Warning! Typo's everywhere...
***CBTVK***
Saat aku keluar dari mobil, Kimmy sudah menungguku, berdiri di depan mobilnya. Mata Kimmy memperhatikan sekelilingnya, di mana segerombolan remaja membentuk kelompok mereka masing-masing.
Saat aku berdiri di samping Kimmy, aku tahu kemana arah pandangnya. Mata Kimmy melihat ke kelompok yang bergerombol di tengah, kelompok anak populer. Tentu saja ada Nicole dan Andrew. Raja dan Ratu populer, itulah yang dikatakan semua orang di sekolah.
Tiba-tiba raut wajah Kimmy berubah. Hidungnya mengernyit, menandakan ia merasa jijik dengan apapun yang ia lihat. Apa yang bisa kukatakan, aku mengenal Kimmy sejak kecil. Saat aku mengikuti arah pandangnya, aku tahu kenapa Kimmy menunjukan ekspresi itu.
Tak bisa kupungkiri, aku juga menunjukan ekspresi yang sama dengan Kimmy. Hidung yang mengernyit dengan keningku yang mengkerut, membentuk tiga garis di antara alisku. Andrew dan Nicole berciuman tanpa malu di tempat umum. Dengan Nicole yang duduk di pangkuan Andrew, dan Andrew yang duduk di atas kap mobilnya.
"Menjijikan," kata Kimmy pelan. Aku mengakuinya, mereka benar-benar menjijikan. Maksudku, ini adalah sekolah, bukan klub di mana gairah bisa ditunjukan kapan saja. Aku mengangguk lalu menggandeng Kimmy untuk masuk ke dalam gedung sekolah, sebelum Kimmy mengeluarkan kata-kata mutiaranya.
"Kau benar," kataku setelah melewati pintu kaca yang menghubungkan dalam gedung dengan halaman luar.
Jujur, aku tidak menyesal karena sudah mengakhiri hubunganku dengan Andrew sebagai pasangan kekasih, tapi aku menyesal karena sudah mencintai cowok seperti Andrew. Dengan putusnya aku dan Andrew, aku menyadari jika Andrew tidak tulus mencintaiku. Dengan putusnya aku dan Andrew, aku belajar salah satu kebenaran tentang cinta. Jika cinta adalah hal yang bisa membuatku bahagia, tapi menyakitkan pada akhirnya. Namun, aku juga belajar dari itu.
Putus cinta memang awalnya menyakitkan, tapi itu adalah akhir yang lebih baik. Patah hati memang sesuatu yang mampu membuat hatiku mungkin hancur berkeping-keping. Namun, dengan patah hati, aku akan berjuang menyatukan kepingan yang hancur untuk kembali utuh. Ketika waktunya tepat, hatiku akan memilih penggantinya. Pengganti yang lebih baik, dan berhati-hati untuk tidak jatuh ke lubang yang sama.
"Demi Tuhan, Zoey!" suara Kimmy terdengar putus asa, tangannya mengambil buku dari lokernya yang baru saja dibuka. "Jika kau kembali pada Andrew lagi, aku tidak akan membiarkannya!" Kimmy membanting pintu lokernya kencang, membuatku bergidik, membayangkan jika wajahku yang menjadi pintu lokernya.
Aku mengangguk, masih dengan kengerian. Aku dan Kimmy berjalan beriringan untuk menuju lokerku. Setelah sampai, aku membuka lokerku, mengambil buku-buku untuk mata pelajaran hari ini. Kudekap bukuku di dada sambil menatap Kimmy yang bersandar pada loker sebelahku.
"Percayalah Kimmy," aku mengucapkannya dengan suara berbisik, karena aku sendiri tidak yakin akan percaya dengan diriku sendiri atau tidak. "Aku membiarkannya menghampiri hatiku sekali, dan aku tidak akan membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya."
Kimmy mengangguk puas, seperti mengucapkan 'Good girl' secara mental padaku. Kimmy menegakkan tubuhnya seketika begitu ada seorang cewek yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan berdiri di samping Kimmy. Cewek itu melambai dengan antusias ke arahku.
"Hai, Zoey!" suaranya tidak kalah antusias dengan lambaian tangannya. Aku tidak tahu apa yang membuatnya antusias di pagi hari. Mungkin ia meminum pil kesenangan seperti Jessica Jones yang tidak pernah merasa cemas. Ya, mungkin ia juga meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claimed by the Vampire King
VampireBerawal dari menemukan mayat misterius, hidup Zoey tidak bisa dibilang normal lagi. Satu per satu rahasia mulai muncul ke permukaan. Makhluk yang dikiranya hanya ada pada mitos, mulai datang menemui dirinya.