Yoona sedikit tersentak ketika Sehun menggendongnya tanpa sekalipun melepasakan ciuman itu. Dalam gendongan itu Sehun mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Ya, Kamar. Rasa gugup mendesak Yoona untuk menghentikan ciuman itu. Dengan terpaksa kedua tangannya mendekap wajah Sehun, Sedikit memaksa Sehun untuk menghentikan aksinya itu.
"Wae?" Tanya Sehun disela deru nafasnya. Tapi tetap saja melangkah santai menuju kamar. Yoona mengamati wajah Sehun sejenak. Ia tidak menemukan hal aneh pada raut wajah pria itu.
"Bukankah kau harus istirahat untuk kerja besok?" Tanya Yoona luar biasa malu. Blush! Sehun tersenyum tak terbaca dan kini sudah melangkah masuk kedalam kamar.
"Besok aku libur." Dugg! Dudugg! Dudududugg! Ia terlalu takut untuk itu. Yoona segera memikirkan cara untuk menyelamatkan dirinya. Sehun terus melangkah dan langkah kakinya semakin memburu Yoona. Cepat pikir! Cepat pikir!Erangnya frustasi. Langkah Sehun mendadak berhenti. Dan disitulah Yoona baru menyadari bahwa mereka sudah berdiri di samping tempat tidur. Mendadak jantungnya melemas. Masih dalam gendongan Yoona menatap wajah Sehun yang ternyata juga tengah menatapnya dengan pandangan tak terbaca. Kenapa dia menatapku seperti ini? Apa yang sebenarnya tengah ia pikirkan?!! Lama kelamaan raut wajah Sehun memperlihatkan maksud menunggu. Tepatnya menunggu Yoona berkata. Yoona berdehem pelan menepis kegugupannya.
"Mwo?" Tanyanya seperti bisikan.
"Kau.. Terlihat gugup." Bisik Sehun menggoda. Ya tentu saja!Erang Yoona dalam hati.
"A-ani." Sungutnya dan setelah itu menyesali jawabannya. Sehun kembali menatapnya datar tapi lebih membaca jalan pikirannya. Membuat Yoona kembali merasa was-was. Entah apa yang ada didalam pikiran pria itu, Begitu misterius dan tak pernah ketebak. Sehun bergerak! Ya, Ia menaikkan sebelah kakinya ke atas kasur. Kontras jantung Yoona semakin memburu. Pikirannya langsung bekerja ekstra dalam memikirkan cara. Kini kedua lutut Sehun menekuk dikasur empuk miliknya. Yoona sampai menahan nafas dengan pergerakkannya. Sehun hendak membaringkan tubuh Yoona di kasur, Tapi lucunya Yoona mengaitkan kedua kakinya di pinggang Sehun dengan kedua tangannya yang melingkar kencang di leher pria itu. Membuat Sehun kembali berlutut tegak.
"Mwoya?" Yoona langsung pura-pura bodoh dan berusaha tidak menatap pria itu. Sehun kembali bergerak hendak membaringkan tubuh Yoona, Tapi Yoona masih saja bergelantungan ditubuhnya. " Yak.. " Dan Yoona masih berlaku bodoh. Akhirnya Sehun sadari itu, Maksud dari tingkah aneh Yoona kini. "Aku lelah menggendongmu. Turunlah." Ucap Sehun lembut. Tentu Yoona masih meragu. "Cepat turun.. Kau berat." Dan mulai terdengar ketus. Yoona melotot kearahnya. Ia sedikit tidak suka dikatakan berat. "Tidak dengar? Kau berat dan aku sudah sangat kelelahan. Jadi tolong segera turun karena.." Seperti kilat Yoona sedikit melompat dari tubuh itu hingga terduduk di atas kasut.
"Aku tidak berat!" Bentaknya.
"Hah, Bahkan aku yang seorang atlit saja sudah sangat kelelahan menggendongmu. Jika bukan berat apalagi?" Kata Sehun sembari mengepak-ngepakkan sweaternya karena merasa panas.
"Kau kan bukan atlit lagi. Jadi kurasa kau memang sudah tidak kuat." Grutu Yoona pelan tapi masih dapat didengar Sehun.
"M-mwo?" Sangat terpukul mendengar itu. Harga dirinya sebagai lelaki seakan anjlok begitu saja. Tidak bisa menerima itu, Mulailah muncul seringai devil di wajah tampan itu. Membuat Yoona bergidik ngeri melihat prubahan Sehun. "Sepertinya aku harus menunjukkan kepadamu seberapa kuat aku." Kata Sehun sambil memberikan senyum nakalnya yang menggoda. Membuat Yoona menelan ludah dengan susah payah. Apa aku salah ngomong? Pikir Yoona.Sehun bergerak pelan mendekatinya, Seperti merangkak hendak mengurung Yoona yang berada di hadapannya. Yoona yang terlalu gugup tak menyadari bahwa kini Sehun sudah berada di atasnya. Sehun kembali bergerak mendekatinya, Lebih menghimpit tubuhnya guna mengikis jarak mereka. Semakin menghimpit hingga ujung hidung saling bersentuhan. Melihat Yoona diam mematung membuat Sehun tertawa pelan. Di elusnya ujung hidung Yoona dengan ujung hidungnya.
"Aku tidak akan menyentuhmu sebelum kau menjadi milikku sepenuhnya." Bisik Sehun dengan tatapan devilnya yang melembut seperti sutra. Yoona menatap Sehun tak percaya. Pikiran kotornya yang sedari tadi mengganggunya kini menghilang tak berbekas. "Tidurlah, Kau pasti kelelahan. Kau tidak mandi?" Yoona menggeleng cepat. "Baiklah, Aku mau mandi dulu." Meninggalkan Yoona begitu disaja. Langkah santainya membawanya ke lemari pakaiannya terlebih dahulu."Gantilah pakaianmu dengan ini." Melempar setelan piyama ke kasur barulah menghilang masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya.