Setelah selesai pemakaman ayahnya, Serena, Ello, Keluarga Ello dan ibu maupun adik Serena kembali kerumah Serena yang mungil. Ello tetap setia berada disisi Serena bahkan ketika tadi ayah Serena dikuburkan Ello memeluk Serena dengan erat. Ello juga tidak pernah membiarkan Serena sendirian, Axel selalu berada dalam gendongan Marcelo. Kini Serena, Ello beserta keluarganya dan Ibu maupun adik Serena sedang duduk diruang tengah yang berdekatan dengan dapur.
mereka lama terdiam dan saling menatap satu sama lain hingga Ello yang memecah keheningan "bagaimana kalau ibu dan Alex tinggal bersama kami?"
ibu Serena dan Alex saling menatap kemudian melihat Ello dengan senyum "tidak usah nak, lebih baik kami tetap disini," ucap ibu Serena
Serena memegang tangan ibunya "bu kalau kalian tetap tinggal disini pasti kalian akan terus menerus sedih, aku tidak mau itu terjadi,"
"tapi kami tak enak kalau merepotkan kalian," ucap Ibu Serena.
Olivia mengeluarkan suaranya "kalian tidak merepotkan Ello sama sekali, kalau kalian tidak enak untuk tinggal dirumah Ello. bagaimana kalau kalian tinggal di apartemen Ello?"
Alex menggelengkan kepalanya kemudian ia tersenyum "tidak usah terima kasih untuk tawaran kalian. kami masih ingin tinggal dirumah ini,"
Marcelo yang duduk disamping Alex sambil memangku Axel yang sedang tertidur menepuk pundak Alex "kalau berubah pikiran bilang ke Ello ya,"
Alex tersenyum "pasti,"
Marcel berdiri dari duduknya "kalau begitu aku, Marcelo, Axel, dan Olivia pamit pulang terlebih dahulu,"
keluarga Ello pun pamit pulang. tersisalah Ello, Serena, Ibu Serena dan Alex di dalam rumah itu. Ibu Serena melangkahkan kakinya ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya ketika ia sudah berbaring di tempat tidurnya ia kembali teringat sosok ayah Serena yang selalu tidur disampingnya kini sosok itu sudah tidak bersamanya lagi, sosok itu sudah berada dialam yang berbeda dan sudah di tempat yang sangat indah bersama Tuhan. ibu Serena kembali menitikkan air matanya baru beberapa jam saja ia sudah sangat merindukan sosok ayah Serena yang tak ada di dunia ini, Serena membuka pintu kamar ibunya kemudian ia melihat punggung ibunya yang bergetar tanda bahwa ibunya sedang menangis. Serena duduk di tepi tempat tidur mini itu kemudian mengelus punggung ibunya.
"ibu," panggil Serena lirih
ibu Serena menghapus air matanya kemudian membalikkan tubuhnya, lalu ia duduk dan menatap Serena "ya nak?"
Serena memegang tangan ibunya yang berada diatas paha "ibu tinggal bersama Serena aja ya?"
Ibu Serena -Olin- mengambil alih kini Olin yang memegang tangan Serena "tidak Ser ibu disini saja nanti kalau ibu benar-benar sudah tidak sanggup ibu akan bilang padamu,"
"janji?" Serena menatap ibunya dengan lekat.
Olin menganggukan kepala "janji sayang,"
Serena memeluk Olin dengan sangat erat, begitupun Olin membalas pelukan Serena tak kalah erat.
"Serena pamit pulang bu, Ello ada rapat mendadak. maaf tak bisa menemanimu dan Alex," ucap Serena.
Olin mengecup pipi Serena sejenak "tidak masalah, pulanglah,"
Serena menatap ibunya dengan sinis "Ck! ibu mengusirku. tega sekali!"
Olin langsung tertawa melihat Serena yang terlihat kesal namun ia tahu bahwa Serena melakukan hal itu hanya untuk membuat Olin tertawa, Serena pun bernapas lega setidaknya untuk kali ini ibunya sudah bisa tertawa setelah kepergian ayahnya yang membuat ibunya merasa kehilangan. Serena tahu pasti setelah ini ibunya akan sering menangis sebelum ke kamar Olin, Serena sempat berbicara kepada Alex bahwa jangan sampai Olin sendirian dan kalau bisa Alex tidur bersama ibunya agar Olin tidak kesepian dan tidak terlalu mengingat ayahnya. Serena mengelus pipi ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/91267788-288-k157537.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement Heart (OPEN PO)
Любовные романыDia pria yang dingin, jarang tersenyum, dan bicarapun seadanya ketika berada dikantor bahkan pria itu terkenal sebagai bos yang sangat tegas, namun anehnya sikap pria itu berbanding terbalik ketika sedang berada bersama dengan anak maupun keluargany...