Part 1

285 13 0
                                    


"Hai haiii ketemu lagi nih bareng aku yang akan nemenin malam minggu cerah kamu selama satu jam kedepan,...."

 Arga langsung merebahkan tubuh bak atlet angkat bebannya itu keranjang king size nya, lebih memilih mendengarkan radio daripada harus keluar mengisi malam minggunya yang membosankan. Bukan karna tidak ada yang mau padanya. Bahkan dengan wajah tampan khas asianya itu ditambah dengan perut nya yang penuh kotak-kotak membuatnya menjadi pria incaran wanita dengan rating nomor satu dikampusnya. Belum lagi isi dompetnya yang sudah tidak diragukan.
Jika mau, ia bisa menggaet lebih dari satu wanita dalam waktu bersamaan. Namun, percuma saja. Tidak ada yang bisa membuatnya tertarik. Ia terus mendengarkan suara penyiar radio itu,

"Nah yang mau request lagu atau sekedar kirim-kirim salam juga boleh. Atau ada yang mau curhat nih tentang malam minggu kamu yang merana atau yang lagi dilema....."

Arga masih terus berbaring dengan telungkup diranjang nya sampai suara beberapa orang yang paling dikenalnya, masuk kekamarnya.
"Ah komplotan rusuh itu" batin Arga.

"Nah, ini bocahnya. Manja banget mesti dihampirin dulu" Frans dengan suara cemprengnya menghampiri Arga

"Hey hey hey, kebiasaan buruk lo ini nggak bisa ya dimusnahin sekali aja" Ray yang melihat Arga tak bergeming dengan kedatangan mereka, menarik kaki Arga secara paksa. Namun Arga kembali lagi ditempat awal ia merebahkan tubuhnya.

"Kebiasaan apa?" Frans yang sedikit lemot menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.

"Ya ini, nggak ada semangatnya banget. Malam minggu juga"
Mendengar penuturan teman-temannya yang recok itu tetap tidak membuat Arga merubah posisinya. Hingga suara seorang wanita seusia mereka menyahuti

"Udah udah, mungkin dia lagi sakit ya sayang ya? Sini coba aku periksa" Keyla mendaratkan punggung lengannya di dahi Arga. Melihat dahinya akan disentuh Keyla, Arga segera bangkit.

"Tangan lo cuci dulu sana, bau terasi. Udah berani pegang pegang aja" ucap Arga seraya menyingkirkan tangan Keyla menggunakan jempol dan jari telunjuknya, sontak membuat Keyla cemberut. Frans dan Ray hanya menahan tawa melihat Arga yang tak ingin disentuh Keyla.

Hanya dengan bersama ketiga temannya sejak SMP ini, Frans, Ray, dan Keyla, Arga dapat menunjukkan siapa diri aslinya. Sejak Arga mengenal mereka, ada sedikit perubahan di hidupnya yang dulunya sepi menjadi berwarna seperti saat ini. Frans dengan keramahannya dan sifat jahilnya, Ray yang penuh kebijaksanaan, dan Keyla dengan keceriaan yang ia miliki, dan yang paling sering menggoda Arga tentunya.

"Mau ngapain sih kalian ganggu tidur gue?" masih dengan wajah malasnya, Arga terpaksa membuka mulutnya.

"Ya mau ngajak elo lah, supaya nggak bersemedi mulu dikamar. Nggak bosen lo? Lagian baru jam delapan gini, udah mau tidur aja"

Belum sempat Arga menjawab pertanyaan Ray, tiba-tiba Keyla yang tadinya menyusuri kamar Arga berhenti didepan sebuah radio.

"Masih hobby aja denger radio. Ini tuh bukan zamannya nenek moyang gue lagi. Gue matiin ya, Ga"

Dengan segera Arga menyingkirkan tangan Keyla yang terlihat akan mengutak atik radionya itu.

"Nggak usah jahil deh tuh tangan"

"Lagian kalian pergi aja deh, gua nggak ikut malam ini"

"Lah kenapa? Sayang buat ninggalin kamar tercinta lo ini? Gak bakal nangis juga di ditinggal" celetuk Frans

"Iya honey, aku yang nangis kalau kamu nggak ikut" Keyla mengerling nakal pada Arga. Suka sekali ia menggoda temannya satu itu.

"Gua mau liat lo nangis darah juga Key, nggak ada ngaruhnya"

Belenggu Cinta Galuh (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang