The Fault (chapter 10)

2.8K 313 17
                                    

"Omoni, Apa kau melihat Yoona?" tanya Sehun cemas.
"Yoona? Omo! Bagaimana ini?" membuat Sehun semakin mencemasi gadis itu.
"Waeyo Omoni?"
"Aku baru ingat, tadi wajah Yoona sangat Pucat. Terakhir kali aku bersamanya di halaman belakang. Dia sedang.." Sehun sudah lebih dulu berlari ke halaman belakang. Kosong. Dan yang membuat kecemasannya memuncak. Langit sudah memperlihatkan kegelapannya. Dengan gerakkan cepat meraih ponselnya dari saku jaketnya. Menghubungi nomor gadis itu.
"Aish!" kesal ketika suara operator yang menyambut panggilannya. Menggigit bibirnya mencoba tenang. Tidak, ia tidak bisa hanya tenang seperti itu. Langkahnya sudah melesat seperti kilat. Ia yakin bisa menemukan gadis itu.

Hanya dentuman kakinya yang terdengar. Ya, Sehun tak sedikitpun mengurangi kecepatan langkahnya. Dari berlari kecil hingga sangat kencang. Ia melewati setiap tempat yang kemarin mereka lewati bersama. Aa! Ia baru ingat itu. Warung tempat satu-satunya yang gadis itu ketahui. Kakinya langsung mengambil arah menuju warung. Raut cemas tergambar jelas di wajah tampannya. Hal yang paling ia takuti hanyalah Soju. Jangan sampai Yoona meneguk minuman itu.
"Ahjumma! Satu botol lagi!" teriakkan itu membuatnya merasa lega. Tapi kembali cemas ketika dilihatnya keadaan gadis itu disana.
"Keundae agassi.. Kau sudah terlalu banyak minum.." suara si ahjumma perlahan terdengar jelas dikarenakan Sehun yang sudah melangkah mendekati mereka.
"Aniyo gwenchanayo. Berikan saja.." membuka kelopak matanya saja terlihat sulit.
"Ahjumma.." tegur Sehun diiringi gelengan kepalanya. " ini. " langsung membayar karena sudah tidak sabar untuk segera membawa gadis itu pergi dari sana. "bangun." membantu Yoona untuk bangkit dari duduknya.
"Nuguya!" teriak gadis itu kepadanya. Terlihatlah olehnya, pipi Yoona yang memerah bak kepiting rebus. Tidak menghiraukan pertanyaan itu, Sehun langsung memapahnya yang kelihatan sulit berjalan dikarenakan sempoyongan.
"Yak kenapa kau membawaku pergi..? Aku belum selesai minum!" celoteh Yoona yang berusaha menatapnya dengan matanya yang dipaksa melebar.
"Perhatikan saja langkahmu.." tetap tidak menghiraukan perkataan gadis itu.
"Aku masih mau minum.." tapi Sehun terus menariknya dan sesekali mendorong tubuh Yoona yang menolak melangkah. "yak!" bahkan tidak peduli dengan teriakkan Yoona yang melengking. "jamkamanyo!" ucap gadis itu mendadak. Nada suaranya mendadak terdengar normal, membuat Sehun reflek berhenti melangkah sepertinya. Dilihatnya Yoona yang berdiri menghadapnya. Mengamati wajahnya lama dengan mata gadis itu yang masih sulit terbuka. "oo? Bukankah kau Oh Sehun? Si petenis tampan itu kan?!" mata sayu itu melebar menatapnya.
"Apaan sih kau ini. Lanjut saja jalannya." hendak menarik Yoona lagi, tapi tangan Yoona menepis gerakkannya. Gadis itu masih menatapnya berbinar.
"Wah.. Majja.. Kau benar Oh Sehun." tersenyum dengan jemarinya yang mulai menyentuh wajah Sehun. Desir hangat menyetrum Sehun ketika jemari Yoona menelusuri setiap inchi wajahnya.
"Keuman.." tegurnya seraya menepis pelan tangan Yoona dari wajahnya. Senyuman di wajah gadis itu berubah menjadi suram. Yoona menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Membuat Sehun mengernyit heran.
"Siapa dia?" suara itu terdengar pelan. Tapi dapat Sehun dengan jelas. Siapa yang dia maksud? Wajah Yoona semakin terlihat murung ketika tak kunjung mendapat jawaban. "diakah orangnya?" tanya gadis itu lagi. Semakin membuat kerutan di kening Sehun terlihat jelas. Sehun masih belum memahami siapa yang gadis itu maksud. "hoh, arraso." berbalik lalu melangkah mendahului Sehun.
"Mwoya.. sebenarnya apa yang ingin dia tanyakan?" mulai mengikuti langkah gadis itu. Sehun terlihat berlari kecil ketika dilihatnya Yoona yang hendak terjatuh. Tapi seperti kilat gadis itu bergerak menjauh darinya.
"Kka!" malah mengusir pria itu dan lanjut melangkah. Sehun diam sejenak mengamati tubuh itu yang melangkah beberapa langkah di hadapannya. Yoona benar-benar terlihat kacau. Sehun menghela pelan karena masih memikirkan itu, arah pertanyaan yang tadinya gadis itu pertanyakan padanya. Menggaruk pelan dagunya.
"Seolma.. Apa yang dia maksud Soomi?" pikirnya. Dilihatnya langkah Yoona yang mendadak terhenti. Gadis itu berbalik guna menatap Sehun yang tertinggal beberapa langkah dibelakangnya. Dengan jarak 2 meter yang memisahkan mereka, tak membuat tatapan itu putus bahkan sangat melekat tepat. Semilir angin memainkan rambut mereka, Udara dingin menggoda mereka. Tapi tak juga memutuskan tatapan itu. Sehun memilih diam, penasaran dengan apa yang akan gadis itu katakan.
"Bolehkah aku memelukmu?" Dugg! Menatap Sehun dengan tatapan polosnya. Sehun bahkan tak berkedip mendengar itu, juga bingung hendak menjawab apa. Dilihatnya Yoona yang mulai melangkah mendekatinya. Belum juga menjawab, gadis itu sudah langsung bergerak lembut memeluk tubuh gagahnya. Pertama kali untuk mereka berpelukan seperti itu. Dapat Sehun rasakan wajah Yoona yang terbenam di dada bidangnya. Tidak bisa berbohong, Sehun lumayan gugup dengan aksi gadis itu. Dan terlalu ragu untuk membalas pelukan itu. "jadi seperti ini rasanya memelukmu?" bisik Yoona masih dalam pelukan itu. Sehun mendengus heran. "wae? Kenapa kau tidak membalas pelukanku?" tambah Yoona masih memeluknya. "apa hanya gadis itu yang mau kau peluk?" entah mengapa kini Sehun merasa yakin. Yakin mengenai siapa yang gadis itu maksud. "arraso." Yoona bergerak hendak melepas pelukannya, tapi tak terduga, wajahnya kembali menempel di dada bidang itu. Ya, kini Sehun yang memeluknya.
"Jadi kau melihat itu?" bisik Sehun. Yoona tidak menjawab. "kau.. Cemburu?" Dugg! Mendadak matanya melebar mendengar pertanyaan Sehun. Rasa mabuk seakan menghilang seketika. "jawab aku.." goda Sehun yang mencoba menatap Yoona dengan sedikit melonggarkan pelukan itu. Karena merasa malu Yoona langsung menunduk tak ingin membalas tatapannya. "aa.. Jadi kau benaran cemburu?" goda Sehun lagi. Yoona mendorong tubuhnya agar terlepas dari pelukan itu. Tapi tangan Sehun yang melingkar di pinggangnya terlalu kuat. Membuatnya tetap terpenjara dalam tubuh gagah itu. Sehun tersenyum melihat tingkah malu-malu gadis itu. "lihat aku.." ujarnya lembut. "kubilang lihat.." terdiam. Yoona menatapnya tanpa rasa takut. Gadis itu mendadak tampak tenang. Tingkahnya terus berubah di setiap menit. Akibat mabuk akut.
"Ne.." jawabnya tenang. "aku cemburu." tidak jelas mengenai kesadarannya pada saat itu. Tapi kesungguhan tersalur dari sorot matanya. Sehun diam mencoba meresapi kesungguhan gadis itu. "aku tidak suka melihat kau memeluknya." raut wajah Sehun diantara senang dan heran. "tadinya kau bahkan tidak melihat kearahku." Yoona merengut kesal dan sangat imut. Sehun berusaha menahan senyuman diwajahnya. Ia tahu itu, Yoona tengah mabuk dan yang pasti tidak menyadari apa yang gadis itu katakan. "kau tidak menganggapku ada." tambahnya. Bibirnya mengerucut lucu. Membuat Sehun salah fokus, mengamati bibir gadis itu yang terus berceloteh tanpa henti. Terlalu menggemaskan sehingga membuat Sehun tak mampu menahannya. Celotehan gadis itu langsung dibungkam oleh bibirnya. Mengecup pelan dengan sedikit lumatan kecil. Lalu menatap Yoona yang sudah diam terpana bercampur malu.
"Katakan lagi semuanya padaku besok. Aku mau mendengarnya disaat kau sudah sadar sepenuhnya." kata Sehun dengan senyumnya yang tertahan. Yoona berkedip bingung.
"Memangnya apa yang telah aku katakan?" tuh kan, benar kata Sehun. Yoona bahkan sudah lupa dengan celotehannya barusan. Sehun tertawa pelan melihatnya.
"Aish kau ini. Ayo kita pulang." melepas pelukan itu dan langsung menggenggam tangan Yoona. Gadis itu mengikuti langkahnya masih penuh tanya.
"Wah.. Kenapa di langit banyak sekali bintang?" gumam gadis itu yang tengah menengadahkan kepalanya keatas. Mengamati keadaan langit yang sesungguhnya hitam polos, tanpa bintang.
"Huh.." tidak menghiraukannya, Sehun terus menariknya yang tidak juga berhenti berkicau.

Mereka tiba dirumah dengan disambut raut cemas dari kedua orangtuanya. Yoona yang tak juga berhenti berceloteh sudah dibungkam mulutnya dengan telapak tangan Sehun. Berbahaya jika meninggalkan Yoona di ruang tengah, Sehun tak menghentikan langkahnya dan terus menarik bahkan mendorong Yoona yang terus menolaknya. Hingga mereka sudah berada di depan pintu kamar mereka.
"Aku tidak mau masuk!" bentak Yoona yang membuat seisi rumah mengerjap kaget mendengar suara melengkingnya. Sehun melirik sejenak kearah ibu dan ayahnya. Mereka juga melihat kearahnya dengan raut wajah penuh tanya. Mengingat tadinya Yoona tak terlihat sehat, tapi malah pulang dalam keadaan aneh seperti itu.
"Dia mabuk." ucap Sehun.
"Omo.. Memangnya sebanyak apa dia minum hingga sampai seperti ini?" tanya ayah Sehun masih saja cemas.
"Mmm.. Yang kulihat hanya sebotol. Yak, berapa banyak kau minum?" menepuk pelan kepala Yoona guna menyadarkan gadis itu dari mulutnya yang bak radio rusak. "kurasa memang hanya sebotol. Dia tidak kuat minum. Sebaiknya dia tidur saja. Masuk!" kini dorongannya lebih kuat, membuat Yoona tak mampu menahan dorongannya dan terpaksa menginjakkan kakinya dikamar itu.
"Sehun-a, mau Omoni buatkan sesuatu?" teriak ibunya dari balik pintu yang baru saja Sehun tutup dengan sedikit bantingan.
"Dia hanya perlu tidur. Kalian tidurlah.." jawabnya juga sedikit berteriak.
"Siapa yang akan tidur?!!! Aku belum mengantuk!" erang Yoona berusaha bangkit dari tempat tidur. Tapi kepalanya ditahan oleh Sehun hingga membuatnya tetap terduduk di kasur.
"Kesana sedikit!" perintah Sehun yang lucunya langsung dilakukan oleh gadis itu. Duduk di posisi dimana kemarin ia tidur. Seakan memenjarakannya, Sehun langsung berbaring disampingnya. Membuat Yoona tersentak kaget.
"Kenapa kau tidur disini!" bentaknya yang kesekian kalinya.
"Aish.. Kau cerewet sekali! cepat berbaring dan tidurlah!" gumam Sehun dengan matanya yang sudah tertutup rapat. "semoga kau tidak lupa dengan apa yang terjadi pada malam ini. Hoh, ini malam kedua aku tidur bersamanya, dan malam ini dia juga dalam keadaan mabuk. Kurasa aku akan gila, kuharap kali ini aku bisa tertidur." batin Sehun dengan rasa gugup yang perlahan menyeruak. Menggelitiknya dan terus mengganggunya. "aish!" membuka matanya dengan geram. Dalam sunyi suara dengkuran terdengar membisik. Ketika dilihatnya gadis itu, sama seperti malam kemarin. Yoona tertidur pulas disampingnya. Secepat itu?!

Merasa tidak akan bisa tertidur jika berada disamping gadis itu. Sehun memilih bangkit dari kasur. Meraih jaket tebalnya dari dalam koper. Mengenakan double training dan juga double kaus kaki. Tak lupa sarung tangan yang juga digunakannya dua lapis. Melirik ke Yoona sejenak. Ia menggeleng seakan tengah berdebat dengan batinnya. Ia menghembus nafas lelahnya. Pada akhirnya kakinya melangkah keluar dari kamar. Tubuh gagahnya berakhir mendarat di sofa di depan televisi.


Continued..

The Fault (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang