5

44 9 0
                                    

Deva berjalan menuju parkir tempat motornya diletakan. Belum sempat menyalahkan mesin motornya, terdengar suara telfon genggam yang ia bawa, ah sepertinya ada pesan masuk di sana. Deva pun langsung membuka dan membaca pesan yang diterimanya. Terlihat nama Radit di layar handphonenya, ya, pesan itu dari Raditlah asalnya.

"Sore Deva sayang. aku baru pulang kerja ni, kamu udah pulang kerja belum? kalo udah nanti malem aku ke rumah ya"

Terasa penat dan letihnya sedikit berkurang setelah membaca pesan dari Radit, tanpa sadar Deva menyunggingkan senyum manisnya di sana. Dengan cepat Deva membalas pesan itu, dan segera menyalahkan mesin motornya untuk kemudian bergegas kembali kerumah

"Sore juga sayang. ni aku baru keluar mau jalan pulang. iya kamu ke rumah aja, aku tunggu ya. kalo gitu aku jalan pulang dulu ya bye Radit"

Deva begitu tersentak sesampainya ia di teras depan rumahnya, sepertinya ada seorang tamu yang berkunjung di dalam. Dengan samar Deva mencoba memastikan orang itu melalui celah jendela rumahnya tanpa disadari orang-orang di dalamnya.

"Rama ayo salim sama tante Mira"

"Rama nggak mau, dia bukan ibu Rama"

"RAMA KAMU YANG SOPAN SAMA ORANGTUA, NGGAK BEGITU CARANYA BICARA SAMA ORANGTUA"

Teriakan itu membuat Rama menjadi tersendu, memang bukan kali pertamanya ia mendengar amarah itu dari mulut ayahnya, namun sayatan sepertinya telah mendarat di hatinya. Deva yang mendengar amarah itu dari luar juga merasa tersentak, Deva semakin penasaran apa sebenarnya yang terjadi di sana.

"AYAH JAHATTTT" Rama berlari keluar meninggalkan Aya, ayah juga rekannya itu yang bernama Mira.

"Rama kamu kenapa?" Tanya Deva cemas begitu Rama melewatinya, namun Rama tak menghiraukannya ia tetap berlari meninggalkan.

Deva sebenarnya ingin berusaha menahannya, namun langkahnya tertahan saat Ayahnya juga keluar rumah. Deva sangat terpukul melihat sosok yang berada di sisi ayahnya. Seorang wanita paruh baya, yang sepertinya akan menggantikan posisi ibunya nanti. Deva terdiam tanpa kata, tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi. Butiran air mata seakan sudah bersiap mengalir di wajah Deva, namun Deva tetap berusaha menahannya. Deva tidak mau, sangat tidak mau kalau sampai hal itu terjadi pada ayahnya, Deva hanya ingin ibunya yang selalu berada di sisi ayahnya.

"Sudah pulang kamu?" Tanya ayah Deva.

Deva tak menghiraukan pertanyaan itu, seluruh tubuhnya tetap kaku. Tanpa pikir panjang lagi Deva juga serta pergi dan menyusul Rama. Ayah Deva dan wanita itupun hanya terdiam tanpa kata begitu melihat Deva pergi meninggalkannya. Wanita itu sepertinya menyadari apa yang sebenarnya terjadi, namun dia hanya memilih diam.

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang