Warning! Typo's everywhere...
*** CBTVK***
Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya setiap kali aku melewati hutan Sherwood. Hutan angker yang selalu kulalui setiap perjalanan pulang atau pergiku. Pepohonan yang rimbun di setiap sisinya adalah jalan satu-satunya yang dapat kulalui jika ingin keluar dari kota kecil tempat di mana aku tinggal.
Dari dalam mobil dengan suara musik yang cukup kencang, aku masih bisa mendengar suara binatang-binatang malam. Banyaknya jumlah mereka membuat suaranya terdengar menakutkan. Gesekan ranting yang saling beradu karena tertiup angin semakin menambah ketakutanku.
Aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku yang masih memegang kemudi. Sudah hampir malam, dan hari mulai gelap. Desiran angin semakin lama semakin kencang, daun-daun mulai berjatuhan dan terbang terbawa angin. Kilat petir mulai menyambar menghiasi langit kelabu.
Akan ada badai malam ini.
Untuk kesekian kalinya ponselku kembali bergetar. Aku mengambil ponsel yang kuletakkan di kursi penumpang. Ibuku meneleponku lagi. Kali ini aku akan mengangkatnya, lagipula ibuku tidak akan berhenti menelepon jika belum tahu bagaimana keadaanku.
"Aku sedang menyetir, Mom," jawabku begitu aku menerima panggilannya. "Sebentar lagi aku sampai." Sambungku setelahnya. Bukannya bersikap kasar, tapi satu-satunya hal yang kuinginkan saat ini adalah cepat sampai rumah sebelum badai datang.
Mataku menjelajah ke sekitar hutan. Semuanya terlihat lebih buruk, badai hampir datang. Langit yang tadinya kelabu kini sudah menghitam, membuat pandanganku semakin sulit dengan gelapnya hutan, hanya lampu mobil dan kilatan petir sebagai penerang yang membantuku melihat. Desiran angin sekarang terlihat seperti puting beliung kecil.
Aku mempercepat laju mobilku, ingin segera sampai rumah. Hutan Sherwood selalu memberikan getaran yang cukup membuatku mual. Suasananya yang seram dengan jumlah hewan liarnya yang tak terhitung.
Mataku hampir keluar saat melihat sesuatu tergeletak di tengah jalan. Suara decitan ban terdengar bersamaan saat aku menginjak rem. Suasana hutan yang gelap benar-benar membuat penglihatanku berkurang. Jika saja ku tidak menginjak rem tepat waktu, kuyakin mobilku pasti akan menabrak batang kayu yang terbengkalai di tengah jalan.
Tanpa mematikan mesinnya aku keluar dari mobil. Jika aku tidak menyingkirkan batang pohon itu, aku tidak akan bisa keluar dari hutan ini sebelum badai datang. Namun, begitu aku keluar dari mobil, aku langsung memundurkan langkahku. Aku terkesiap dengan mulut yang kututupi dengan kedua tanganku. Saking terkesiapnya, bagian bawahku menabrak bamper mobil, membuatku sedikit mengaduh.
Itu bukanlah batang kayu.
Itu adalah seseorang.
Dengan memberanikan diri, aku menghampiri yang ternyata pria yang tergeletak begitu saja. Aku tidak tahu jika pria itu masih hidup atau tidak, tapi aku akan segera tahu. Aku berlutut di sampingnya. Dingin langsung merasuk tubuhku begitu kulitku bersentuhan dengan kulitnya. Semua yang terdapat pada dirinya sangat dingin.
Aku buru-buru berdiri dan kembali masuk ke mobil, mengambil ponselku yang masih terletak di kursi penumpang. Tanganku gemetar. Walaupun dingin, keringat menetes dari keningku, mengalir ke alisku. Aku baru saja menemukan pria meninggal di hutan Sherwood. Dan ini bukanlah hal yang baik.
Masih dengan tangan yang gemetar, aku memegang ponselku. Aku mengumpat saat ponsel yang kupegang jatuh ke bawah. Buru-buru aku mengambilnya, memencet daftar darurat, 911 termasuk dalam satu dari sekian daftar darurat di ponselku.
Sementara aku menunggu terhubung, aku memperhatikan pria yang masih tergeletak di depan mobilku. Kulitnya yang dingin dan pucat seperti pualam membuatku yakin jika pria itu sudah ada di sana sejak beberapa jam yang lalu.
"911 what's your emergency," aku hampir saja berteriak karena kaget.
"Namaku Zoey Addison, aku baru saja menemukan orang mati di hutan Sherwood." Jawabku.
"Apa kau yakin?" Aku ingin berteriak kencang pada siapapun operator yang menjawab panggilanku. Aku tidak akan bercanda mengenai hal seserius ini.
"Ya, aku yakin," tubuhku membeku seketika. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dalam satu kedipan mata, di depanku tidak ada apa-apa.
"Dan dia hilang." Bisikku pelan.
***
*edited
Ga banyak yang diubah, cuma sudut pandangnya aja...
Remember to
Vote
and
Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Claimed by the Vampire King
VampireBerawal dari menemukan mayat misterius, hidup Zoey tidak bisa dibilang normal lagi. Satu per satu rahasia mulai muncul ke permukaan. Makhluk yang dikiranya hanya ada pada mitos, mulai datang menemui dirinya.