Melody POV
Baru pukul sembilan malam aku kembali kerumah setelah pembicaraan panjangku dengan Naomi dirumah sakit. Ternyata ia selama ini mengidap penyakit jantung, penyakit yang dideritanya sejak kecil. Alasan itulah yang membuat ayahnya menuruti semua permintaannya, termasuk keinginannya memiliki Ian.
Saat aku memasuki rumah, mobil Veranda masih terparkir rapi di garasi. Syukurlah Veranda benar benar menjaga Nabilah selama aku tak ada. Segera aku menuju kamar untuk melihat keadaan Nabilah, ternyata ia telah terlelap dengan tenang dibalik selimut hangatnya. Disebelahnya juga turut Veranda yang berbaring dengan mata memejam. Mungkin ia lelah setelah seharian menjaga Nabilah yang kutau memang menjaganya cukup menguras tenaga karena harus membopong tubuh kurusnya untuk duduk di kursi rodanya atau berbaring diranjang.
"Eh..kak udah pulang?"
Karena pergerakanku yang kurang hati hati saat menutup pintu kamar membuat Veranda terbangun, syukurlah Nabilah masih terlelap tak ikut terbangun.
"Iya Ve, kamu udah makan? Maaf ya aku baru pulang jam segini, ada urusan mendadak tadi."
"Udah kak, tadi sehabis menyuapi Nabilah."
Veranda melirik jam tangannya kemudian bangkit dari ranjang tempatnya berbaring.
"Kak, aku pulang yah udah malam."
"Gak nginap aja Ve? Ini udah malam lho."
"Enggak deh kak, aku mau nge desain baju untuk orderan butik."
"Hmmm yaudah, makasih banyak ya Ve kamu udah jagain Nabilah seharian."
"Iya kak, sama sama. Aku pulang dulu ya salam untuk Nabilah."
Aku mengantarnya sampai Veranda masuk kemobilnya, ia juga bercerita tentang Nabilah yang terus menerus menanyakanku seharian ini. Aku sangat merasa bersalah membuat Nabilah terus terusan mencariku.
****
Aku menggeliat saat sinar matahari menyapu wajahku. Kulirik jam yang menggantung di dinding kamar yang menunjukkan pukul 10 pagi.
'Ya ampun aku kesiangan'
Pekikku dan langsung bangun dari ranjangku, dan aku baru menyadari jika tak ada Nabilah disebelahku. Kursi rodanya yang biasa selalu ada di sisi nya pun ikut tak ada. Kemana dia? Bagaimana bisa dia beranjak dari ranjang lalu duduk dikursi rodanya?.
"Dek...."
"Dek...."
Aku memanggil manggil namanya berusaha mencarinya kesegala sudut rumah dan bahkan toilet pun tak luput dari pencarianku. Namun tak ada Nabilah disana, aku panik sangat panik.
"Kak..."
Itu suara Nabilah, suaranya lirihnya seketika memutus kepanikanku.
Ternyata dirinya sedang berada di balkon kamar yang memang bagian ini tak ada dalam daftar pencarianku.Segera kudekap tubuh ringkihnya dari belakang, aku sangat merasa bersalah. Aku tak dapat membayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi padanya akibat kecerobohanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I NEVER SEE YOUR FACE AGAIN (COMPLETED)
FanfictionHaruskah aku kehilangan untuk yang kedua kalinya?