Part 17- Ending

112 6 0
                                    

Di part ini khusus bagian yang bikin melting bikin baper aja sih. Soalnya kasian liat kang Arga yang ngedumel terus sama Author, bilangnya "kok dipisahin terus sama neng Galuh?" Loh?
Author kan cemburu liat kalian berdua sebenarnya makanya dipisahin wkwk.

•••••••••••••••••••

Hari ini Galuh masih menghindari Arga. Ya! Keputusannya ini adalah keputusan terbaik untuknya dan Arga. Ia tidak mau Arga terlalu jauh menderita akibat dirinya. Walaupun Keyla sudah sering mengatakan jika itu tidak benar, namun ia tidak percaya. Ia tidak boleh egois dengan menyakiti Arga untuk membuatnya bahagia.

Ia menyendiri dikursinya ditengah keadaan kelasnya yang ribut yang sudah seperti pasar. Ia malas untuk sekedar bergabung dengan yang lain, apalagi harus melangkahkan kakinya keluar.

Suasana kelas yang awalnya ramai mendadak hening lalu masing masing dari mereka keluar kelas teratur. Galuh tak ambil pusing soal itu. Ia berfikir itu karna dosen yang tak kunjung datang makanya mahasiswa yang lain bosan lalu keluar ruangan mencari kegiatan yang lain. Ia masih sibuk menulis tugasnya. Setidaknya ini dapat menyibukkan dirinya untuk mulai melupakan Arga. Pria yang ia cintai. Namun ia menghentikan aktifitas menulisnya saat ia mendengar seseorang berdehem didepannya. Ia kenal suara orang ini.

"Arga?" Jadi anak anak yang lain keluar karna kedatangan Arga? Batinnya.

"Boleh aku bicara sama kamu?" Dengan berat hati Galuh pun mengangguk. Namun setelah lama Arga duduk, ia tak juga memulai obrolan dengan Galuh. Sehingga membuat suasana yang cukup canggung antara keduanya.

"Mau ngomongin apa?"

"Kamu ngehindarin aku, hm?" ucap Arga sambil melipat tangannya didepan dada.

"Eeng..enggak"

"Kenapa? Beri aku alasannya" Arga menatapnya tajam namun masih dengan senyum yang melekat diwajahnya.

"Aku bilang aku nggak pernah menghindari kamu!" Arga terkejut mendengar Galuh yang menjawabnya dengan nada tinggi. Namun secepat yang ia bisa ia kembali tersenyum.

"Apa kamu percaya dengan perkataan orang lain tentang aku yang menyesal telah mengenalmu lantaran kamu punya penyakit?"

"Kamu udah tau tentang penyakit aku?" Arga mengangguk. Sedangkan Galuh menunduk lemas.

"Itu semua nggak benar, sayang. Aku nggak pernah menyesal dengan apa yang telah aku pilih karna aku tau itu yang terbaik buat aku. Tolong, jangan jauhi aku, Galuh" Ia mengusap pipi Galuh dengan jempolnya.

"Akan ada saatnya kau harus rela melepaskan semuanya demi kebahagiaan seseorang yang kau cinta" sahut Galuh lirih.

"Aku hanya tidak ingin membuatmu terluka walaupun itu cukup menyakitiku. Tapi sungguh, aku hanya ingin kamu bahagia" Ia masih menunduk, tak mampu melihat dan menatap kedua manik mata Arga yang akan semakin membuatnya tak mampu bahkan tak rela untuk melupakan pria ini.

Arga menarik dagu Galuh agar gadis itu dapat menatap matanya.

"Bagaimana bisa aku bahagia jika orang yang aku sayang lebih memilih pergi? Bagaimana bisa ia tega pergi dan mengatakan jika itu semua demi kebahagiaanku jika ternyata kebahagiaanku itu ada di dirinya?"

Galuh tak mampu berkata lagi. Ia memejamkan matanya membuat air mata yang ia tahan sejak tadi mengalir halus di pipinya. Sejak kapan ia selemah ini karna cinta?

"Aku yakin, penyakit kamu itu bisa sembuh dan setelah itu kita bisa kembali bersama. Dan sampai saat itu tiba, aku akan temani kamu, Galuh. Aku sayang sama kamu" ujar Arga meyakinkan.

Belenggu Cinta Galuh (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang