34. Trouble

175 19 0
                                    

Arkan sudah sampai dirumah Alysa. Namun keadaannya sepi.
Arkan turun dari mobilnya dan langsung saja mengetuk pintu rumah Alysa.

Akhirnya pintunya dibuka,tapi ini yang buka bukan Alysa melainkan Rita.

Arkan memberi salam kepada Rita.

"Alysa ada,Tante?" Tanya Arkan.

Rita menatap Arkan sedih "Enggak ada." Jawab Rita singkat.

"Lho? Akhir-akhir ini juga Alysa gak bisa dihubungin ya." Ucap Arkan menatap Rita bingung.

Rita menggelengkan kepalanya menahan tangisnya "Alysa enggak tinggal disini. Dia tinggal sama Papanya."

"Maksud tante?" Tanya Arkan yang tak mengerti.

"Alysa gak cerita?" Rita balik bertanya.

"Enggak. Semenjak habis keluar kemarin itu Alysa susah dihubungin." Penjelasan Arkan.

"Duduk dulu,Kan." Ajak Rita.

Rita dan Arkan pun duduk dibangku teras rumah.

"Jadi pas kamu sama Alysa pulang itu ada Papanya Alysa. Dan Papanya Alysa ngajak Alysa untuk tinggal bersamanya." Jelas Rita.

"Tante boleh kasih alamat rumahnya?" Tanya Arkan.

Rita menggelengkan kepalanya "Maaf Tante gak bisa kasih alamatnya ke kamu." Jawab Rita.

"Kenapa,Tan?" Tanya Arkan bingung.

Rita bangkit dari duduk "Maaf. Kamu pulang aja ya." Ucap Rita lalu melangkahkan kakiknya kearah pintu.

"Tante.." Panggil Arkan.

"Maaf Tante belum bisa." Sahut Rika lirih lalu masuk kedalam rumah dan menutup pintunya secara perlahan.

Arkan menatap pintu rumah Rika dengan bingung.

"Kenapa begini sih?" Tanya Arkan kesal lalu mengacak-acal rambutnya.

Arkan kembali masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobil menuju rumahnya.

***

Seperti hari-hari sekolah biasa,semua siswa asik mengobrol entah dikoridor,kelas,maupun kantin. Namun berbeda untuk Alysa,ia malah melangkahkan kakinya menuju toilet wanita.

Dan tepat didepan perpustakaan,cowok menecegat Alysa dengan tangan yang bersedekap didada.

"Arkan." Ucap Alysa menatap cowok yang berada didepannya. Cowok itu Arkan. Pacarnya yang ia tak pernah beri kabar.

Arkan menatap Alysa dari ujung kepala hingga kaki "Kenapa lemes banget?" Tanya Arkan.

"Enggak kok." Jawab Alysa sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku bisa liat sendiri kalo hari ini kamu lemes banget dan kamu masih aja nyangkal itu." Sahut Arkan sebal.

Arkan menggenggam kedua tangan Alysa "Kamu gak pernah kasih aku kabar."

"Kenapa gak ngabarin sih? Aku hubungin juga gak bisa." Tanya Arkan pelan.

Alysa tak mengerti harus jawab apa. Ia belum bisa menceritakan apa yang ia alami saat ini.

"Handphone aku kecebur kolam renang dan alhasil jadi mati." Jawab Alysa dengan alasannya yang sedikit masuk akal.

Arkan mengangguk paham sambil menatap manik mata hitam Alysa "Oh. Okey." Sahut Arkan singkat.

"Yaudah aku ke toilet dulu ya."

"Kebelet hehe." Lanjut Alysa menyengir lalu mengacir begitu saja memasuki toilet wanita yang tak jauh dari perpustakaan.

Arkan masih menatap kepergian Alysa "Pasti ada yang diumpet-umpetin dari gue ini mah."

Arkan kembali melangkahkan kakinya,menaiki tangga demi tangga menuju suatu tempat.

Sementara Alysa sudah keluar dari toilet dan melangkahkan kakinya dengan santai.

Namun langkah kakinya terhenti.

"Selamat Siang! Jadi kali ini ada salah satu temen kita yang request lagu. Lagunya itu buat Alysa Almira anak kelas 11." Suara itu begitu terdengar keras ditelinga Alysa. Di Sekolah ini memang sudah ada radio yang biasa terdengar saat istirahat.

Seluruh mata yang ada disekitar Alysa menatap Alysa semua.

Alysa paham benar siapa si yang request lagu itu. Lagu itu lagu yang sering Arkan nyanyikan untuk dirinya.

"Oke langsung aja kita putar lagu Cinta terbaik dari Cassandra." Lanjut Penyiar.

Alunan lagu Cinta Terbaik dari Cassandra ini mengisi setiap sisi pendengaran Alysa.

Dan tak terasa lagunya pun telah usai karena Alysa terlalu menikmati alunan lagu.

Alysa masih berdiam dikoridor sekolah.

"Sa!" Tegur suara yang sudah tak asing lagi ditelinga Alysa. Itu suara Dira.

"Ngapain diem disini?" Tanya Dira mengerutkan keningnya.

"Enggak. Tadi abis dari toilet." Jawab Alysa.

Dira menarik tangan Alysa pelan membawanya pergi.
Sambil terus berjalan dan menarik tangan Alysa mata Dira menengok kearah ruangan radio.

Mata Alysa mengikuti arah kepala Dira "Nyari siapa sih,Dir?" Tanya Alysa bingung.

"Nyari orang yang request lagu buat lo." Jawab Dira.

Mereka berdua masih berdiri tak jauh dari ruangan radio.

"Nambah-nambahin kerjaan aja kalo gini mah. Lagian kita kenapa nyari coba?!" Gerutu Alysa.

"Stt... Diem. Gue cuma mau tau aja yang request siapa." Sahut Dira sebal.

Alysa menggelengkan kepalanya sebal "Dira.. Dengerin gue ya. Cowok gue itu Arkan dan pasti itu yang request Arkan. Satu sekolah juga tau kalo Arkan pacar gue,Dir." Geram Alysa.

"Gue tau. Kalo itu Arkan pasti namanya disebut. Gak dirahasiain." Sahut Dira.

Mata Dira masih fokus kepada ruangan radio itu.

"Sampe kapan kita disini sih?" Gerutu Alysa dengan suaranya yang pelan. Dira menatap Alysa tajam.Dira masih bisa mendengar suaranya. Tapi tiba-tiba mata Dira membesar dan fokus kepada titik semula.

Disana.

Ruangan radio.

"Makasih udah diputerin lagunya ya,bro." Ucap Cowok berseragam putih abu-abu.

"Sama-sama." Sahut temannya yang diketahui si penyiar radio sekolah.

Mata Alysa melebar menyaksikan itu.

Jadi bukan Arkan yang request lagu itu melainkan Vano.

Bagaimana Vano bisa disini?

Alysa lupa bahwa Vano sudah pindah ke sekolahnya.
Alysa lupa itu.

Dira memandang Alysa tak percaya "Sa.. Dia yang request. Bukan Arkan. Tapi Vano." Ucap Dira.

Alysa menggelengkan kepalanya tak percaya "Gue fikir yang request lagu itu Arkan,Dir. Lo tau kan kalo itu lagu yang Arkan suka nyanyiin buat gue?"

"Iya gue tau." Jawab Dira.

"Gue ajak lo kesini karena gue tau hari ini Arkan lagi keluar buat lomba futsal. Dan gak mungkin banget kalo lagu itu yang request Arkan sementara Arkan lagi gak disekolah." Lanjut Dira.

Ini nulis pertama setelah gue ngerasain putih abu-abu wkwk.

Maaf banget lama gak update,pokoknya jangan lupa divote dan komentar supaya lebih bagus lagi nulisnya hehe.

26 Juli 2017.

P E L A N G ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang