Louis William Tomlinson

1.6K 129 7
                                    

    Aku pun membalas surat Louis yang ku tulis sendiri. Kurang lebih, isi surat nya seperti ini :

" Hey louis, terima kasih sudah memberi ku surat yang kau tulis sendiri dengan rapi. Aku sangat suka. Aku senang ketika kau menulis bahwa kau senang ketika aku tersenyum. Kurasa, aku pun menyukai wajah mu ketika tersenyum. Tapi aku kurang suka ketika kau melawan Mr. Newt dan melempar bola basket tepat di kepala nya.
Di surat ini, aku berniat untuk membalas apa yang kau tulis di surat. Aku terima dengan baik pernyataan bahwa kau ingin menjadikan aku sebagai kekasih mu. Ya, louis, aku terima kau sebagai kekasih dan sahabat ku.
Sekali lagi, terima kasih atas surat yang kau tulis untuk ku, aku memang suka. Dan sangat suka. "

Lalu ku lipat surat yang ku tulis untuk Louis dan ku simpan di dalam tas dan akan aku berikan pada nya ketika bertemu di sekolah.

— KELAS —

Di kelas, aku tak melihat Louis. biasa nya, ia sudah ada di kelas sebelum aku memasuki kelas. Dosen pun memasuki kelas pertanda memulai kegiatan belajar mengajar.

Saat pelajaran akan selesai, Louis pun akhir nya datang dengan nafas yang terengah - engah. Ia langsung menyelidap masuk ke dalam kelas tanpa izin dahulu pada dosen. Ia duduk di belakang ku.

"Hey," kata nya dengan nafas terengah - engah.

"Hey"

"Pelajaran nya sudah mau selesai ya?"

"Iya, kamu dari mana saja?"

"Abis di kejar anjing pelacak bom."

"Hah? Maksud nya?" Kata ku dengan nada tinggi sehingga membuat dosen ku melihat aku dan Louis. Lalu dosen ku menghampiri Louis.

"Kamu terlambat tapi tidak izin dulu pada saya?" Kata dosen ku.

"Iya,"

"Dari mana saja kamu? Pelajaran baru akan selesai kamu baru datang diam - diam."

"Ibu tahu kan jarak dari rumah saya menuju kampus jauh? Ibu tahu kan kalau saya malas bangun tidur pagi? Ibu tahu kan kalau saya baru saja di kejar anjing?" Kata Louis dengan wajah menantang nya.

"Tidak. Saya tidak tahu." Jawab dosen ku.

"Itu barusan baru saja saya beri tahu. Ibu ini bagaimana sih?"

Lalu dosen ku pun menunjukan wajah jengkel nya pada Louis dan bergegas keluar dari kelas ku.

Semua teman kelas tertawa melihat kelakuan Louis termasuk aku.

"Kamu sudah sarapan?" Tanya Louis tiba - tiba pada ku.

"Sudah, kamu?" Jawab ku.

"Belum, tadi mau sarapan. Tapi gak jadi"

"Kenapa?"

"Lupa kalau gak ada hidangan nya"

"Hahahaha"

"Mengapa dosen selalu jengkel pada ku ya?" Tanya nya.

"Kamu selalu membantah." Jawab ku.

"Kalau dosen membantah ku, aku pun akan membantah nya. Dan sebalik nya, kalau dosen bersifat baik pada ku, aku juga akan baik pada nya."

"Jangan begitu, dosen lebih berpengalaman dari kamu." Kata ku.

"Pengalaman apa? Pengalaman di kejar anjing? Aku juga sudah pernah kalau itu. Baru saja tadi."

"Bukan, pengalaman hidup maksud aku."

"Aku juga hidup, bernafas dengan paru - paru, buang air besar pada tempat nya, sama saja sih menurut ku."

"Kamu selalu susah untuk di bantah."

"Hehehe, kamu sudah sarapan?"

"Sudah, tadi kan kamu sudah bertanya itu."

"Maksud ku, Mr. Newt sudah sarapan?"

"Aku gak tahu, tanya saja sendiri."

Lalu Louis keluar dari kelas dan masuk kembali ke kelas dengan menggiring Mr. Newt

"Mr. Newt, apa kau sudah sarapan?" Tanya Louis pada Mr. Newt di depan kelas.

"Sudah. Apa maksud mu membawa saya kemari?" Tanya Mr. Newt

"Oh, tidak. Saya hanya memastikan. Terima kasih telah menjawab"

Mr. Newt pun pergi meninggalkan kelas ku dengan wajah heran nya pada Louis.

Louis hanya berjalan menuju tempat duduk nya yang ada di samping ku.

Aku dan teman sekelas hanya tertawa melihat kelakuan Louis.

----000----

Aku hampir lupa untuk memberikan balasan surat ku pada Louis. Akan aku berikan pada nya ketika akan pulang.

"Louis, sebentar jangan dulu pulang."

"Ya?"

Ku buka tas dan ku keluarkan sebuah kertas yang di selipkan di dekat buku dairy.

"Aku cuma mau ngasih ini" Ku sodorkan kertas nya pada Louis.

"Kertas apa ini?"

"Ehhh, jangan dulu di baca. Baca nya di rumah ya."

"Iya,"

"Aku pulang ya, bye Louis."

"Hati - hati."

Aku berjalan untuk pulang menuju rumah dengan hati yang sedang tersenyum. Ah, Louis, ku harap kau membaca surat ku. Aku memang menyukai mu. Dan sungguh.

----000----

You are my Sin. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang