The Fault (chapter 8)

3.3K 339 20
                                    

     Menyetir santai menuju rumah orangtuanya. Senyuman tampak menyelip dari bibir seksinya. Tak terlalu terlihat, seperti tengah ditahan olehnya. Kali ini ia merasa lebih tenang. Masalahnya di Seoul sudah terselesaikan. Sesaat ia kembali teringat pada kata-katanya tadinya. Bagaimana bisa aku mengatakan itu? ia sendiri masih tidak bisa mempercayai tindaknya itu. Namun, walau masalah itu sudah selesai, ternyata wartawan yang berdatangan semakin banyak. Mereka berdatangan guna mempertanyakan mengenai asal mula hubungan mereka. Itu juga alasan yang membuatnya terpaksa membawa gadis itu ikut bersamanya. Ya, saat ini Yoona tengah duduk disampingnya. Tengah menikmati angin yang masuk melalui celah kaca mobil yang tidak ia tutup rapat.
     "Yak, dingin. Tutup kacanya." tegur Sehun ketus.
     "Tidak usah banyak cakap. Menyetir saja." sambar Yoona tak mengikuti perintahnya.
     "Aku tidak bisa fokus menyetir jika dingin seperti ini..!" meninggikan suaranya yang sedikit bergetar karena kedinginan.
     "Aish, kau lemah sekali!" gumam Yoona yang akhirnya menutup kacanya hingga rapat. "yak! kenapa kau malah marah-marah padaku! bukankah seharusnya aku yang marah padamu?!!" bentak Yoona setelah mengingat kembali kejadian sebelumnya.
     "Semua itu juga untuk menyelamatkanmu." jawab pria itu santai.
     "Menyelamatkan apanya? Kau tidak lihat? Mereka bertambah banyak! Dan sekarang, sekarang aku tidak bisa kerja karenamu!" melotot penuh amarah ke wajah itu.
     "Kau kan sudah bawa mesin jahitmu. Kau bisa menjahit dirumah orangtuaku." mengingat tadinya ia sudah membantu Yoona mengangkat barang bawaannya yang ternyata hampir keseluruhannya alat untuknya menjahit.
     "Hanya alat yang kubawa!" dan masih saja berteriak emosi.
     "Bahan-bahannya bisa kita beli nanti.. aish! Kenapa kau cerewet sekali!" memukul stirnya geram setelah melirik Yoona dengan ekor matanya.
     "Aku cerewet juga karenamu!"
     "Terus kau mau apa?! Kembali ke butik? Dikerubungi wartawan?"
     "Ya tidak.."
     "Kalau tidak diamlah!"
     "..." suasana mendadak hening. Diliriknya gadis itu. Ternyata Yoona tengah termenung mengamati pemandangan yang mulai memperlihatkan persawahan.
     "Hoh, suasana hatinya bisa berubah secepat ini." batin Sehun yang diam-diam tersenyum dikarenakan tingkah Yoona.
     "Bisa kita berhenti sebentar?" tanya Yoona yang masih terpana dengan pemandangan diluar kaca.
     "Tidak. Putriku menunggu." sahut pria itu dengan nada datar. Raut wajah Yoona berubah total. Tak berekspresi. Pemandangan indah itu terlewatkan begitu saja oleh matanya.

--

     Rumah itu tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah disekitarnya. Perbedaannya hanya pada halamannya yang luas, dan keberadaan mobil mewah yang tengah terparkir di halaman. Tidak sesuai ekspetasi. Mengingat anaknya yang seorang atlit terkenal yang kini sudah merambah ke dunia modeling. Rumah itu jauh dari yang dibayangkan. Seturun mereka dari mobil, seraya mengangkat barang bawaan mereka, Yoona tak henti-hentinya melirik pria itu penuh tanya. Bagaimana ia bisa membiarkan rumah orangtuanya seperti itu? Seperti itu? Sesungguhnya rumah itu tidaklah buruk. Hanya saja, mengapa Sehun yang berlimpah harta tidak merenovasi rumah itu ataupun membuatkan rumah baru untuk orangtuanya?
     "Orangtuaku tidak pernah mau menerima uang dariku. Apalagi rumah." kata Sehun seakan bisa membaca pikiran gadis itu. Yoona berkedip dengan tatapan 'bagaimana dia bisa tahu pikiranku?'. "wae? Kau tidak suka dengan rumah ini? Kalau begitu kau bisa tidur dimobil." ia mengangkat tas Yoona yang luar biasa berat. "omo! Mwoya ige?! Kenapa berat sekali?" keluhnya ketika dirasakannya otot-otot tangannya yang menegang.
     "Semangat.. kau pasti bisa." ujar Yoona tak menghiraukan tatapan laser darinya. Malah melangkah mendahuluinya. "dimana orangtuamu? Kenapa sunyi sekali?" melihat pintu rumah itu yang terbuka begitu saja. "pintunya juga terbuka lebar. Apa tidak takut kemalingan?"
     "Ini bukan Seoul. Warga disini baik-baik." jawab Sehun yang sudah masuk kedalam rumah itu.
     "Masa sih? Aku tidak yakin." mengikuti langkah pria itu.
     "Mau coba?" melirik Yoona sejenak setelah meletakkan barang bawaan gadis itu diatas meja didepan televisi.
     "Coba apanya?"
     "Berdiri diluar sana. Pasti tidak akan ada yang menculikmu." ucapnya dan setelah itu kembali melangkah menuju halaman belakang rumah.
     "Kau samakan aku dengan barang?!!" bentak Yoona kesal. Berlari kecil mengejar Sehun. Dilihatnya Sehun yang berdiri mematung diambang pintu menuju halaman belakang. Penasaran akan itu, ia coba untuk menyelip dari tubuh atletis itu yang nyaris tak memberikan cela. "Oh.. My.. God!" ia berdecak kagum melihat itu.

The Fault (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang