Mungkin Harry tahu bahwa aku bosan selalu di dalam rumah. Dan akhir nya, Harry pun mengajak aku untuk pergi menuju Festival Seni yang ada di daerah pusat kota.
"Ley, kamu mau ikut?" Kata Harry saat ia mengenakan jacket.
"Kemana?"
"Festival Seni"
"Di mana?"
"Pusat kota."
"Ikutttt!!"
"Ayo, cepat"
"Tunggu!!"
"Iya, tapi pakai motor ya."
"Iya,"
Ku kenakan jacket, sepatu, dan helm ku.
"Yuk, Har."
Harry keluar dari garasi dengan motor nya dan Aku mengunci pintu rumah.
"Ayo cepat naik"
"Iya,"
Sepanjang perjalanan, tidak ada percakapan sedikit pun antara aku dan Harry. Harry tampak serius mengemudi kan sepeda motor nya. Dan aku hanya menatap wajah Harry dari kaca sepeda motor.
"Lebih suka naik motor atau mobil?" Tanya Harry tiba - tiba.
"Motor deh kayak nya." Jawab ku.
Harry kembali diam dan aku pun begitu.
Aku ingin memeluk Harry. dan sangat ingin.
Tapi aku enggan melakukan nya karena aku belum pernah mengemudi dengan laki - laki di atas sepeda motor, apalagi memeluk.Gugup, Iya. Canggung, Iya. Malu, Iya. Semua jadi serba salah jika di atas motor dengan Harry. Kau harus tahu, ketika Harry di atas sepeda motor, ia sangat keren. Dan menurut ku, ia lebih keren dari pembalap sepeda motor.
----000----
Hujan pun turun mengguyur aku dan Harry. Akhir nya, Harry pun memberhentikan sepeda motor nya di dekat pertigaan.
"Berhenti dulu ya," kata Harry sambil menepuk - nepuk jacket nya yang basah.
"Iya,"
"Kamu kebasahan gak?"
"Sedikit."
Ku gosokan kedua telapak tangan untuk sedikit menghangatkan tubuh.
Harry pun mengusap rambut ku yang basah dengan pelan. Lalu ia memberikan jacket nya untuk ku. Padahal, aku sudah memakai jacket. Tapi kata nya, agar aku tidak sakit.
"Nih, pakai jacket ku"
"Aku kan sudah pakai jacket sendiri."
"Cepat pakai, nanti kamu sakit. Aku gak mau kamu sakit."
Harry memakai kan jacket nya di tubuh ku sehingga membuat ku terlihat gemuk.
"Ley, kamu jadi gemuk."
Ku balas dengan tatapan canda kepada nya.
"Tapi kamu tetap cantik,"
"Hahahaha"
"Tapi, lebih cantik kalau kamu memakai satu jacket lagi. Itu akan terlihat lebih sexy" kata Harry.
Ku cubit perut Harry. dan Harry hanya tertawa melihat perbuatan ku.
Hujan pun reda. Itu arti nya, aku dan Harry harus melanjutkan perjalanan.
"Hujan nya sudah reda" kata Harry sembari menghidupkan sepeda motor nya.
"Iya,""Yasudah, yuk."
Aku kembali menaiki sepeda motor Harry.
Saat harry sudah menjalankan sepeda motor nya, tiba - tiba hujan kembali turun. Harry pun tetap melajukan sepeda motor nya di bawah guyuran hujan. Aku dan Harry hanya tertawa dengan melawan hujan deras. Padahal, itu bisa membuat aku dan Harry sakit. Tetapi, aku dan Harry tidak memperdulikan itu dan tetap melaju cepat seperti tak ada apa - apa.
Kedua tangan ku spontan memeluk Harry dengan erat. Jujur, aku memeluk nya karena pada saat itu keadaan sedang di guyur hujan deras. Ya lagipun, Harry tidak melarang ku untuk memeluk nya.
Terima kasih, Harry. Kau telah mengizinkan ku untuk memeluk mu di bawah guyuran hujan.
----000----
"Sudah peluk aku nya?" Tanya Harry saat kami sudah sampai di festival.
Aku pun mencerna perkataan Harry lalu melepas tangan ku dari perut nya.
"Hehehe"
"Nanti ya," kata Harry.
"Nanti apa?"
"Nanti peluk aku lagi"
Aku hanya balas dengan senyuman.
"Yuk masuk ke dalam festival nya"
"Yuk,"
— FESTIVAL
Di sana, ada banyak sekali karya - karya seniman yang di pajang dan di lelang. Seperti patung, lukisan, dan karya - karya lain nya. Aku sangat ingin membeli nya tetapi aku lupa kalau aku tidak membawa uang se-peser pun.
Harry pun menawarkan ku untuk membeli apa yang aku inginkan. Awal nya aku enggan menuruti nya. Tetapi karena aku sudah jatuh cinta dengan lukisan abstrak yang di pajang di dekat lukisan wajah karikatural, aku jadi menuruti apa yang Harry katakan.
"Kamu suka ini gak?" Tanya Harry sambil menunjukan lukisan bergambar wajah Elvis Presley.
"Itu gambar Elvis Presley ya?" Jawab ku.
"Iya, suka gak?"
"Kurang suka. Aku lebih suka lukisan abstrak yang itu" kata ku sembari menunjuk lukisan abstrak.
"Itu bagus, kamu mau?"
"Enggak,"
"Kalau mau, ambil sekarang."
"Makasih, Har. Tapi aku gak bawa uang"
"Sudah, ambil saja. Urusan bayar, biar aku yang urus"
"Serius?"
"Iya, tapi kamu harus ganti uang nya."
Aku diam sembari menatap wajah Harry.
"Hahahaha. Hayley, hayley. Aku hanya bercanda. Kalau kamu mau, ambilah"
Aku pun mengambil lukisan abstrak tersebut kepada Harry dan Harry membawa nya menuju kasir.
"Ini barang nya, nona." kata Harry saat aku sedang duduk di dekat area kasir.
"Terima kasih, Harry"
"Iya, sama - sama."
"Apa aku harus mengganti uang mu?"
"Hm, seperti nya tidak."
Ku balas ia dengan senyuman.
"Pulang?" Kata Harry.
"Yuk,"
Harry menggengam lengan kanan ku dengan lengan kiri nya perlahan lalu membawa ku keluar dari festival.
Aku hanya menatap lengan ku yang sedang di genggam oleh Harry. Itu seperti mimpi. Tapi semoga saja aku tidak sedang bermimpi.
----000----
