8. Tajamnya

664 37 1
                                    

Sudah 3 hari ini Alysa dan Arkan tak pernah ngobrol lagi. Jangankan ngobrol,ketemu saja tak menyapa.
Alysa sering berpapasan dengan Arkan dan Dinda tapi Arkan hanya memalingkan wajahnya.

Mengapa Arkan berubah seperti ini? Kenapa disaat Alysa mulai suka kepadanya ia malah mengilang begitu saja.

Alysa duduk dibangku kelasnya sambil melamun.

"Alysa! Dicari Kak Arkan tuh!" Ucap teman sekelas Alysa,Vira.

"Hmm iya makasih,Ra." Sahut Alysa tersenyum dan langsung menghampiri Arkan.

Arkan hanya diam saat Alysa berada didepannya.

"Ada apa?" Tanya Alysa tak mau basa-basi.

"Cuma mau jelasin yang tentang waktu itu." Jawab Arkan serius.

"Gak usah dibahas lagi. Lupain aja. Gue mau masuk dulu." Ucap Alysa mengangkat tangan kananya dan ingin pergi namun pergelangan tangannya ditahan Arkan.

"Lo dengerin dulu. Ini salah paham. Gue gak ada apa-apa sama Dinda." Penjelasan Arkan kepada Alysa.

"Bukan urusan gue. Lagi pula kalo ada apa-apa juga nggak papa kok. Gausah bohongin gue." Sahut Alysa dingin.

"Oke kalo lo emang udah tau. Jadi gue gak perlu lagi berpura-pura manis sama lo." Ucap Arkan sambil tersenyum.

"Haha nggak nyangka gue sama lo. Lo yang selama ini nyokap gue percaya ternyata kelakuan aslinya kayak begini ya." Ucap Alysa sambil tertawa hambar.

"Bagus kalo lo udah tau ini semua deh ya. Gue selama ini cuma nurutin nyokap aja kalo gue sama lo harus bisa deket bahkan nyokap gue seneng banget sama lo. Gangerti lo pake apa sampe nyokap gue kayak begitu." Ucap Arkan dengan sinis dan membuat mata Alysa perih.

Orang yang selalu hadir dihari-harinya kini telah terbuka topengnya dan terlihat aslinya.

"Lo emang jahat! Bahkan lo lebih jahat dari orang terjahat yang pernah gue temui. Gue emang gak balas ini semua tapi gue yakin perlakuan lo ini bakal ada balasannya." Teriak Alysa menunjuk Arkan dengan telunjuk kanannya sambil menangis.

"Tau apa lo anak kecil?" Tanya Arkan sambil tertawa kecil.

"Gue emang anak kecil tapi gue punya perasaan. Enggak kaya lo badan besar,otak kecil,perasaan gak punya." Jawab Alysa sedikit teriak.

Siswa dan Siswi menonton ini dengan gratis bahkan ia tak percaya kalau Arkan seperti itu. Arkan adalah most wanted di sekolahnya tapi kali ini seluruh cewek yang dulu mengejarkan kini malah mendukung pihak Alysa.

Syifa dan Dira yang melihat ini tak mau sahabatnya menjadi tontonan dan mereka ikut masuk mendekati Alysa.

"Arkan! Jangan mentang-mentang lo ganteng,kaya,most wanted terus lo bisa berbuat kaya gini ya." Ucap Syifa sambil berdiri didepan Arkan.

"Sekarang emang lo berbuat kaya gini ke Alysa tapi besok atau nanti bisa aja lo diperlakuin kayak gini atau bahkan lebih dari ini." Nasihat Dira dengan mata tajamnya.

Dira menarik tangan Alysa dan Syifa pergi dari tempat itu karena Dira malas melihat Arkan.

Mereka bertiga sampai di kamar kecil wanita yang amat sepi. Alysa tak henti-hentinya menangis dipundak Syifa sementara Dira menenangkannya.

P E L A N G ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang