The Fault (Chapter 6)

2.9K 335 23
                                    


     "Mmm, sebenarnya aku sedang tidak enak badan.. nuna mianhaeyo.. tapi aku masih bisa menyusun barang-barang disini kok.." ujar Baekhyun mencoba menolak permintaan Yoona dengan aegyonya.
     "Yak, lalu untuk apa aku memperkerjakanmu disini? Kau selalu menolak perintahku!" menjitak kepala adiknya itu dengan geram. Segera ia mencari keberadaan Hyeri. "kau sedang apa disitu...?! cepat kemari!" bentaknya memanggil Hyeri yang ternyata tengah mencoba bersembunyi dibalik gorden butik miliknya.
     "Eonni, benar bahwa aku mengaguminya, tapi dia terlalu galak. Apa kau tega melihat adikmu yang cantik ini dibentak-bentak olehnya?" dan mencoba memelas kasihan Yoona.
     "Aish jinja, aku bisa gila." mengacak pinggang menahan amarahnya. Kedua adiknya sama sekali tak bisa membantu. "yak, aku disini Bos, bagaimana bisa seorang Bos yang mengantarkan langsung pakaiannya!!!" kembali menjitak kepala kedua adiknya. Kedua adiknya hanya manyun seraya menahan tawa. Kali ini Yoona mengamati para karyawannya yang tengah sibuk menjahit. Lucunya, mereka terlihat memaksakan mimik wajah mereka agar terlihat sangat sibuk, tepatnya takut jika dipanggil oleh Bos mereka yang galak itu.
     "Baiklah baiklah.. Aku tidak akan menyuruh kalian." grutunya kepada semua karyawannya.

     Dengan sangat terpaksa ia harus melakukannya. Melangkah lemah masuk kedalam kantornya. Tidak lama dari itu keluar dari sana dengan menenteng sebuah tas yang berisikan beberapa perlengkapan yang pastinya akan ia butuhkan nantinya. Tak lupa meraih 2 setel pakaian yang sudah ia buat. Penuh pengorbanan untuk mengangkat semua itu.
     "Aku pergi dulu. Hubungi aku jika terjadi sesuatu." Aa ani, kurasa sesuatu itu pasti akan segera menimpaku. Pikirnya. Yoona sudah masuk kedalam mobilnya yang terparkir di samping butiknya. Diawali nafas beratnya, ia mulai menyetir menuju sebuah studio. Entah studio apa, ia tidak terlalu mencari tahu.

--

     "Mwoya.. studio foto? Sedang apa dia disini?" gumamnya yang baru saja memasuki sebuah tempat. "omo, kenapa banyak sekali wartawan?" Yoona kesulitan untuk lanjut melangkah karena banyaknya wartawan yang memenuhi tempat itu.
     "Yoona-ssi!" bisik Shindong sedikit kuat. Si gendut Shindong tengah mengintip dari sebuah pintu yang letaknya dibelakang Yoona dan para wartawan. "Yoona-ssi!" dan syukurnya Yoona menyadari suara itu. Gadis itu langsung menoleh dan mendapatkan perut bulat Shindong yang terhimpit pintu. "Yoona-ssi, illowa! Palli!" panggilnya masih berusaha berbisik. Berharap wartawan tidak menyadari keberadaannya disana. Melihat gelagatnya yang terlihat berusaha menghindari wartawan, tentu Yoona mengerti itu. Ia segera berlari kesana dan mereka pun menghilang dari balik pintu. Ternyata itu pintu menuju tangga darurat.
     "Apa keberadaan mereka karena Sehun?" tanya Yoona disela deru nafas lelahnya dan terus berusaha menapakkan kaki pada anak tangga yang entah kapan habisnya.
     "Ne.. sini aku bantu. Jesong hamnida, kau pasti kelelahan." kata Shindong yang sudah meraih tas tenteng Yoona yang ternyata lumayan berat.
     "Lalu sedang apa dia disini?" tanyanya setelah sedikit merasa lega.
     "Kau akan segera tahu."

--

     Ruangan itu dipenuhi dengan peralatan untuk pemotretan. Seorang photographer terlihat asik mengambil gambar, seiring dengannya suara jepretan kamera terus terdengar, diikuti sinar flash eksternal yang menerangi sang model. Terdengar juga alunan musik yang mengiringi pemotretan itu. Beberapa perias juga terlihat sibuk, melangkah bolak-balik ke model mereka. Namun disamping semua itu. Yoona tak sekalipun melepaskan pandangannya dari pria itu, pria yang tengah menikmati pancaran sinar flash. Menatap kamera dengan lantang. Sesuai tema yang mereka pilih.

     Dia akui itu, dirinya sudah jatuh hati lagi. Mengingat beberapa menit yang lalu dirinya masih sangat membenci pria itu, tapi kini ia kembali jatuh hati pada wajah itu. Sehun yang tengah berpose dengan manly, menatap kamera dengan lantang. Dilengkapi dengan pakaian dan riasan yang semakin mempertegas ketampanan dirinya. Saking terpana, Yoona tak menyadari bahwa kini jantungnya berdebar hebat.
     "Yoona-ssi, ikuti aku." ujar Shindong yang mulai menuntunnya menuju sebuah ruang istirahat milik Sehun.
     "Keundae, kenapa dia malah menjadi model? Dia tidak akan bertanding lagi?" tanya Yoona di dalam perjalanan mereka melewati sebuah koridor yang panjang.
     "Sehun memutuskan untuk berhenti. Selama ini ia terlalu sering pergi keluar Negeri untuk bertanding, dan terpaksa harus meninggalkan Sora  ke orangtuanya. Ia merasa buruk akan itu. Selama ia menjadi petenis, waktunya bersama Sora sangat terbatas."
     "Jadi dia benar-benar berhenti?" tidak kaget, hanya merasa aneh. Shindong mengangguk mengiyakan. "bukankah menjadi model juga sama sibuknya?" tanya Yoona lagi.
     "Ani, Sehun sudah membuat sebuah kesepakatan dengan pihak manajemen. Mengenai kapan saja ia harus bekerja, pekerjaan seperti apa yang akan ia terima. Dan yang pastinya, tidak keluar dari Seoul. Saat ini ia benar-benar ingin menghabiskan waktunya dengan Sora."
     "Begitu?" Pasti akan semakin banyak wanita yang jatuh hati padanya. Gumam Yoona.

The Fault (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang