College

1.8K 134 7
                                    

    Saat Aku dan Harry tidur terlelap, Telepon genggam Harry berbunyi sehingga mengakibatkan aku dan ia terbangun. Ternyata itu adalah dering telepon. Dan Harry pun mengangkat telepon nya dengan suara serak sehabis bangun.

"Halo." Kata Harry sembari menyisir rambut nya dengan tangan.

"Iya, aku usahakan. Tapi maaf, seperti nya aku gak bisa." Kata Harry lagi.

"Aku ada urusan. Maaf ya," Jelas Harry.

Setelah itu Harry mematikan telepon genggam nya dan tertidur kembali di samping ku.
Aku tak bisa mendengarkan apa yang Harry bicarakan di dalam telepon dan dengan siapa ia bicara. Tapi tampak nya, wanita tadi lah yang menghubungi Harry. Meskipun suara nya samar - samar dan kecil, aku dapat memastikan bahwa itu adalah suara perempuan di dalam telepon genggam Harry.

Harry pun mulai membuka mata nya kembali dan memulai pembicaraan dengan ku.

"Kamu sudah mendingan?" Tanya nya.

"Sudah," Jawab ku.

"Sudah makan?"

"Belum."

"Makan ya, mau aku ambilkan?"

"Gak usah, makasih."

"Nanti kamu susah pulih.

Dalam benak aku sangat ingin bertanya pada Harry siapa wanita yang telah mencium nya tadi.

"Harry,"

"Ya?"

"Aku ingin bertanya."

"Tanya apa?"

"Tapi kamu harus jawab jujur"

"Iya,"

"Jangan bohong"

"Iya,"

"Jangan bohong ya?"

"Iya, ley."

"Siapa perempuan tadi?"

"Yang mana?"

"Yang tadi, yang berkunjung kemari."

"Oh itu,"

"Iya, siapa dia?"

"Teman ku."

"Teman kuliah?"

"Iya,"

Lalu aku hanya diam membisu di hadapan Harry yang merasa aneh dengan sikap ku.

"Sudah bertanya nya?" Lanjut Harry.
Lalu ku jawab dengan anggukan.

Oh tuhan, aku sudah ber-prasangka buruk terhadap Harry. Aku tidak tahu harus berkutik apa lagi. Aku sudah larut dalam kecemburuan yang telah membawa ku untuk berfikir negatif kepada Harry.

Tetapi tetap saja, aku tidak terima jika wanita itu mengecup bibir Harry yang telah lama aku dambakan.

----000----

Tak terasa, kini aku sudah satu bulan tinggal bersama Harry. Ayah dan Ibu menghubungi ku bahwa mereka belum bisa pulang karena ada urusan yang harus di selesaikan dalam jangka waktu panjang. Ayah sempat berpesan pada Harry untuk mencarikan universitas untuk ku melanjutkan pendidikan.

Dan akhir nya, aku pun masuk ke universitas yang berlokasi di pusat kota. Meskipun aku dan Harry berbeda universitas, Harry sudah membuat peraturan bahwa ia akan mengantar dan menjemput ku setiap hari.

Di sekolah ku yang baru, aku langsung akrab dengan teman baru yang bernama Louis. Ia adalah pribadi yang mudah berbaur dengan siapa pun. Bahkan, ketika hari pertama aku memasuki kelas, ia langsung memberikan tempat duduk nya kepada ku dan berkenalan.

"Salam kenal, nama ku Louis."

"Hayley," kata ku sembari tersenyum pada Louis.

"Baru mendaftar di universitas sini?"

"Iya,"

"Kau harus tahu, Mr. Newt adalah guru paling kejam."

Ku balas ia dengan senyuman.

"Tapi jangan khawatir, Mr. Newt mengalami rabun jauh. Jadi, ia tidak akan fokus melihat mu ketika kamu sedang mengobrol atau menyontek"

"Iya hehehe"

"Ku harap kau nyaman berada di kelas ini."

"Iya,"

      Louis cukup mengasikkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Louis cukup mengasikkan. Awal nya, aku dan ia hanya sebatas teman mengobrol dan tidak lebih. Tetapi waktu demi waktu, timbulah rasa saling perhatian antara aku dan diri nya. Terkadang louis memberikan lembar jawaban nya kepada ku jika sedang ujian. Ia juga sering kali membela ku ketika Mr. Newt memarahi ku. Dan yang paling membuat ku tertarik pada nya, ia adalah sosok pribadi yang berfikir keras dan susah untuk di lawan.

Aku tak tahu kalau Louis adalah salah satu mahasiswa yang di takuti oleh kalangan sekolah. Dan banyak di sukai oleh banyak mahasiswi. Semua wanita di universitas ku menyukai Louis. Pernah waktu itu, Louis mencaci maki kakak tingkat nya karena menumpahkan minuman soda ke baju nya. Dan, louis pun pernah melempar bola basket tepat di kepala Mr. Newt di karenakan Mr. Newt tak mengizinkan ia untuk pergi ke toilet.

Aku tahu bahwa Louis adalah lelaki berandalan. Tetapi ia memiliki ciri khas yang membuat ku tertarik. Dan semakin mantap untuk menjalin hubungan serius dengan nya.

Di waktu yang tepat, Louis pun akhir nya menyatakan perasaan nya kepada ku melalui surat yang ia tulis dengan rapi. Isi surat nya seperti ini :

" Hey, nona Hayley. Aku tahu kau pasti sedang membaca surat ini di dalam hati mu. Aku tahu hati mu sedang kosong dan tidak ada penghuni nya. Maka dari itu, boleh kah aku menempati hati mu? Kalau kau ingin sementara, baiklah. Tetapi aku ingin selama nya dan tak ingin singgah. Kau harus paham hey nona Hayley, bahwa aku mulai mencintai mu sejak kau tersenyum kepada ku. Sejak kau tertawa oleh lawakkan ku. Sejak kau di marahi oleh Mr. Newt tapi kau hanya diam dan mencerna apa yang beliau lontarkan kepada mu. Sejak kau menolak untuk di antar pulang oleh kakak mu dan lebih memilih di antar oleh ku. Padahal, aku tidak memaksa mu untuk selalu bersama ku. Aku hanya ingin selalu melihat tawa dan hidung vertikal mu ketika tersenyum. Kalau kita tidak menjadi sepasang kekasih, tak apa. Aku ingin menjadikan mu sebagai sahabat ku. "

Setelah membaca surat itu, aku semakin jatuh hati pada nya dan berniat membalas surat nya.

Ku lipat dan ku simpan surat itu di bawah bantal. Dan berharap semoga Louis masih ada di bumi keesokan nya.

----000----

You are my Sin. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang