Aku langsung menuju kelas selanjutnya, tidak peduli kalaupun bel belum berbunyi. Hari ini benar-benar membuat suasana hatiku berantakan. Aku hanya ingin pulang dan tidur seharian untuk melupakan apa yang terjadi hari ini.
Jantungku masih berdebar cepat tidak karuan. Amarah dan rasa sedih membuatku tidak stabil. Aku ingin berteriak menyemburkan api yang menyulut amarahku, tapi aku juga ingin menangis mengeluarkan rasa sedihku.
Murid-murid masuk tak lama setelah bel berbunyi. Aku mengerang pelan mengingat kalau aku memiliki kelas bersama Nicole dan Andrew hari ini. Sebelumnya aku bisa bertahan melewati kelasku yang satu ini, tapi sepertinya tidak hari ini.
Kimmy adalah orang yang bisa mengalihkan pikiranku dari omongan-omongan yang diberikan Nicole padaku. Jika sempat, Nicole akan mengejekku, menyindirku dengan bicaranya yang tajam. Telingaku memang sudah biasa mendengar itu, tapi hatiku yang belum bisa menerima kenyataan kalau Nicole, yang tadinya adalah sahabatku, sekarang menganggapku sebagai musuhnya. Melemparkan kata-kata yang tidak baik padaku, dan aku masih belum tahu alasan di baliknya. Aku ingin membenci Nicole karena itu, tapi aku tidak bisa.
Aku mendesah pelan saat bel berbunyi. Tak lama, Nicole berjalan bersama Andrew, mereka saling bergandengan seperti mereka adalah pasangan yang paling sempurna di SMA Rosenfeld. Tidak masuk akalnya anggapan itu, tapi mereka berdua memang sempurna.
Nicole memberikan senyum yang dibuat-buatnya padaku, dan aku dengan mudahnya mengabaikan itu. Aku tersenyum kecil melihat Kimmy masuk ke kelas, tapi Kimmy tidak sekalipun melirik ke arahku. Rasa kecewa merasukiku saat Kimmy berjalan menuju kursi yang jauh dariku, menyisakan tempat kosong di sampingku.
Seorang guru masuk dan langsung duduk di mejanya. Guru itu bernama Pak Coleman, pria berusia sekitar empat puluh tahunan dan mengajar pelajaran Bahasa Inggris. Pak Coleman banyak bicara, dan ia rata-rata suka menyiksa muridnya dengan tugas-tugas membuat puisi atau mengamati karya Shakespeare.
Pak Coleman memulai pelajaran. Aku membuka buku tulisku, pulpen di tanganku. Aku mulai menulis apa yang dijelaskan Pak Coleman, untuk jaga-jaga siapa tahu saja guru itu memberikan ujian dadakan di pelajaran selanjutnya.
Pintu kelas terbuka, membuat Pak Coleman memberhentikan ajarannya. Kaca mata yang dipakainya membuat matanya lebih tajam menatap sosok yang baru saja masuk. Blaze menyengir, meminta maaf atas keterlambatannya. Pak Coleman mendesah pelan sebelum akhirnya mempersilahkan Blaze untuk segera duduk.
Blaze sangat beruntung. Pak Coleman bukanlah guru yang mengizinkan murid terlambat untuk masuk ke kelasnya. Aku tahu kenapa guru itu membiarkann Blaze masuk kelas. Keluarga Blaze sangat berpengaruh dengan kota Rosenfeld. Menjadi anak walikota memiliki keuntungan tersendiri. Tidak ada yang mau macam-macam dengan dirinya, terlebih lagi jika mereka mau menghadapi walikota itu sendiri.
Blaze berhenti berjalan menuju kursinya saat ia sadar sudah ada yang duduk di kursi biasanya. Menghampiriku, Blaze memberikan cengiran untukku, lalu duduk di kursi kosong sampingku. Aku memperhatikan Blaze yang berkeringat, napasnya terengah-engah, sudah pasti ia habis lari-larian.
Pak Coleman kembali mengajar, tapi kali ini aku tidak bisa konsentrasi. Suara Nicole yang berbisik pada Andrew menggangguku untuk mencerna pelajaran yang diberikan. Andrew membalas bisikan Nicole, membuat cewek itu terkikik geli.
"Aku yakin Zoey dan Kimmy sedang tidak berbicara," aku membeku mendengar Nicole yang berbisik pada Andrew, tawa pelan keluar dari mulut Nicole. Telingaku seketika menajam ingin tahu lebih jelas apa yang akan mereka berdua katakan. "Aku berani bertaruh." Katanya menambahkan.
Jarak antara aku dan Nicole tidak terlalu jauh. Dengan dirinya yang duduk tepat di belakang kursiku, membuatku bisa mendengarnya dengan jelas. Sebelumnya itu tidak menggangguku, tapi saat Nicole membicarakanku dan Kimmy, itu jelas-jelas mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claimed by the Vampire King
VampireBerawal dari menemukan mayat misterius, hidup Zoey tidak bisa dibilang normal lagi. Satu per satu rahasia mulai muncul ke permukaan. Makhluk yang dikiranya hanya ada pada mitos, mulai datang menemui dirinya.