Chapter 01 || The Shadows ||

12.4K 739 7
                                    

WarningTypo's everywhere...

***CBTVK***

Bukan seperti ini pesta yang kuharapkan. Semua yang kulihat hanyalah lautan remaja yang sedang mabuk. Kebanyakan dari mereka memegang gelas plastik berwarna merah pada satu tangannya, bahkan aku juga memegangnya. Namun, gelasku bukan diisi bir, melainkan soda. Seseorang harus sadar malam ini, jika kami ingin pulang dengan selamat. Yang kami maksud di sini adalah aku dan Kimmy.

Kimmy adalah satu-satunya orang yang masih betah bersamaku hingga saat ini. Kami berteman sejak Kimmy datang ke kota Rosenfeld. Usiaku tiga tahun saat Kimmy datang, jika tidak salah. Kimmy lebih tua beberapa bulan dariku. Dengan rambut coklatnya yang agak kehitaman, dan mata coklatnya yang serasi.

Kimmy juga satu-satunya orang yang berhasil membujukku ke sini, ke pesta kemenangan tim football yang diadakan di rumah Blaze. Sore tadi tim football sekolah kami berhasil memenangkan pertandingan telak, dan saat itu juga semuanya rusuh karena Blaze langsung keluar lapangan, berteriak hingga urat lehernya kelihatan, mengatakan jika akan ada pesta di rumahnya. Tentu saja dijawab dengan antusias oleh semua anak sekolah.

Jangan salah paham, maksudku, siapa yang tidak mau berpesta di rumah walikota kota kecil ini. Rumah megah yang terlihat seperti mansion, di kelilingi oleh pohon-pohon menjulang tinggi. Tempat seperti itu cocok untuk dijadikan tempat pesta, khususnya pasangan mesum.

"Apa kau menikmati pestanya?" suara berat membuatku mengalihkan pandangan dari api yang sedang menari-nari. Aku menatap pemilik pesta yang sekarang duduk di sampingku, satu gelas merah tergenggam di tangannya yang kekar dan penuh urat yang menonjol. Blaze masih memakai jaket anggota tim football sekolah. Tim football di sekolahku sepertinya memang jarang melepas jaketnya. Bagi mereka jaket tim adalah harga diri yang harus dibawa kemana-mana.

Aku mengangguk lalu tersenyum kecil. Pesta yang diadakan di rumah Blaze cukup keren, hanya saja aku kurang suka dengan banyaknya remaja yang mabuk. "Pesta yang keren, Blaze." Blaze sepertinya menyukai jawabanku, terlihat dengan senyumannya yang mengembang.

Blaze adalah cowok yang menarik. Dengan rambut emasnya dan matanya yang sehijau rumput segar di lapangan. Alisnya yang tebal dan terlihat menyatu. Blaze bahkan memiliki tubuh kekar, membuatnya terlihat lebih besar dari usianya.

Blaze melihat gelas kosong yang masih kupegang. "Mau tambah?" tawarnya, ia menyodorkan gelas yang ia pegang padaku. "Tenang saja, ini soda. Lagipula harus ada yang tersadar malam ini, bukan?" Blaze sepertinya tahu apa yang kupikirkan.

Aku tertawa pelan. Aku meletakan gelas merah di depan batang kayu yang aku duduki. Mengucapkan terimakasih, aku mengambil gelas yang Blaze berikan padaku. Aku meminumnya sedikit sebelum kembali menatap Blaze yang tanpa kusadari sedang menatapku sejak tadi.

"Pernahkah ada yang mengatakan jika kau itu cantik?" Blaze menggumam, mata hijaunya masih menatap mataku dengan lekat. Jika bukan karena api unggun yang tak jauh di depanku, Blaze pasti sudah melihat betapa merahnya pipiku.

"Kau bercanda?" aku tertawa meledek terhadap rayuannya. Blaze Reynolds baru saja merayuku.

"Aku bercanda," ucapnya lalu tertawa, ia bangkit dari batang kayu yang didudukinya. Blaze menepuk-nepuk bokongnya yang terkena tanah lalu tersenyum padaku. "Nikmati pestanya." Aku mengangguk dan memberikan satu jempol untuknya.

Blaze memutar tubuhnya lalu melangkah pergi, tapi setelah tiga langkah ia memanggilku. Terdapat senyum miring di wajahnya saat matanya kembali bertemu dengan mataku. "Jangan pergi ke dalam hutan jika kau tidak ingin melihat yang tidak boleh dilihat gadis polos sepertimu." Suara tawa Blaze menggema ke halaman belakang rumahnya, membuat hampir semua yang ada di sini menoleh ke arahnya, penarasaran dengan apa yang ia tertawakan.

Claimed by the Vampire KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang