Mentari pagi masih belum memunculkan sinar dan hangatnya, hari masihlah cukup gelap. Ya, karena kini bisa dikatakan masih pagi-pagi buta sekali, namun Deva sudah bangun dan bahkan sudah menyiapkan dirinya untuk aktivitas hari ini. Setelah mandi dan bersiap-siap, Deva kemudian beranjak membuatkan sarapan untuk kedua adiknya, dan juga ayahnya sepertinya. Karena ayah Deva pagi ini belum membangkitkan tubuhnya, pikir Deva hari ini pasti ia libur bekerja, jadi sepertinya tidak ada salahnya kalau Deva menyiapkan sarapan untuk ayahnya juga.
Setelah selesai membuatkan kiranya 4 piring nasi goreng dengan telur di atasnya, Deva kemudian menaruh 3 piring nasi goreng itu ke meja makan untuk kedua adiknya. Ah, ya hanya tiga, karena satunya lagi ia khususkan untuk ayahnya jadi ia taruh dulu di dapur rumahnya. Setelah sarapan siap dan sudah disajikan, Deva membangunkan kedua adiknya untuk segera bersiap ke sekolah, dan kemudian meninggalkan rumah sesaat setelahnya.
Pukul menunjukan masih setengah enam pagi, Deva berjalan menuju suatu tempat yang tidak jauh dari rumahnya. Dan ah sepertinya ia akan berkunjung ke sebuah warung makan.
"Pagi bu Tika" Sapa Deva
"Eh mba Deva, ada apa pagi-pagi ke sini? mau beli lauk?" Jawab bu Tika si pemilik warung
"Emm iya bu, tapi ambilnya nanti tolong kasih ade-ade saya aja kalo mereka udah pulang sekolah"
"Lho emangnya mba Deva mau kemana?" Tanya bu Tika bingung.
"Kayanya nanti saya bakal pulang agak malem bu, saya takut nanti ade saya nggak bisa makan kalo nunggu saya pulang, bisa kan bu"
"Oh gitu, yaudah iya bisa-bisa mba. Yaudah mau lauknya apa aja nanti biar saya pisahin"
"Emm apa aja bu, asal jangan yang pedes-pedes"
"Oh iya siap-siap mba. Cuma dua bungkus aja?"
"Emmp tiga boleh deh bu, buat ayah"
"Lho tu ayahnya nggak kerja libur kan? kenapa nggak titip sama ayah aja mba Deva"
"iya bu tapi emm-"
"Yaudah-yaudah mba Deva gausah dipikirin, nanti siang pasti saya anter ko makanannya" Sela bu Tika begitu melihat wajah Deva yang mulai murung.
"Yaudah ini bu, nanti kalo kurang pulangnya saya kasih lagi" Deva memberikan uang kepada bu Tika
"Stttt udah udah mba Deva simpen aja buat mba Deva, nggak usah bayar"
"Ehm tapi bu-"
"Udah simpen aja, ini gratis ko nggak usah khawatir, adenya pasti kenyang sama saya"
"Ehemmp, kalo gitu makasih banyak ya ibu Tika"
"Iya sama-sama mba"
"Yaudah kalo gitu saya pulang dulu ya. Assalamualaikum bu"
"Iya walaikum salam"
..
"Kak Deva abis dari mana?" Tanya Aya sesampainya Deva di ruang makan.
"Kakak abis dari warung sebentar, ayo abisin makannya abis itu kita berangkat" Balas Deva yang kemudian duduk di kursi untuk menyantap makanannya.
Semua terdiam saat menyantap sarapan paginya. Tidak ada yang berniat membuka suara terlebih dahulu sampai nasi goreng itu tersantap habis, dan kini Rama yang memulai percakapan lebih dulu.
"Kak? Nanti kak Deva mau ke rumah mamanya kak Radit ya?"
"Heemm ko kamu tau? Hayo nguping ya" jawab Deva sedikit meledek.
"Hehe kan aku punya kuping kak dan aku nggak sengaja denger. Tapi bener kan ka?"
"Emm iya kemungkinan. Tapi kalian tenang aja kakak nggak lama ko, dan tadi kakak udah siapin buat makan kalian nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
Teen FictionPerpisahan kedua orangtuanya seperti awal kehidupan suram yang akan dialami Deva. Deva hancur dengan keadaan itu, yang ia ingin hanya keutuhan dan kehangatan bersama keluarganya sendiri. Bahkan rasa hancurnya menumbuhkan fikiran untuk mengahkiri hid...