Warning! Typo's everywhere...
***CBTVK***
Sekolah tampak normal keesokan harinya, semuanya terlihat seperti biasa. Para peguyon, pemandu sorak, tim football, kutu buku, semuanya berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Mengobrol entah itu apa.
Sambil berjalan aku melihat ke arah Nicole di tempat biasanya, duduk di atas kap mobil Andrew yang terparkir di tempatnya. Aku bisa melihat benjolan di lengan Nicole, kupastikan itu adalah perban yang menutupi lukanya.
Hari ini Nicole memakai baju lengan panjang yang menutupi hampir seluruh lengannya, rok pendek yang selalu dipakainya kini menghilang, berganti dengan celana jins hitam panjang. Aku menggigit bibirku, menahan kekehan yang ingin keluar dari mulutku. Lucu sebenarnya melihat Nicole memakai pakaian yang lebih tertutup, tidak banyak menampakan kulitnya. Namun, tetap saja aku merasa tidak suka jika Nicole hanya memakai pakaian seperti itu saat dirinya terkena pecahan kaca karena kejadian kemarin.
Aku membuang muka begitu Nicole memberikan tatapan tajamnya yang terkenal. Sepertinya dia menyadari kalau aku memperhatikannya sejak tadi, bahkan aku sudah memperhatikannya sebelum keluar dari mobil.
"Melihat sesuatu yang jarang, Nona?" pertanyaan Kimmy langsung membuat tawa yang sedari tadi kutahan keluar begitu saja. Kimmy juga tertawa tak kalah kencangnya dengan diriku, kedua tangannya memegangi perutnya yang bergetar, aku bahkan bisa melihat air mata di ujung matanya yang terpejam.
Kami berdua bersahabat bukan tanpa alasan. Seperti kami berdua memiliki persamaan, dan terkadang kami memliki pemikiran yang sama, seperti saat ini contohnya. Kimmy tahu apa yang kupikirkan tadi. Kami berdua seperti memiliki ikatan batin yang kuat.
"Rekor muri seharusnya mencatat kejadian hari ini," napas Kimmy tersenggal sebab habis tertawa. "Oh, ini mukjizat." Katanya sambil menyeka air mata khayalannya. Aku terkekeh tapi berhenti begitu Nicole menatapku dengan tatapan bak belatinya, tapi Kimmy tidak peduli, dia semakin tertawa kencang, seakan ia meledek Nicole.
Aku mengangguk sebelum akhirnya membuang muka dari pelototan Nicole. Aku bukannya takut dengan Nicole, hanya saja aku tidak mau cari masalah dengannya. Sudah cukup masalahku dengan kepercayaan terhadap Elijah, aku tidak ingin pusing lagi karena Nicole.
Kimmy berhenti tertawa saat dirinya melihat mobil asing yang memasuki parkiran sekolah. Mobil mewah yang kuyakini bisa membelikan hadiah untuk anak-anak yatim piatu di Rosenfeld selama setahun. Mobil itu berwarna merah mengkilat dengan desainnya yang ramping. Siapapun pemiliknya, dia pasti cewek, aku yakin itu.
Sepertinya bukan hanya aku dan Kimmy yang merasa jatuh cinta dengan mobil merah bersinar itu, semua yang ada di halaman parkir juga ikut terpesona. Aku bisa mendengar pujian dari para cowok yang mengomentari mobilnya, atau betapa seksinya pemilik mobil itu. Aku menggeleng, cowok selalu jadi cowok.
"Tidak heran," gumam Kimmy. Aku tahu kenapa Kimmy berkata seperti itu, tak lama kemudian aku mendapati Henrietta yang berjalan menghampiri kami dengan anggunnya, mengabaikan tatapan liar dari cowok-cowok di sini.
Henrietta tersenyum lebar begitu melihat kami, suara hak tingginya terdengar seiring dirinya berjalan. Henrietta terlihat cantik walaupun hanya memakai baju lengan panjang turtle neck warna merah dan jins ketatnya. Sederhana memang, tapi jika ia yang memakainya terlihat mewah.
Henrietta mengernyit begitu melihat aku panik. Aku ingat jika hari ini aku berniat untuk menghindari dirinya. Melihat Henrietta sama seperti melihat Elijah. Jika aku benar, aku takut jika Elijah meminta Henrietta untuk sekolah di sini, mungkin untuk mengawasiku. Bukannya aku terlalu percaya diri dengan alasan itu, tapi aku percaya dengan instingku, dan sebagian instingku seratus persen menjadi benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claimed by the Vampire King
VampireBerawal dari menemukan mayat misterius, hidup Zoey tidak bisa dibilang normal lagi. Satu per satu rahasia mulai muncul ke permukaan. Makhluk yang dikiranya hanya ada pada mitos, mulai datang menemui dirinya.