Me and Niall

1.4K 104 6
                                        

    Niall, apakah kau akan menyusul ku kemari? Sungguh aku butuh kau sekarang.
Aku butuh teman untuk berjalan menuju rumah Harry.

    Di bawah rintikkan hujan yang perlahan semakin deras, dan angin yang meniup rambut ku dengan kencang, air mata ku tak tertahankan lagi. Aku tak tahu kemana aku harus pergi sekarang.

    Aku tersesat.

                          ----000----

    Halte yang padat di tempati orang - orang untuk duduk berteduh, mampu menemani kesendirian ku di tengah kota. Ku usap kedua telapak tangan untuk sedikit membantu menghangatkan tubuh.

    Angin membawa seseorang yang tak ku ketahui datang tiba - tiba. Ia memberi kan jacket nya kepada ku tanpa ku pinta.

     " Pakai jacket ku, " ia mendekup tubuh ku yang sedang tak kuat menahan dingin dengan jacket nya.

      Aku menoleh pada nya

     " Niall? "

     Ia balas dengan senyuman.

     " Niall, kau baik baik saja kan? " ku tanya.

     " Kau bisa lihat aku sekarang. Aku baik baik saja kan " jawab nya dengan mengusap kaki yang terkena basah nya air hujan.

     " Kaki mu? Bagaimana? "

     " Kaki ku tidak kenapa napa. "

     " Darah mu semakin banyak keluar, niall "

     " Sudah ku urus. Semua nya baik baik saja, " kata nya dengan menatap air hujan yang jatuh.

     Entah mengapa tapi ini lah yang terjadi. Air mata ku terjatuh bersamaan dengan jatuh nya air hujan. Aku tak kuat memendung air mata melihat Niall yang menahan kesakitan di kaki nya.

    Sebenar nya bukan ini yang ku inginkan. Aku sama sekali tidak menginginkan Niall tertembak tepat di kaki nya. Kalau aku boleh memutar takdir, aku ingin, aku saja yang tertembak oleh polisi. Bukan karena aku ingin jadi sosok pahlawan. Tetapi aku ingin orang yang telah menyelamatkan ku dari malapetaka lah yang berhak untuk bebas.

    Niall terus menampilkan wajah tegar nya. Wajah yang tak biasa untuk orang jika sedang menahan sakit. Sering kali ku lihat ia menggigit bibir bawah nya pertanda ia menahan sakit.

     " Niall, "

     " Ya? "

     " Apa kau yakin kaki mu akan baik baik saja? " ku tanya.

     " Percayalah padaku "

     " Kau harus segera ke rumah sakit. Bisa bisa darah mu habis karena terlalu banyak keluar "

     " Tenang, aku masih bisa menahan nya. Ini tidak terlalu parah kok, " jelas nya diiringi senyuman.

    Setelah aku dan Niall berdialog cukup lama, hujan akhir nya berhenti dan menyuruh ku dan Niall untuk segera melanjutkan perjalanan. Aku membantu Niall untuk berjalan. Niall hanya mampu berjalan dengan satu kaki nya.

    " Kau mampu untuk berjalan kan, Ni? "

    " Ku harap begitu. "

    Aku dan Niall berjalan menyusuri tengah kota. Perlahan tapi pasti, aku dan niall akan segera sampai di rumah Harry. Ternyata niall tahu nama - nama jalan di daerah tersebut. Dan ia juga tahu jalan untuk menuju rumah Harry.

    " Kau tahu nama jalan ini? " kutanya.

    " Kalau tidak salah, ini nama jalan nya, jalan Bulgec. "

    " Kau tahu jalan Buvest? " jalan Buvest adalah jalan atau daerah tempat Harry tinggal.

     " Ya, aku tahu. "

     " Kalau kau tahu, bantu aku untuk menemukan rumah kakak ku. "

     " Baiklah, "

    Satu persatu jalan kami lewati. Dari hujan turun sampai reda, lalu turun lagi dan akhir nya reda kembali. Tetapi niall meminta ku untuk tidak terlalu banyak memakan waktu tuk beristirahat. Kata nya, agar cepat sampai tujuan.

     " Kita berhenti dulu ya, Ni? "

     " Gak usah, "

     " Kenapa? Kamu gak lelah? "

     " Semakin banyak kita memakan waktu untuk beristirahat, semakin lama waktu untuk kita sampai "

     " Baiklah, "

    Niall terus menuntun ku untuk tetap berjalan. Saat aku dan niall sudah sampai di dekat jalan Buvest, niall memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah supermarket.

     " Hayley, eh maksud ku, nona Hayley, "

     " Panggil saja nama ku. Tidak perlu memakai nona "

     " Baiklah. Boleh aku beristirahat sebentar di supermarket itu? " kata nya sembari menunjuk supermarket di sisi jalan.

     " Boleh, seperti nya kau butuh istirahat "

     " Terima kasih "

    Aku dan Niall beristirahat sejenak di supermarket. Saat aku sedang mengedarkan pandangan ku ke jalanan, aku tak sengaja melihat orang yang sangat mirip dengan Louis.

     " Niall, lebih baik sekarang kita melanjutkan perjalanan lagi " kata ku dengan tergesa - gesa.

     " Ada apa? "

     " Aku melihat-- " Orang yang mirip dengan Louis itu melihat ke arah ku dan Niall

    Aku pun menarik dengan kencang tangan Niall untuk segera berlari. Dan berharap semoga orang itu bukanlah Louis yang sebenarnya.

                           ----000----

You are my Sin. [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang