26. Kepercayaan

352 36 12
                                    

Haiii... Maaf banget baru update cerita ya.

____________________

"Mata lo dibuat cuma buat liat kesalahan gue,bukan kebaikan gue."

Suasana kelas Alysa sangatlah tenang walaupun sedang jam istirahat. Namun tiba-tiba suara kegaduhan berasal dari depan kelas Alysa,sontak saja seluruh teman kelas Alysa terburu-buru keluar kelas karena ingin tahu ada kejadian apa didepan kelas. Alysa yang sangat cuek terhadap sekitar dan ya bisa dibilang masa bodo,tetap saja Alysa membaca novel miliknya tanpa menghiraukan suara gaduh yang berasal dari luar.

Tiba-tiba Syifa dan Dira datang dengan tergesah-gesah.

Dira mencoba mengatur nafasnya "Arkan ribut didepan kelas tuh."

"Hah? Sama siapa? Kok bisa?" Tanya Alysa bingung lalu menutup novel miliknya.

"Nanya mulu. Udah yuk liat." Sahut Syifa langsung menarik tangan Dira dan Alysa.

Ketiga sahabat itu mencoba masuk kedalam gerombolan anak-anak yang sedang mengelilingi Arkan dan lawan berantemnya.

"Arkan.. Arkan.. Arkaan.. Ayo pukul aja si Aldi." Deg.. Hati Alysa seperti menyelos dan hilang begitu saja mendengar nama Aldi. Matanya mulai perih seakan mengingat yang sudah lalu. Alysa mencoba memastikan siapa yang sedang berantem dengan Arkan.

Dan ternyata itu Aldi,mantan yang sudah menyakiti hatinya. Alysa tau bahwa Aldi memang satu sekolah dengannya namun ia tak mengerti kenapa Arkan dan Aldi bisa bertengkar seperti ini. Arkan masih saja memukul pipi Aldi yang sudah terlihat jelas berdarah dan bahkan membiru.

Alysa berjalan lalu menempatkan diri diantara Arkan dan Aldi sambil menahan tangan kanan Arkan yang sudah siap meninju pipi Aldi "Arkan stop!" Teriak Alysa.

Arkan menatap Aldi dengan wajah meremehkan Aldi "Kalo gak ada Alysa mungkin lo udah habis."

Langsung saja Arkan mendapat tatapan tajam dari Alysa,sementara Arkan hanya membuang muka kesal.

"Ayo bangun. Gue anter ke UKS." Ucap Alysa mencoba membantu Aldi bangkit.

"Dir,Syif! Lo berdua ikut gue ya." Lanjut Alysa.

"Iya."

Dira dan Syifa membantu Alysa membawa Aldi ke UKS.

***

Di UKS,Aldi masih terbaring diatas kasur. Alysa yang melihat kondisi Aldi seperti itu hanya diam.

Tiba-tiba cowok yang memilik pipi tirus dan hidung mancung itu datang,yaitu Arkan. Arkan menghampiri Alysa dan Aldi lalu duduk disamping Alysa.

"Sa!" Sapa Arkan dengan suara pelan.

Alysa menengok kearah Arkan "Kenapa? Belum puas main tonjok-tonjokannya?"

"Enggak, gue gak salah. Aldi yang salah." Bantah Arkan.

"Gue selalu salah dimata lo. Kapan gue baik dimata lo sih?" Lanjut Arkan kelas sambil mengacak rambutnya.

"Emang lo yang salah."

Arkan tersenyum miris mengatakan "Mata lo dibuat cuma buat liat kesalahan gue,bukan kebaikan gue."

Arkan mencoba menarik nafas dalam-dalam agar dirinya tenang lalu ia menjelaskan "Aldi tadi mau ke kelas lo buat ngejalanin taruhan. Lo tau taruhannya apa?" Alysa menyeritkan keningnya.

"Dia taruhan sama temen-temennya untuk balikan sama lo. Dengan imbalan uang,dia mainin perasaan lo. Gue gak mau itu terjadi." Lanjut Arkan menatap Alysa dengan tatapan yang sulit diartikan.

Alysa menggelengkan kepala sambil tertawa tak percaya "Apaan sih?! Lo ngaco tau ga."

"Mana pernah gue bohong sama lo sih..."

"Pernah!" Sahut Alysa keras.

"Lo mainin perasaan gue. Mulai dari alesan karena nyokap lo lebih suka gue. Nah disitu lo bohong,bohongin perasaan sendiri. Dan disitu bukan cuma nyakitin gue. Lo juga nyakitin hati Kak Dinda dan lo sendiri." Lanjut Alysa dengan lancar seolah ia ingat betul kejadian itu.

Arkan menatap Alysa tajam "Gak usah bahas masa lalu."

"Kalo lo udah buat kepercayaan gue hilang,kenapa gue harus bisa percaya lagi?"

"Stop bahas masa lalu! Gue benci masa-masa itu." Ucap Arkan sedikit keras. Karena suara Arkan keras,Aldi pun bangun.

Aldi menatap wajah Arkan yang sedang menatapnya seolah menatap daging yang siap dimakan,lalu ia menatap Alysa yang sedang menatap Arkan dingin.

"Kenapa?" Tanya Aldi dengan suara pelan lalu diiring meringis di pinggir bibirnya yang lebam.

Arkan tersenyum sinis "Lo tanya kenapa?! Gini nih kalo orang jahat tapi sok baik."

"Arkan! Stop ya. Aldi masih sakit gara-gara ulah lo." Cela Alysa.

"Alysa.. Gue berulah karena dia berbuat."

Alysa memutar bola matanya kesal "Lo tuh selalu aja gak mau disalahin."

"Bukan gak mau tapi emang gak salah." Suara berat itu berasal dari pintu UKS. Alysa dan Arkan menengok kearah suara. Itu adalah suara Rizki. Ternyata diambang pintu UKS ada Rizki dan Rafi.
Dengan langkah yang cepat Rizki menghampiri Arkan,Alysa,dan Aldi lalu diikuti Rafi.

"Lo itu sahabatnya Arkan. Wajarlah lo bela dia." Sahut Alysa pelan.

Rizki menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "Mana pernah gue bohong. Kalo dia salah ya salah,kalo dia bener ya bener."

"Ya bisa ajalah." Sahut Alysa sedikit nyolot.

Arkan menatap Alysa kesal "Nyolot banget."

"Suka suka gue ya."

Arkan melirik Aldi sekilas "Lo itu gak harus denger dari Aldi aja terus lo nutup kuping lo buat dengerin gue,kalo begitu sampe kapan pun juga lo gak bakal tau kebenarannya."

"Gue setuju sama omongan Arkan. Bukan karena Arkan temen gue atau gimana,tapi menurut gue lo juga harus denger penjelasan dari Arkan ataupun orang yang bener-bener tau kejadiannya jadi lo gak salah paham." Sahut Rizki dan dianggukan oleh Alysa yang pertanda ia mau mendengarkan penjelas Arkan.

Arkan menatap serius Alysa "Oke jadi gue sama sekali gak ngada-ngada untuk ceritain ini semua. Kemarin sore gue sama temen-temen itu kumpul di caffe nah disana gue gak sengaja denger pembicaraan Aldi sama temennya. Dia taruhan sama temennya,kalo dia bisa balikan sama Alysa itu dia bakal dapetin uang dari temennya itu. Terus.."

Potong Aldi panik "Bohong! Gila lo terlalu ngada-ngada."

"Ketahuan banget kalo lo salah. Muka panik lo sama cara lo motong pembicaraan Arkan itu udah nunjukin banget kalo lo salah." Ucap Rafi tersenyum sinis.

"Gue gak salah!"

"Kalo lo gak salah kenapa harus panik terus motong pembicaraan Arkan,bodoh?!" Tanya Rizki dengan menaikan suaranya. Jujur inilah pertama kalinya Arkan melihat Rizki seperti ini.

"Okey! Gue salah." Ucap Aldi sambil tertawa sinis.

Aldi menunjuk Arkan "Dan lo Arkan! Lo berhasil buat gagalin ini semua. Gue gak ngerti kenapa lo ikut campur sama urusan gue."

"Gak usah nunjuk gue begitu" Sahut Arkan menepis tangan Aldi dengan kasar.

"Lo berurusan sama gue kalo ada apa-apa sama Alysa. Kalo lo gak punya niat jahat sama Alysa juga gue juga gak bakal ikut campur." Lanjut Arkan dengan rahangnya yang jelas begitu tegas.

Aldi tertawa sinis "Lo siapanya Alysa? Cuma mantan!"

Rahang Arkan mulai mengeras "Gue sayang Alysa,bodoh!"

4 kata yang keluar dari mulut Arkan mampu membuat jantung Alysa berpacu lebih kencang.

Alysa yang mendengar ucapan Arkan hanya bisa terdiam dan menggerutu dalam hatinya.

Arkan masih sayang gue? Alysa lo itu err.. Kenapa gak bisa percaya sama Arkan sih? Kenapa harus percaya sama Aldi?! Lo lebih percaya Aldi daripada Arkan yang sayang sama lo.

12 Mei 2017.

P E L A N G ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang