16. Perbaikan

557 34 0
                                    

"Kita emang gak bisa hilangin rasa sedih kamu di masa lalu tapi kita bisa perbaiki masa lalu kamu jadi indah."

Keadaan Arkan sudah mulai membaik,dari yang tadinya memakai kursi roda dan sekarang Arkan sudah bisa berjalan sendiri walau masih pelan-pelan. Selama Alysa mengalami masalah yang sangat berat untuk Alysa,Arkan selalu memberikan semangat untuknya agar lebih bisa menjalani masalahnya dan menghadapinya dengan tegar.

Siang ini Alysa sudah mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian rumahan. Alysa sudah memberitahu Adit untuk datang kerumahnya pada jam 1 siang. Sambil menunggu Adit,Alysa menyetel televisi diruang tamunya.

Tiba-tiba terdengar bunyi bel.

Mungkin itu Ka Adit. Duh semangat Alysa! lo harus bisa hadapin ini semua seperti janji lo sama Arkan.

Alysa dengan gugupnya membuka pintu rumahnya. Dan jelas saja terlihat Adit yang masih menggunakan seragam sekolahnya dengan tersenyum manis.

"Masuk dulu yuk Ka!" Ucap Alysa sambil tersenyum kaku. Adit tak menjawab,dia hanya mengikuti Alysa yang berjalan didepannya.

Alysa mempersilahkan Adit duduk dan memberikan makanan dan minuman lalu memanggil orang tuanya. Rita hanya menatap Adit dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Alysa,Vero,dan Rita duduk disofa sambil melirik satu sama lain.

"Ka Adit! Aku mau ngomong didepan Mama sama Ayah Vero kalo aku akan memutuskan hubunganku dengan Ka Adit." Ucap Alysa dengan lantangnya mencoba menghilangkan gugupnya. Adit hanya memandangnya dengan muka sedih.

"Kenapa begitu,Sa? Mama kamu gak suka aku? atau Mama kamu lebih suka sama Arkan? Aku bakal ubah diri aku sama seperti Arkan,Sa. Aku bisa seperti Arkan." Tanya Adit dengan sedikit khawatir karena Alysa memutuskan hubungan dengannya.

"Mama tidak pernah melarang hubungan aku dengan siapa pun. Cuma kita gak bisa meneruskan hubungan ini,Ka. Hubungan ini salah!" Jawab Alysa dengan mengeluarkan air matanya.

"Maksud hubungan salah itu apa?" Tanya Adit yang mulai bingung.

"Kita itu adik kakak." Jawab Alysa singkat lalu menangis dengan kencang.

"Kamu bercandakan? kamu mau ngerjain aku karena ini hari ulang tahun aku kan?!" Tanya Adit sambil tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca lalu memegang erat kedua bahu Alysa.

Alysa hanya menangis tak mampu menjawab pertanyaan dari Adit yang ia tahu sekarang bahwa Adit adalah Kakaknya. Rita langsung mendekati kedua anaknya. Ia melepaskan kedua tangan Adit yang berada dibahu Alysa lalu menggenggam kedua tangan putra sulungnya.

"Yang dikatakan Alysa itu benar,Adit! Mama tau ini hari ulang tahunmu,tapi kamu harus segera tahu tentang ini. Alysa itu adik kamu. Dan Mama ini adalah Mama kamu. Mama Rita kamu yang melahirkan kamu." Ucap Rita sambil menahan tangisnya lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Jadi aku sama Alysa itu adik kakak?" Tanya Adit masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Rita. Rita hanya mengangguk sambil menangis,sementara Vero hanya diam tak ingin mencampuri urusan ini.

Adit langsung menangis memeluk Rita dengan sangat erat.

"Mama kemana aja? Adit kangen Mama. Kenapa Mama enggak bawa Adit bersama Mama? Mama enggak sayang sama Adit?!" Beberapa pertanyaan mencuat dari mulut Adit. Adit sudah tidak memikirkan hubungannya dengan Alysa. Dia hanya memikirkan rindu kepada sang Mama.

"Maafin Mama,Dit. Mama sama Ayah Vero sangat ingin kamu tinggal bersama kami tapi Papa kamu selalu tidak mengizinkan. Bahkan bertemu saja Papa kamu tidak mengizinkan." Jawab Rita sambil mengusap lembut kepala putra sulungnya itu.

"Jangan tinggalin Adit lagi ya,Ma!" Ucap Adit masih dalam pelukan Rita.

Adit melepaskan pelukannya lalu menghampiri Vero dan memeluknya sebentar.

"Ayah Vero! Adit terima kasih banget sama Ayah karena Ayah mau nerima Mama Rita dan Alysa dengan sangat baik. Alysa sering cerita tentang Ayahnya yang sangat sayang sama Alysa dan Adit iri sama Alysa. Alysa dapat kasih sayang yang lengkap dari Ayah sama Mama sementara Adit gak pernah dapet kasih sayang dari Mama dan Ayah. Tapi semenjak ada Alysa,aku jadi lebih dapet kasih sayang dan aku sayang sama Alysa walau kita baru kenal. Entah sihir apa yang Alysa kasih dan ternyata Alysa itu adik aku. Mungkin itu yang buat kasih sayang aku muncul,ya karena kami adik kakak." Ucap Adit tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Adit! Jangan bicara gitu ya. Ayah juga Ayah kamu kok. Alysa sama kamu itu anak Ayah. Besok Ayah sama Mama akan ambil kamu dari Papa. Kita perbaiki semua ya. Kita hidup bareng-bareng dirumah ini ya. Jangan merasa kurang kasih sayang lagi karena disini ada Ayah,Mama,dan Alysa." Ucap Vero tersenyum.

"Kita emang gak bisa hilangin rasa sedih kamu di masa lalu tapi kita bisa perbaiki masa lalu kamu jadi indah." Lanjut Vero sambil memeluk Adit.

Alysa dan Rita juga ikut kedalam pelukan Adit dan Vero.

Hidup Adit sudah lengkap dengan adanya keluarga yang harmonis ini.

Mereka berempat melepaskan pelukannya. Adit memegang kedua tangan adik perempuannya sambil tersenyum.

"Adik kecil! Gak nyangka ya Abang punya adik yang cantik kaya kamu." Ucap Adit sambil menarik hidung Alysa.

"Oh jadi manggilnya Abang Adik nih." Goda Rita sambil melirik kedua anaknya dengan tersenyum.

"Yaiyalah,Ma. Masa Kakak manggil adiknya sayang." Sahut Alysa dan membuat Vero tertawa.

"Hust.. Adit ulang tahun lho! Masa kalian gak ada yang ucapin." Tegur Vero.

Alysa langsung mengambil kado dimeja yang sengaja ia siapkan untuk Adit. Alysa lalu memberikan kado itu untuk Adit.

"Happy Birthday,Kak Adit! Cie udah 18 tahun. Tua banget sih,Ka. Ohiya wishnya semoga panjang umur,sehat terus,sayang sama keluarga,dan tetep jadi kebanggan Alysa." Ucap Alysa tersenyum. Adit langsung mengacak-acak rambut adiknya dengan gemas.

"Panggilnya Abang aja. Dari dulu aku pengen banget punya Adik cewek yang manggil aku Abang. Jadi panggil aku Abang aja ya." Ucap Adit dan direspon anggukan dari Alysa.

"Dit! Selamat ulang tahun,sayang. Cepet banget ya kamu udah umur 18 tahun. Nanti malam kita adain pesta ya. Mama sama Alysa sudah undang teman-teman kamu tanpa sepengatahuan kamu." Ucap Rita memeluk lalu mencium kening putranya.

"Makasih,Ma. Tapi nanti sore Adit harus pulang ke rumah Papa dulu,nanti malamnya Adit kerumah Mama." Ucap Adit tersenyum.

Mereka melanjutkan obrolan lebih panjang sambil santai diruang keluarga.

"Gimana hubungan kamu sama Arkan?" Tanya Adit berbicara kepada Alysa.

"Gak gimana-gimana. Aku sama Arkan masih sahabatan. Aku masih kebayang sama masa lalu aja,Bang." Jawab Alysa menatap kosong kearah Adit.

"Abang gak tau apa yang ada dimasa lalu kamu sampai kamu masih kebayang gitu." Ucap Adit dan membuat Alysa tersenyum.

Alysa menggelendot manja dilengan Adit sambil tersenyum sendiri.

"Bang Adit! Alysa seneng deh akhirnya Alysa ada temen buat main dirumah." Ucap Alysa tersenyum. Adit menjauhkan Adiknya dan langsung mencubit kedua pipi Alysa yang mengembang.

"Abang gak janji buat bisa tinggal bareng Mama Rita,Ayah Vero,dan Kamu.  Kamu tau kan kalo Papa itu gimana." Ucap Adit dan membuat Alysa sedih.

"Tapi Abang janji akan selalu ada buat kamu,Abang akan jaga kamu,dan Abang akan sering ketemu kamu. Kalo kamu ada apa-apa cerita ke Abang." Lanjut Adit dengan senyumannya. Alysa tersenyum lalu memeluk Kakanya dengan senangnya.




Maaf kalo ada yang typo. Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Makasih yang udah baca dan vote.

P E L A N G ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang