Merasa ketakutan, aku memutuskan untuk menghubungi Henrietta, memintanya untuk menginap dan menemaniku di rumah. Ayahku masih memiliki tugas di kantor polisi, sedangkan ibuku memutuskan untuk menemani Bibi Alice. Aku ingin menelpon Kimmy, tapi cewek itu tidak bisa berbuat apa-apa, sama sepertiku. Begitu juga dengan Nicole, satu-satunya senjata mematikan yang bisa ia gunakan hanyalah sepatu hak tingginya.
Setelah ponselku menyala, aku langsung mencari nomor Henrietta dan menghubunginya. Aku menggigit jariku sambil mondar-mandir di kamarku. Aku mendesah lega mendengar suara Henrietta setelah dering ketiga.
"Seseorang baru saja menerobos masuk ke rumahku," suaraku yang terdengar panik menyambut Henrietta lebih dulu. "Dan dia mengancamku untuk menjauhi Elijah atau – "
"Aku dan Elijah segera ke sana," hanya itu yang kudengar sebelum hubungan kami terputus begitu saja. Aku tidak percaya Henrietta mematikan telponku sebelum aku memberikan penjelasan padanya.
Aku mendudukan diri di kasur begitu saja. Untuk saat-saat seperti ini, aku berharap jika kedua orangtuaku berada di rumah. Aku tidak tahu bagaimana Anthony bisa masuk ke dalam rumah tanpa menggunakan kunci, yang pasti Anthony bukanlah orang baik-baik.
Orang baik-baik tidak melakukan itu, dan orang baik-baik tidak membawa senjata berbahaya seperti yang dibawanya.
Suara dering bel terdengar tak lama setelah kemudian. Dengan langkah hati-hati, aku berjalan menuju pintu, masih waspada siapa tahu itu adalah Anthony. Aku tahu itu terdengar bodoh, tapi lebih baik bersikap waspada daripada mendapatkan kejutan seperti tadi.
Saat aku membuka pintu, sosok Elijah langsung melewatiku begitu saja. Tanpa memberikan tatapan untukku, ia berjalan memeriksa rumahku. Henrietta langsung memelukku, dan jujur saja aku membutuhkan itu.
"Kami datang secepat yang kami bisa," katanya setelah melepas pelukannya. Secepat yang mereka bisa maksudnya adalah menggunakan kecepatan luar biasa milik mereka, aku tidak meragukan itu.
Sesuatu melesat dan berhenti tepat di sampingku, membuatku hampir terlompat karena kaget. Sampai sekarang aku masih belum terbiasa dengan vampire yang bisa bergerak dengan cepatnya jika mau. "Semua aman," Elijah berkata, tapi belum mau menatapku, matanya masih menatap waspada sekitarnya.
"Kau mengatakan seorang bernama Anthony baru saja menerobos rumahmu?" kali ini Elijah bertanya tepat menatap mataku. Ia berusaha menyembunyikannya, tapi aku bisa melihat rasa penyesalan, dan kesedihan di matanya. Elijah berdiri dengan kaku, kedua tangannya terkepal seakan menahan untuk tidak menyentuhku.
Aku juga ingin menyentuhnya, memeluknya untuk memberiku kenyamanan. Namun, aku juga merasa takut secara bersamaan.
"Ya," kataku lalu menarik napasku panjang-panjang. "Dia bilang padaku agar kau menjauhiku atau tidak – " aku berhenti sebentar untuk menatap Henrietta. Mendengar seseorang memberikan ancaman untuk Henrietta membuatku merasa ingin melindunginya. Bertanya-tanya siapa yang ingin melukainya. Maksudku, Henrietta adalah perempuan paling baik yang pernah kutemui.
Henrietta menatapku penasaran, menungguku untuk melanjutkan apa yang ingin kukatakan. Aku kembali menarik napas panjang, bersiap untuk mengucapkan kata seperti itu adalah sebuah bom yang akan memporak-porandakan dunianya.
"Lihat apa yang akan dilakukan Scarlet padanya," ucapku pelan, mataku menatap lantai dan tidak mau melihat reaksinya.
Keheningan yang kudapat sudah cukup membuatku yakin kalau aku benar-benar seperti baru saja menjatuhkan bom pada Henrietta. Pergerakan di sampingku membuatku mengalihkan pandanganku dari lantai yang tadinya membuatku lebih tertarik menatapnya.
"Henrietta, lihat aku," suara Elijah terdengar lembut tapi panik secara bersamaan. "Kau berada di tempat yang aman, bukan di tempat sialan itu."
Aku jadi ikut panik melihatnya. Bagaimana tidak? Henrietta berdiri mematung di tempat, tatapannya kosong seperti pikirannya tidak sedang bersamanya. Kepanikan terpancar jelas dari ekspresi Elijah begitu tahu Henrietta tidak meresponnya sama sekali. Jika memungkinkan, wajah Henrietta semakin memucat secara perlahan, dan tepat saat itu juga Elijah berdiri di depanku, seperti ia ingin melindungiku dari Henrietta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claimed by the Vampire King
VampirosBerawal dari menemukan mayat misterius, hidup Zoey tidak bisa dibilang normal lagi. Satu per satu rahasia mulai muncul ke permukaan. Makhluk yang dikiranya hanya ada pada mitos, mulai datang menemui dirinya.