Aku sudah berada dirumah sakit untuk menjenguk Axel. Ditanganku sudah ada buah yang harus ia makan, aku berjanji akan merawat Axel sampai Axel sembuh dan menyakinkan diriku sendri untuk memilih antara Edward dan Axel. Edward belum tahu mengenai tawaran Ello kepadaku dan jangan sampai pria yang kucintai mengetahui hal ini.
Aku bertanya kepada resepsionis dimana kamar Axel, ketika ia memberitahu kamar Axel. Aku segera kesana menjenguk bocah itu, selain menjenguk aku juga sudah merindukan bocah mungil itu. Entah, apa yang berada dalam otakku tapi bocah itu memiliki pesona yang tinggi membuat orang yang mengenalnya dengan cepat akan merindukannya.
Aku membuka kamar rawat Axel dan mengintip sebentar. Ternyata, bocah itu sedang tertawa dengan seorang pria yang sangat mirip dengan Ello mungkinkah ia kembaran Ello? Entalah aku tidak tahu itu. Aku pun membuka pintunya lalu Axel melihatku dengan sangat senang terlihat dari binar matanya.
"Aunty!!" Seru Axel ketika aku sudah membuka pintu kamarnya.
Aku menghampiri Axel, kemudian meletakkan buah itu meja, lalu aku memeluk bocah itu dengan erat seakan-akan aku ini ibu kandungnya.
"Kalian seperti ibu dan anak?" Goda pria disampingku.
Aku mengurai pelukanku dan mencium kening Axel, mengabaikan pria disampingku. Lalu, Aku melihat pria itu dengan keningku yang berkerut karena bingung.
"Aku Marcelo adik dari Ello," Marcelo memperkenalkan diri, seperti mengetahui apa yang ada dalam pikiranku.
"Aku Serena Platten," Aku tersenyum kepada Marcelo.
Marcelo mengerutkan kening, mungkin ia bingung karena aku disini "Aku tidak pernah mendengar nama itu, dan setahuku Ello juga tidak pernah dekat dengan seorang wanita ketika peristiwa itu terjadi,"
Peristiwa? Tanyaku dalam batinku.
Aku tidak menanggapi perkataan Marcelo karena aku tidak tertarik dan aku juga tidak ingin mencampuri urusan Ello terlalu jauh. Aku hanya mencintai anaknya, bukan Ayahnya.
Ketika kami dalam keadaan diam Axel membuka pembicaraan "Aunty bolehkan Axel memanggil aunty 'mommy Ser'?"
Aku tersenyum kearah Axel "Tentu saja boleh sayang,"
"Yeay!" serunya girang.
Dan
Aku, Axel maupun Marcelo larut dalam pembicaraan kami yang tak ada habisnya. Ternyata, Marcelo sangatlah berbeda dengan Ello. Pria ini merupakan pria yang humoris, sabar, sering tersenyum, dan tentu saja tampan. Walaupun, Axel masih kecil ia bisa mengikuti pembicaraan kami. Sungguh, Axel sangatlah anak yang manis. Aku melihat ke jam dinding yang berada dikiriku, sudah waktunya Axel makan. aku mengambil mangkuk bubur dimeja yang sudah disiapkan suster sebelumnya, menyuapi Axel dengan sangat telaten hingga makanan itu habis. Kemudian, aku memberikan Axel obat agar ia cepat pulang dan kembali kerumah.
Aku mengelus kepala Axel dengan lembut, menatap Axel dengan nanar "Axel kenapa bisa sakit seperti ini?"
"Entalah Mommy Ser aku juga tidak tahu," Kata Axel dengan sendu.
Aku membaringkan tubuh Axel yang mungil itu dan menarik selimut agar ia tertidur, agar bisa kembali pulih "Axel sekarang tidur ya,"
Axel menggenggam tanganku dengan sangat erat "Axel akan tidur asalkan Mommy ada disini bersama Axel,"
"Iya, mommy akan disini menemani Axel," Aku meyakinkan Axel, agar anak itu tertidur.
"Janji?" Axel memberikan kelingkingnya yang mungil kearahku, aku menautkan kelingkingku dengan kelingking Axel
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement Heart (OPEN PO)
RomanceDia pria yang dingin, jarang tersenyum, dan bicarapun seadanya ketika berada dikantor bahkan pria itu terkenal sebagai bos yang sangat tegas, namun anehnya sikap pria itu berbanding terbalik ketika sedang berada bersama dengan anak maupun keluargany...