahun.

***

Ashley's POV:

Ashley berkali-kali di dorong kedalam kamar pas dengan bertumpuk-tumpuk baju untuk dicoba oleh Eleanor. Eleanor tersenyum senang setiap kali ada baju yang tepat yang dipakai Ashley dan akhirnya berkali-kali Eleanor membelikan Ashley baju.

"Makasih ya, Ele! Aku bahkan sebenernya belum pernah ke Topshop!"

Eleanor menatap Ashley sambil membelalakkan matanya.

"Kamu belum pernah ke Topshop?!"

Kata Eleanor tidak percaya.

"Aku bukan orang yang begitu suka ketempat branded, El..."

Kata Ashley lirih sambil menatap kedua kakinya, Eleanor tersenyum di sebelahnya.

"Mama papa ku suka ngajak aku ke thrift shop, disana barangnya juga bagus-bagus, kok!"

Tiba-tiba Eleanor merangkul Ashley sambil melompat-lompat nggak jelas. Ashley menengok ke Eleanor dan menatap Eleanor aneh.

"Aku juga suka ke thrift shop, Ashley!! Aku suka banget!! Barang-barang vintage itu keren-keren!!"

Ashley akhirnya tertawa dan merangkul Eleanor juga. Sekarang dua perempuan itu sudah saling berangkulan dengan banyak tas belanjaan di kanan kiri mereka.

"Kamu mau ke Lower Price, nggak??"

Tanya Eleanor yang sepertinya menawarkan Ashley untuk pergi ke thrift shop.

"Thrift shop?"

Tanya Ashley. Eleanor mengangguk-angguk mantap sambil tersenyum, Ashley pun mengangguk-angguk dan mereka langsung bergegas ke Lower Price.

***

Harry's POV:

Bilang gue kepo, tapi tetep aja, mau the boys seneng atau nggak, gue bakal mencari tahu apa yang dari tadi mereka serius omongin di belakang gue, pikir Harry. Harry menoleh dan mengambil handphone Louis yang tergeletak di meja di sebelahnya. Dengan kecepatan tinggi Harry memencet-mencet handphone Louis dan mulai melihat daftar telpon dan SMS di handphone Louis. Namun saat tahu bahwa isi semua SMS dan call log nya hanya bertuliskan Eleanor semua, Harry menaruh kembali handphone itu di meja di tempatnya tadi dia ambil.

"Lo pada ngomongin apaan sih dari tadi bisik-bisik melulu?"

Tanya Harry yang mulai risih karena sekarang dia duduk di pojokan sementara the boys berkumpul mpet-mpet-an di sisi lain ruangannya.

"Hah? Nggak kok, nggak!"

Kata Liam sambil menggoyang-goyangkan tangannya, namun Niall malah tertawa-tawa geli.

"Lo pada kenapa sih? Males lah!"

Harry berdiri dan berjalan mendekati the boys, sementara Louis sibuk menyembunyikan handphonenya.

"Apaan sih Lou? Liat kek!"

Kata Harry meraih-raih handphone yang ada di genggaman Louis, handphone itupun dengan cepat berpindah ke tangan Zayn, Zayn yang dekat dengan pintu keluar ruangan langsung berlari ke lorong-lorong.

"Zayn!! Arghk!!"

Harry berlari mengejar Zayn sementara the boys yang lain tertawa di dalam ruangan yang tadi.

***

Ashley's POV:

Ashley duduk sambil mencongkel-congkel frozen yogurt yang ada di depannya, sementara Eleanor terus menyerocos menjelaskan semua hal tentang the boys.

"Kayak gossip Cara sama Harry kemarin itu lho! Itu sebenernya di buat-buat sama paparazzi! Kalau management mau, biasanya mereka langsung buat settingan, misalnya nanti akhirnya Cara sama Harry jadi di buat-buat beneran jadian..."

Ashley mengangkat kedua alisnya, kaget dengan perkataan Eleanor. Serem banget! Kata Ashley dalam hati. Hatinya langsung meleleh, bagaimana kalau akhirnya management mau Harry dan Cara bener-bener pacaran.

"Ashley? Ya ampun, kalau soal Cara sama Harry kali ini mereka itu nggak pacaran! Harry cuma temen deket kok sama dia! Percaya deh! Kalau aku lagi ngumpul juga kadang ada Cara kok. Cara itu model tapi tomboy gitu, jadi nggak usah takut! Kapan-kapan kita jalan-jalan bareng dia deh!"

Eleanor menjelaskan, sementara Ashley mengangguk-angguk mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Eleanor.

"Tapi, El. Memang apa kata Louis sampai-sampai mereka nyuruh kamu nemenin aku?"

Tanya Ashley.

"Jadi begini. The boys itu tahu banget kalau Harry lagi suka atau bahkan sayang sama orang, jadi pas mereka denger berita bullshit tentang Cara dan Harry itu, mereka kaget dan langsung mikirin kamu yang ada disini. Mereka tahu kamu sendiri jadi mereka suruh aku kesini."

Jelas Eleanor. Ashley kembali mengangguk-angguk.

"Tapi kamu nggak keribetan, El? Aku kayaknya nyusahin kalian..."

Kata Ashley. Eleanor menggeleng-geleng.

"Nggak kok, biasanya aku juga kayak gitu sama Danielle sama Perrie, sama Michelle juga, apalagi sama Keylie... Oh iya! Kamu udah tahu tentang Keylie?"

Tanya Eleanor. Ashley mengangguk-angguk.

"Aku tahu dia dari temen kerjaku di Starbucks, dia directioner... Aku turut berduka cita banget, aku nggak tahu kalau Harry punya cewek begitu..."

Jelas Ashley. Eleanor mengangguk-angguk.

"Harry sayang banget sama Keylie, pasti kamu berarti banget buat dia, sampai-sampai dia suka ngomongin kamu di depan the boys."

Jelas Eleanor. Ashley hampir saja tersedak sendok frozen yogurtnya, matanya membelalak saat tahu kalau Harry suka ngomongin dia di depan the boys. Pipinya merona merah membayangkan bagaimana Harry suka ngomongin dia di depan the boys.

"Ah cie! Pipi mu merah, Ashley!"

Ashley tersenyum malu mendengar perkataan Eleanor, matanya menatap frozen yogurtnya yang sepertinya sudah membentuk wajah Harry.

"By the way, El..."

Kata Ashley.

"Just call me Lee..."

Eleanor mengangguk-angguk mendengar penjelasan Ashley. Teman-teman dekat Ashley dulu memang memanggil Ashley dengan panggilan itu. Lee.

***

Harry's POV:

Harry akhirnya mendapat handphone yang ada di tangan Zayn, dan langsung kaget melihat isi handphone itu. Sekarang Harry duduk di antara the boys, muka the boys semuanya mengkerut.

"Jadi kalian semua nyoba jagain Ashley dengan cara ngirim Eleanor?"

Tanya Harry, dahinya berkerut-kerut, mata hijaunya menghitam. Harry marah.

"Kita cuma mikirin perasaan dia aja, Har..."

Kata Louis.

"Kita liat lo disini aja udah hopeless ngedenger berita kayak gitu, lo juga suka ngomongin Ashley, jadi kita mikir bagaimana perasaan Ashley kalau denger berita itu di London..."

Jelas Louis lagi, Harry masih mengerut-ngerutkan dahinya, tangannya terkepal.

"Lo semua kita gue nggak mikirin Ashley?!"

Kata Harry sedikit berteriak. Liam menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa lalu menghembuskan napasnya.

"Udah-udah. Calm down Harry. Kita semua tahu lo juga mikirin Ashley--"

"Terus kenapa lo malah ngirim Eleanor?! Dan nggak infoin ke gue sekali pun?! Kan at least Eleanor bisa buat Ashley nelpon gue atau gue bisa nelpon Ashley!"

Harry memotong penjelasan Liam. The boys makin kalap menghadapi mahkluk ganteng dengan rambut keriting ini.

"Masalahnya, kita tahu lo bakal bilang hopeless karena ada cowok bernama Ryan itu!"

Kata Zayn yang menatap Harry lurus.

"Bener! Lo berkali-kali ngomong tentang Ryan, tanpa tau apa kejelasannya hubungan cowok itu dengan Ash--"

Louis terdiam saat Harry dengan kasar mengambil iPhonenya dari saku celananya lalu dengan cepat mengetik-ngetik nomor di layar iPhonenya.

"Halo? Starbucks? Bisa minta data staff-staff yang kerja disana?"

Harry berdiri di pojokan, the boys mendengar pembicaraan dia dengan orang yang ada di ujung telponnya.

"Iya? Berapa?"

Harry menggoyang-goyangkan tangannya mengisyaratkan kepada the boys kalau dia butuh kertas, Liam pun melempar satu tumpukan post-it dan Harry mengambilnya lalu mengeluarkan pulpen dari saku depan celananya dan mulai menulis.

"Oke, thank you."

Harry buru-buru memutuskan hubungan telponnya dan mengetik nomor lain di layar iPhonenya. The boys saling lihat-lihat-an, saling bertanya-tanya, siapa yang dari tadi Harry telpon-in?

***

Ashley's POV:

Ashley duduk di sofa depan TV, Eleanor baru saja masuk kamar mandi untuk mandi. Mulut Ashley mengunyah-ngunyah permen karet, matanya tertuju ke TV yang ada di depannya, sesekali mulutnya menggumamkan komen-komen aneh saat melihat berita tentang One Direction di TV. Sesekali Ashley juga tersenyum-senyum sendiri saat mengingat kenyataan bahwa Harry sering ngomongin dia di depan the boys. Itu mimpi semus directioner bukan? Pikir Ashley dalam hati.

Tiba-tiba saat Ashley baru saja berdiri dari duduknya dan ingin mengambil segelas air putih, handphonenya berbunyi, Ashley sedikit terlompat kaget, matanya menatap nomor yang ada di layar telponnya, nomornya tidak diketahui, namun pada akhirnya Ashley menekan tombol terima dan mendekatkan handphonenya di telinganya.

"Ashley?"

Ashley membelalakkan matanya saat mendengar suara serak-serak basah yang sangat dia kenal.

"Ashley? You there?"

Ashley masih membelalakkan matanya, satu tangannya yang bebas menutup mulutnya. Matanya berkaca-kaca. Suara yang paling sangat ingin dia dengar sekarang.

"Ashley. I'm sorry."

Ashley masih terdiam. Air mata mulai menetes sedikit demi sedikit di pipinya.

"Ashley. I'm so so sorry, Ashley."

Mulut Ashley bergetar, sebentar lagi tangisnya meledak.

"Ashley.. I'm sorry, Ashley.. I miss you too.."

Suara di ujung telepon makin berat, terdengar hembusan napas di ujung sana. Ashley masih mencoba untuk menahan tangisnya.

"Harry.. I'm sorry too.."

Dengan itu, tangis Ashley makin membesar, tangannya bergetar sementara Harry menenangkannya dari ujung telpon.





=====================================================================


Helaw. Itu endingnya hampir nangis sendiri buatnya.
Secepatnya aku akan update ya, aku akan update dork needs love juga.
Byebye semua, i lope you all so much!
Thanks for reading, voting, and commenting(lol)

-lulux

(Tolong di baca dan di perhatikan part author's note nya yah!)

Half a Heart (Harry Styles/One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang