Alangkah terkejut nya aku ketika memasuki rumah. Aku melihat Louis dan Harry sedang bercengkrama di ruang tamu. Aku tidak tahu apa maksud Louis mengunjungi rumah ku.
"Hey," sapa nya.
"Ada perlu apa?"
"Aku ingin berkenalan dengan kakak mu."
"Oh,"
Harry memakai jacket dan mengambil kunci sepeda motor nya.
"Eh? Mau kemana, Har?" Tanya ku.
"Pergi sebentar," Jawab nya.
"Kemana?"
"Ada urusan. Maaf di tinggal dulu, Louis."
"Iya, hati - hati, Harry."
Lalu setelah itu Harry keluar dari rumah dengan wajah tak karuannya.
"Aku ganggu ya?" Ucap Louis.
"Enggak,"
"Itu bukti nya, kakak kamu aja sampai pergi."
"Kan tadi dia udah bilang ada urusan."
"Iya, sih, tapi aku gak enak aja."
"Nanti juga dia bakal pulang lagi kok."
Louis menaikkan kedua bahu nya dengan alis yang terangkat.
Dari mimik wajah yang ku ketahui, Harry seperti sedang ada masalah. Entah apa masalah dan sebab nya. Ia menunjukan wajah tak biasa di hadapan ku. Aku jadi bertanya - tanya mengapa Harry menjadi seperti itu terhadap ku?
Harry sekarang bukan lah lagi Harry yang ku kenal. Yang selalu membuatkan aku sarapan dan makan malam, mengantarkan aku menuju kampus, menemani ku menonton film hingga larut malam, dan membawa ku kemana pun ketika aku sedang bosan. Aku rindu itu semua. Dan aku ingin Harry kembali seperti dulu.
Oh, Harry, ada apa dengan mu?
----000----
Setelah Louis pulang dari rumah ku, kini Harry datang dengan membawa seorang wanita yang tak ku ketahui.
"Rumah kamu besar sekali." Ujar nya.
"Ini bukan rumah ku. Ini rumah orang tua."
"Iya iya,"
"Eh dia siapa?" Ucap wanita tersebut sembari menunjuk ke arah ku.
"Adik ku. Nama nya hayley."
"Hey, hayley." Wanita tersebut menyapa ku dengan senyum dan tangan yang melambai.
Ku balas dengan senyuman.
"Louis sudah pulang?" Tanya harry.
"Sudah,"
Aku tak ingin mengganggu Harry dan wanita itu, maka aku pun bergegas menuju kamar.
Di kamar, aku hanya menonton televisi. Dan harry, ia masih meladeni wanita itu di lantai bawah.
Sebenarnya, kalau aku ingin bergabung pada mereka, bisa saja. Cuma aku tak ingin mengganggu nya. Karena mungkin saja, itu adalah kekasih baru Harry. Aku tidak memperdulikan nya karena aku sudah mempunyai Louis yang bisa membuat ku senang.
Mulai dari sekarang, aku harus terbiasa dengan Harry yang selalu membawa wanita ke dalam rumah. Dan aku harus mencoba untuk menghapus rasa cemburu maupun cinta pada Harry. Cinta memang harus di batasi. Terkadang cinta selalu melewati batas. Dan aku tidak mau termasuk orang yang melewati batas itu.
Aku hanya ingin berpandang lurus dengan Louis yang sekarang telah resmi menjadi kekasih ku. Dan ber-ambisi untuk melanjutkan ke tahap serius, dengan perlahan melupakan masa lampau yang selalu hinggap di dalam pikiran dan hati.
Aku tahu, Harry bukanlah cinta pertama ku. Dan juga bukan cinta terakhir ku. Tapi ia adalah kakak kandung. Jika aku harus mengulang kembali masa - masa indah ku dengan nya, aku siap asal kan tidak menjerumus pada kejadian seperti ini lagi. Kejadian yang dapat menggores hati dan batin.
Mungkin, Tuhan memang telah melarang ku untuk mempunyai perasaan yang lebih dari seorang kakak ber-adik.
Semoga Tuhan selalu mendekap aku dan Harry dalam ikatan keluarga yang semestinya dan tidak larut dalam ambang perasaan yang tidak wajar.
----000----
