Part 10

66 5 0
                                    

Keyla dan Galuh masih mematung melihat seorang wanita yang sedang duduk diruang tamu apartemen Frans dengan tangan diikat, yang kini menatap Galuh dengan penuh kebencian. Wanita itu, wanita yang sangat dikenali Galuh. Yang selalu mengganggu Galuh setiap saat walaupun Galuh tak pernah ambil pusing akan hal itu. Ia adalah Siska. Wanita yang paling terobsesi dengan ketiga cassanova kampus ini. Terlebih dengan Arga. Dan saat ia tahu Arga semakin dekat dengan Galuh, tentu itu membuatnya sudah seperti cacing kepanasan.

"Ada apa ini?" suara Keyla memisahkan sejenak tatapan membunuh itu dari Galuh. Lalu Galuh ikut duduk disamping Arga yang sedang dengan santainya memainkan ponsel tanpa peduli dengan apa yang terjadi. Saat ia menyadari Galuh menghampirinya, ia tersenyum hangat lalu mulai meletakkan ponselnya dan langsung menoleh kearah Siska.

"Bagaimana, nona? Saya yang akan menjelaskan atau kau sendiri?" tidak pernah Galuh melihat satu sosok Arga yang paling menakutkan ini. Berbeda dengan yang Galuh rasakan, Siska malah dengan tegas dan beraninya menjawab pertanyaan Arga sambil sesekali diselingi senyuman sinis.

"Kenapa gue yang harus menjelaskan? Nggak penting!"

Ray seperti sudah kesetanan. Ia menggebrak meja dengan kuatnya. Untung saja meja itu terbuat dari kayu pilihan yang tidak mudah retak atau patah, dan bukan dari kaca pula. Jika tidak, mungkin sudah pecah berkeping keping.

"Tidak penting?! Segitu tidak pentingnya kah nyawa adik gue daripada hasrat lo yang cukup bodoh itu?!!" gigi Ray bergemelatuk. Siapapun tahu, Ray sedang marah besar saat ini. Sedangkan Galuh terbengong bengong dengan ucapan kakaknya barusan. Apa? Nyawaku? Apa maksudnya? Dirinya membatin.

Seakan mengerti tatapan bingung Galuh, Arga lalu menjelaskan padanya tentang semuanya.

"Dia udah memata matai lo sejak saat dia  ngelihat gue ngantar elo yang pertama kali ke stasiun radio, Galuh. Dia nekat setelah tahu gue menyuka- " Arga menggantung ucapannya. Ia tidak ingin Galuh tahu perasaannya disaat yang tidak sesuai seperti ini. Walau didalam hati Galuh yang terdalam, ia sudah menyadari perasan Arga padanya dari jauh hari.

"Maksud gue, dia begitu nekat karna dia sangat membenci elo. Si gila ini ingin mengakhiri hidup elo, Galuh. Dia berkali kali mengirim sebuah surat berisi ancaman buat lo. Tapi sebelum sampai ke elo, Keyla udah memberikannya ke kita bertiga terlebih dulu" Galuh menautkan alisnya. Dahinya berkerut.

"Key, lo udah tahu?" setelah menghela nafas panjang, akhirnya Keyla terpaksa mengangguk.

"Gue cuma nggak pengen lo khawatir, Ta"

"Tapi kenapa mesti ditutupin dari gue?" Galuh menggeleng tidak terima. Kenapa selalu dia yang terakhir tahu? Sedangkan Siska berdecih.

"Ngapain juga lo mesti tau? Yang perlu lo tau, hidup lo bakalan kelar nggak lama lag-" sebuah siraman segelas air sudah lebih dulu mendarat di tubuh Siska sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya. Ray, Ray yang melakukan itu. Kakak mana yang terima adiknya diperlakukan seperti itu oleh seorang wanita gila? Karna tidak tahan lagi, ia pun mengambil gelas penuh air didepannya yang langsung di siramkan ke tubuh Siska.

Tadinya Ray ingin sekali membuat gadis itu terkapar di ruangan ini, karna ia sudah kalut melihat tingkah Siska. Namun lagi lagi, Frans yang tiba tiba bijak dapat mengembalikannya kealam sadarnya.

"Lo tau? Dia akan tertawa senang kalau lo lakuin itu. Seorang Ray Mahendra Brotoasmoro membunuh seorang gadis dengan sangat sadis saat tau adiknya diancam dibunuh, padahal belum ia lakukan. Mau lo? Biarkan dia membusuk dipenjara, Ray"

Ray lalu pergi ke kamar mandi. Tak lama setelah itu, ia kembali dengan wajah basah. Tampaknya ia baru saja mencuci wajahnya guna meredam emosinya yang memuncak. Dan itu membantu.

Belenggu Cinta Galuh (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang