Part 22

2.9K 194 3
                                    

"I'm gonna pick up the pieces and build a lego house..."
- Lego House (Ed Sheeran)

Ashley's POV:

Ashley menyusun buku-buku yang berserakan di lantai kamarnya, sudah sekitar 1 minggu setelah Eleanor pulang ke rumahnya, Ashley tidak pernah keluar dari apartemennya, kecuali pada saat ingin bekerja. Ashley mencoba menjauhi kontaknya dengan Harry, setiap pagi-pagi benar dia sudah berjalan kedepan Starbucks, tanpa peduli walaupun belum ada siapa-siapa disana.

Ashley juga menjauhi kontaknya dengan Ryan, sepertinya Ryan juga menjaga jarak darinya, entah apa alasannya. Dengan begitu Ashley pun terkadang kerja lembur sampai malam, alasannya karena apartemennya dekat, padahal Ashley mencoba membuat dirinya sibuk agar semua orang yang ada di dekatnya tidak terlalu banyak bertanya tentang keadaan dia.

Setelah selesai membereskan kamarnya, Ashley berdiri sekali lagi di pojok kamarnya untuk melihat kamarnya yang sudah bersih dan rapih.

"Hungrey..."

Kata Ashley kepada dirinya sendiri, akhirnya Ashley berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur, tangannya cekatan mengambil semua mangkok dan satu botol susu, kotak cereal yang masih tertutup ia buka dan ia tuangkan isinya ke mangkok, begitu juga susu yang ada di botol, setelah selesai Ashley mengambil sendok dan membawa mangkok itu ke depan TV.

Channel yang Ashley tonton? Ashley hanya menonton channel national geographic setiap harinya, dia nggak berani gonta-ganti channel. Melihat wajah Harry dan the boys bisa membuat harinya hancur jadi satu hari penuh tangisan. Entah apa salahnya sampai sebegitunya dijauhi orang.

Ashley melihat bayangannya dari kaca kecil yang ada di sebelahnya. Look how ugly I am, pikir Ashley dalam hati. Sekarang setiap sebelum tidur Ashley akan masuk ke kamar mandinya dan menyodok tenggorokannya sampai makanannya keluar, dan dia berpikir dengan cara begitu dia akan tetap langsing, karena menurutnya dia adalah perempuan yang jelek dan gendut.

Toh nggak ada yang menghalangi gue, pikir Ashley dalam hati. Eleanor berkali-kali mengirimi majalah, SMS, dan beberapa benda yang katanya bisa menghentikan kebiasaannya yang katanya "pelan-pelan membunuh" itu. Namun sepertinya Ashley sudah tidak peduli dengan keberadaan orang-orang lain di hidupnya, toh menurut Ashley mereka hanya mengulurkan tangan, tidak mencoba untuk menarik Ashley sampai berdiri.

***

Harry's POV:

Lebih lama di London. Lebih lama di London.

Setiap hari Harry mencoba untuk mengetuk pintu apartemen Ashley, namun nyatanya nyali Harry tidak begitu besar untuk melakukannya. Berkali-kali Liam berdiri di sebelah Harry dan mencoba untuk menyemangatinya untuk mengetuk pintu apartemen Ashley berkali-kali, namun sama saja, nyali cupu Harry selalu saja muncul.

Beberapa hari belakangan ini, mimpi yang mengingatkan Harry dengan Keylie, berubah menjadi mimpi Harry bersama Ashley. Harry mengutuki dirinya sendiri berkali-kali, jangan sampai dia mengulang kesalahan yang sama, benar kata Gemma, sekarang orang yang patut dia sayangi sudah ada di depan mata, harusnya dia jangan lagi memikirkan perasaan Keylie, toh berkali-kali Keylie tegaskan bahwa dia hanya mau Harry bahagia, toh Harry juga bahagia bersama Ashley.

"Lo kenapa lagi, sih?"

Tanya Niall saat saat melihat Harry duduk mojok di studi. Harry menggeleng-gelengkan kepalanya, antara mau bilang sama Niall kalau dia nggak kenapa-kenapa, dan mau menghilangkan pikiran-pikiran iblis yang ada di kepalanya.

"Dari kemaren galau terus, galau terus! Lo kalau suka ya samperin, Haz! Jangan nyali banci gitu, ah! Serius, gue capek ngeliat lo kayak gini terus! Lo udah tahu Keylie pasti marah di atas sana kerena ngeliat lo kayak gini! Masalahnya apa lagi sih sekarang? Ryan udah back off kan? Sekarang apa lagi yang ngehalangin lo buat ketemu sama Ashley?"

Half a Heart (Harry Styles/One Direction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang