The Fault (chapter 7)

3.2K 343 19
                                    


Pasca membaca pesan dari pria itu. hingga pagi menjelang Yoona tak juga bisa tidur. Itu karena ia tengah mempersiapkan beberapa design baju untuk putri pria itu. Bekerja sama dengan pria itu benar-benar membuatnya trauma. Mengingat Sehun yang sangat pemilih membuatnya terjaga hingga matahari menyinari ruang kerjanya itu. Tak terasa sudah 10 design yang ia gambar di lembar kertasnya. Dengan beberapa sampel kain yang ia tempel di setiap design. Ketika itu, terlihatlah olehnya. Seberapa kacau ruang kerjanya. Ya, Yoona dikelilingi dengan kertas-kertas dan potongan-potongan kain. Melihat kekacauan itu membuat rasa lelah mendadak mendorong kuat kelopak matanya. Dan beberapa detik kemudian ia pun tertidur diatas meja kerjanya. Trrt.. Trrt.. Trrt.. dan matanya mendadak kembali terbuka.
Argggh!!!!!!!!
"Yeobseyo?" sapanya lembut.
"Cepat buka pintu! Diluar dingin sekali." ujar seorang pria.
"Heeee?" dijauhkannya ponsel itu dari telinganya. Dilihatnya sebuah nomor tak dikenal di layar ponselnya.
"Yak.. cepat buka pintunya.. aku sudah kedinginan.." ujar pria itu lagi.
"Kau siapa? Kenapa kau menyuruhku.."
"Sehun.." sela pria itu tergesa-gesa. "OH SEHUN!" ulang pria itu penuh penekanan.
"WHAT?!!!" tubuhnya reflek berdiri tegak.

Dengan gerakkan cepat diambilnya sebuah sapu lalu menggeser semua yang mengotori lantainya. Sebuah gundukkan kecil pun terlihat di sudut kamarnya. Aish! Tidak ada waktu untuk membuangnya. Ia pun memilih untuk menutup gundukkan yang berupa sampah itu dengan sehelai kain berukuran besar yang setidaknya berhasil menutup pemandangan tak enak itu. Kaki jenjangnya langsung berlari kecil keluar dari ruang kerjanya. Tidak, dia berhenti sejenak di hadapan sebuah cermin yang menempel hampir diseluruh dinding butiknya. WHAT THE!!! Kenapa aku sekacau ini?!!!

Trrt.. Trrt.. Trrt..

Dilirik cepat ponsel yang ada ditangannya, nomor itu lagi. Aish! Persetan dengan penampilanku! Dan ia kembali berlari menuju pintu utama butiknya. Sedikit berdehem, dan mulai membuka pintunya.
"Kau lama sekali!" itulah perkataan pertama yang pria itu katakan padanya.
Sebelum sempat dipersilahkan, pria itu sudah lebih dulu melangkah masuk. Meninggalkan Yoona yang masih berdiri diambang pintu. Menahan mulutnya yang hendak mengumpat kesal.
"Hari ini kau tutup?" tanya Sehun yang menyadari keberadaan Yoona didekatnya.
"Ne." jawab gadis itu singkat.
"Baguslah jika begitu."
"Bagus apanya?!!!!" erang Yoona dalam hati.
"Sudah kau siapkan disain bajunya?" berbalik dan menatap Yoona datar. Dapat ia lihat sisa raut kesal di wajah manis yang kucel itu.
"Ne, sudah.." jawab gadis itu diiringi helaan nafasnya. "mari ikuti aku." dengan langkah malasnya menuntun Sehun menuju ruang kerjanya. Kuharap dia tidak terlalu mengamati kondisi ruang kerjaku.
"Berantakkan sekali." kata Sehun tepat ketika ia menapakkan kakinya di ruangan itu. Sudah kuduga. Batin Yoona.
"Aku tidak punya waktu untuk membersihkannya.. duduklah."
"Termasuk dirimu?" Yoona langsung menatapnya heran. Ada apa dengan pria ini? Apa dia tidak bisa berhenti mencelaku?
"Ya, termasuk diriku. Mmm, mengenai diriku, aku tidak terlalu memusingkannya. Lagi pula aku akan tetap terlihat cantik." ujarnya penuh percaya diri.
"Ada yang bilang begitu?" tangkas Sehun seakan ingin tertawa.
"Ada, AKU!" melotot geram. "kau.. kau.." bibirnya bergetar hendak menyumpah. "sebaiknya kau lihat desain buatanku." melempar buku desainnya ke pangkuan Sehun lalu ikut duduk disamping pria itu. Disebuah sofa yang menghadap ke dinding kaca dan memperlihatkan ketenangan diluar sana. Mungkin dikarenakan cuaca yang mendadak menusuk sehingga membuat banyak orang memilih untuk tidak keluar rumah.

Percakapan mereka terjeda disaat Sehun mulai serius mengamati setiap disain yang Yoona buat. Omo, baru saja aku kesal padanya, dan sekarang aku terpana melihatnya? Pikir gadis itu ketika dilihatnya wajah serius Sehun, dengan jarinya yang menyentuh dagu dan sesekali menyentuh bibir seksinya. Glup! Tanpa sadar Yoona menelan ludahnya. Kenapa aku kepanasan? Ia berdehem tak jelas. Bergeser posisi agar sedikit membuat jarak dari pria itu. Gerakkannya membuat Sehun tersadar dari konsentrasi lamanya.
"Jika kau tidak bisa diam, pergilah. Aku akan memanggilmu jika sudah selesai." ujar Sehun ketus dan kembali mengamati disain tersebut.
"Cih, siapa diusir siapa? Yak.. ini rumahku! Ani, butikku!" decaknya yang tidak berniat bangkit dari sofa.
"Kalau begitu diamlah. Suaramu hanya membuatku sulit memilih.. Aish, kenapa tidak ada yang bagus." cela Sehun membalik lembar demi lembar dengan kasar.
"Hoh, kau tahu, aku menggambarnya dari malam hingga pagi. Bahkan aku tidak sempat tidur karena kau yang mendadak meneleponku!" bentaknya seraya mengacak pinggang dan langsung menatap ke wajah itu dengan mata melototnya. Terlalu dekat, sepertinya Yoona tidak menyadari gerakkannya itu. Tepat ketika Sehun menoleh padanya.

The Fault (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang