Part 2

154 8 0
                                    

Keyla membuka pintu apartemen Frans dengan perlahan, masih dengan wajah tidak percaya nya bahwa sahabat baiknya sekaligus cinta pertamanya itu telah tiada. Apa benar semua ini? Ah, rasanya baru tadi siang aku bercanda dengannya! Terasa bulir-bulir hangat menetes dipipi gadis itu. Ia terduduk lemah disofa biasanya ia dan ketiga sahabat rusuhnya itu menghabiskan waktu saat berada diapartemen Frans.

Ray yang menyadari pintu apartemen Frans terbuka langsung masuk karna ia kira ada maling, namun ternyata ia dapati seorang gadis duduk melamun membelakanginya. "Pasti itu Keyla" batinnya.

"Key?" Keyla yang mendengar nama nya dipanggil langsung menoleh kearah suara dengan wajah datar, bagai tak memiliki jiwa.

"Lo udah tau?" Keyla hanya menganggukkan kepalanya dan langsung mendekap tubuh sahabatnya itu.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Ray? Gue... Gue..." terasa dadanya basah, Ray tau pasti Keyla sedang menangis. Ia mengusap-usap punggung Keyla lalu menarik nafasnya panjang.

"Mungkin ini yang terbaik buat dia, Key"
Ray tidak tau lagi harus berkata apa. Suaranya terdengar parau.

"Ya udah, lo tunggu disini. Gue mau mempersiapkan semuanya dulu supaya jenazah Frans bisa dimakamkan segera" Ray melepas pelukannya dengan Keyla. Tak lama, Arga pun masuk dengan mata memerah. Ya, menahan tangis tentunya.

"Ambulance nya udah nyampek?" Arga hanya menggelengkan kepalanya lemah.

"Mungkin beberapa menit lagi"

Melihat Arga sudah sampai, Ray langsung pergi. Arga pun langsung menarik tangan Keyla mengajaknya duduk di sofa.
Setelah duduk, Keyla hanya memandangi Arga dengan mata sembabnya.

"Ga, Gue.."

"Gue tau, gue ngerti kok" Arga membawa Keyla ke pelukannya.

"Gue sayang sama dia, Ga. Gue nggak rela kalau gue mesti ditinggal sendiri sama dia. Gue belum ngungkapin semuanya sama dia" lagi-lagi dada Arga basah terkena air mata Keyla.

"Lo sayang sama Frans?" Arga pura-pura terkejut mendengar penuturan Keyla. Keyla mengangguk.

"Kenapa dia pergi cepat banget, Ga?"

"Kenapa nggak lo bilang aja dari dulu kalau lo sayang sama dia?" Arga melepas pelukannya dengan Keyla lalu memegang kedua bahu gadis itu.

"Gue mau dia duluan yang peka. Selama ini gue godain elo biar gue liat cemburu nya dia tapi dia kaya nggak ada respon sama sekali. Ya gue kira dia nggak punya rasa sama gue, dan gue ini cewek, Ga. Kalau gue udah tau perasaan dia gimana, apa gue punya keberanian lagi buat ngungkapin?" tidak biasanya Arga melihat wajah sendu dalam sosok Keyla sejak ia mengenalnya.

Mendengar penuturan Keyla, ia pun tersenyum puas. Di liriknya seseorang yang telah berdiri mematung sejak tadi dibelakang Keyla. Siapa lagi kalau bukan Frans. Ray yang berdiri dibelakang Frans ikut berdehem membuat Keyla menoleh kebelakang.

"Frans? Lo masih hidup?"

"Maksud lo?" Frans bingung dengan arah pertanyaan dari Keyla. Keyla langsung memburu mata Ray dan Arga yang langsung dibalas tatapan mengejek oleh keduanya.

"Eh, Ray. Ngopi dicafe depan enak kali ya? Dingin-dingin begini"

"Enak banget tuh, Ga. Ayo lah buruan kita cuss kesana. Lagian si Frans udah ngantuk juga katanya. Lo tau sendiri kalau Keyla lagi ngilangin bengkak dimatanya"

"Berarti kita berdua dong? Yaudah kalau gitu kita duluan deh ya" pamit Arga

"Kayaknya lo mesti beli obat speechless deh, brother" bisik Ray pada Frans sebelum ia keluar bersama Arga.

Belenggu Cinta Galuh (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang